Langsung ke konten utama

Chandra Melihat Lubang Hitam yang “Kalah”

chandra-melihat-lubang-hitam-yang-kalah-astronomi
Sumber sinar-X terang CXO J101527.2+625911 terlihat mengimbangi pusat galaksi induknya. Karena objek ini menunjukkan jejak dari lubang hitam supermasif yang sedang tumbuh, para astronom menganggap objek itu adalah lubang hitam yang diusir setelah mencoba bergabung dengan lubang hitam supermasif lain atau karena interaksi lainnya.
X-ray: NASA/CXC/NRAO/D.-C.Kim; Optik: NASA/STScI.

Lubang hitam supermasif ini mungkin berasal dari proses penggabungan antar galaksi yang menendangnya keluar.

Anda mungkin mengira sebuah lubang hitam dengan massa 160 juta kali lipat Matahari akan sulit bergerak, dan dugaan Anda memang benar. Meskipun demikian, para astronom telah melihat sebuah "lubang hitam pemberontak" yang mengimbangi pusat galaksi induk yang terletak sekitar 3,9 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Dalam sebuah makalah studi yang dipublikasikan di Astrophysical Journal, penulis utama makalah studi Dongchan Kim dari Observatorium Astronomi Radio Nasional di Charlottesville, Virginia bersama para kolega, telah menguraikan penemuan mereka tentang lubang hitam supermasif yang emisi sinar-Xnya, tanda pertumbuhan karena akresi material oleh lubang hitam, mengimbangi pusat galaksi induk dengan selisih jarak 3.000 tahun cahaya.

Lubang hitam yang diberi kode CXO J101527.2+625911, ternyata tidak mudah ditemukan. Pertama, tim harus menganalisis data ribuan gambar sinar-X yang dikumpulkan Observatorium Sinar-X Chandra NASA, untuk menemukan galaksi yang menampung lubang hitam supermasif. Mereka memeriksa kandidat dengan Teleskop Antariksa Hubble NASA untuk mencari dua "puncak" kecerahan pada gambar-gambar optik, yang akan menunjukkan satu dari dua skenario: baik sepasang lubang hitam supermasif yang saling mengorbit, atau satu lubang hitam pemberontak yang digulingkan dari pusat galaksi.

Akhirnya, tim menemukannya pada spektrum Sloan Digital Sky Survey dari setiap galaksi yang sesuai dengan dua kriteria sebelumnya. Spektrum adalah pengamatan yang mengurai cahaya dan memperbolehkan tim astronom untuk dengan mudah mengidentifikasi penumpukkan dan pergerakan.

Lubang hitam supermasif bersemayam di pusat galaksi induk mereka dan tidak banyak bergerak. Bila ada satu objek yang dapat mengimbangi lubang hitam supermasif di pusat galaksi, berarti fenomena yang menarik sedang berlangsung. Para astronom sedang mencari kasus semacam ini, karena mereka dapat menjelaskan pembentukan dan perilaku lubang hitam supermasif serta galaksi di mana mereka tinggal.

CXO J101527.2+625911 memang menunjukkan imbangan dan gerakan istimewa. Kecepatannya tidak sesuai dengan keseluruhan gerak galaksi induk, membuat tim meyakini ia telah mengalami "kekalahan" dari penggabungan dua lubang hitam sebelumnya. Ketika dua lubang hitam bergabung, mereka harus saling mengorbit dan kehilangan momentum sudut sebelum akhirnya bertabrakan. Karena lubang hitam begitu masif, proses ini menghasilkan gelombang gravitasi. Perbedaan massa, putaran dan orientasi kedua lubang hitam yang bergabung menyebabkan asimetri dalam gelombang gravitasi yang dihasilkan. Sehingga pada saat tahap terakhir penggabungan bisa menyebabkan salah satu lubang hitam ditendang keluar. Inilah yang disebut “kalah," dan menghasilkan lubang hitam supermasif tunggal yang bergerak menjauhi pusat galaksi.

Jika skenario ini terdengar tidak asing, karena kasus lain dari lubang hitam yang berpotensi “kalah” baru-baru ini dilaporkan, berdasarkan gambar yang diambil oleh Hubble.

Tim mengakui bahwa masih ada skenario alternatif untuk menjelaskan fenomena dahsyat ini. Galaksi mungkin memiliki dua lubang hitam supermasif, yang salah satunya (di tengah) tumbuh dengan lambat atau tidak diselubungi emisi. Tapi mereka masih menyukai skenario lubang hitam yang “kalah”, karena galaksi induk juga menunjukkan tanda-tanda gangguan di wilayah-wilayah terluar dan laju pembentukan bintang yang begitu cepat. Keduanya merupakan ciri khas peristiwa penggabungan antara dua galaksi yang relatif baru saja terjadi, dan meningkatkan kemungkinan skenario lubang hitam yang “kalah”.

Diperlukan lebih banyak data, kata Kim, untuk memberikan bukti kuat tentang lubang hitam yang “kalah”.

Ditulis oleh: Alison Klesman, www.astronomy.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang