Langsung ke konten utama

Postingan

Bukti Terkuat Keberadaan Tipe Planet Berair di Sistem Kepler-138

Postingan terbaru

Gunung Mistik Nebula Karina

Terletak sekitar 7.500 tahun cahaya dari Bumi, Nebula Karina adalah sebuah wilayah luas pembentuk bintang di galaksi Bima Sakti Kita. Di dalam nebula, bintang-bintang baru yang terbentuk dari awan gas dan debu yang pekat dan gelap, mengikis tempat di mana mereka dilahirkan.   Sementara pilar-pilar yang menjulang tinggi hingga tiga tahun cahaya, terbentuk ketika kantong-kantong gas yang padat menahan erosi dari radiasi intens bintang-bintang baru. Di dua puncak pilar yang disebut Gunung Mistik, pancaran emisi yang dahsyat seolah mengumumkan kelahiran bintang-bintang baru yang terkubur di dalam nebula.   Dalam panjang gelombang cahaya kasat mata, hanya terlihat sebagian kecil bintang karena debu dan gas yang menghalangi cahaya bintang. Namun, dalam panjang gelombang inframerah, terungkap keberadaan sejumlah besar bintang di balik selubung gas dan debu nebula.   Menggunakan Teleskop Antariksa Hubble NASA, para astronom menargetkan Nebula Karina untuk membuat salah satu gambar panorama l

Ketika Lubang Hitam Supermasif Sagitarius A* Menikmati Camilan di Pusat Bima Sakti

Jauh di dalam jantung galaksi spiral Bima Sakti kita, pusaran panas materi terbentuk di sekitar lubang hitam monster yang mengemas massa melampaui satu juta Matahari. Lubang hitam supermasif serupa kemungkinan juga bersemayam di seluruh pusat galaksi. Mereka dikenal sangat rakus, kerap ditemukan menelan bintang, planet, asteroid, komet, dan awan gas yang berkeliaran di wilayah inti galaksi yang padat.   Belum lama ini, Observatorium Antariksa NuSTAR besutan NASA telah menangkap basah lubang hitam supermasif Sagitarius A* di pusat Bima Sakti saat sedang menikmati camilan.   Diluncurkan pada tanggal 13 Juni 2012, NuSTAR didesain untuk mengabadikan fenomena ganas berenergi tinggi di alam semesta. NuSTAR adalah satu-satunya teleskop yang mampu menghasilkan citra tajam dari sinar-X paling energik yang dihasilkan oleh ledakan supernova dan aktivitas rakus lubang hitam.   Kamera tajam NuSTAR memungkinkan para astronom untuk membidik dengan tepat fenomena sinar-X dahsyat yang berasal dari pusa

Tabrakan Dua Galaksi Spiral Massa Sebanding NGC 3256

Ditandai dengan wilayah yang sangat terang di pusat galaksi, pusaran jalur-jalur debu, dan ekor pasang surut gaya gravitasi, citra unik dari galaksi NGC 3256 ini dihasilkan oleh fenomena tabrakan kosmik yang sesungguhnya. Tabrakan antar galaksi yang telah berlangsung selama 500 juta tahun, melibatkan dua galaksi spiral yang membentang sekitar 100 ribu tahun cahaya dalam citra tajam yang ditangkap Teleskop Antariksa Hubble kolaborasi NASA dan ESA.   Meskipun tabrakan antara keduanya berlangsung begitu dahsyat, jarang terjadi tabrakan antar bintang, mengingat mereka saling dipisahkan oleh ruang yang sangat luas. Interaksi gaya gravitasi antara keduanya justru mempengaruhi awan-awan molekuler raksasa yang terdiri dari gas dan debu, memicu peningkatan spektakuler laju pembentukan bintang-bintang baru.   Kedua galaksi sebelumnya memiliki massa yang sebanding, namun dalam proses penyatuan, cakram galaksi mereka telah menghilang, demikian pula dengan inti galaksi yang disembunyikan debu kabur

Bukti Terkuat Keberadaan Tipe Planet Berair di Sistem Kepler-138

M enggunakan data dari T eleskop A ntariksa Hubble dan Spitzer milik NASA, para astronom telah menemukan bukti kuat keberadaan dua planet berair yang mengorbit sebuah bintang 218 tahun cahaya dari Bumi.   S istem planet unik yang diberi kode Kepler-138 itu menampung dunia-dunia yang sama sekali berbeda dengan planet mana pun di tata surya kita.   Sebenarnya para astronom tidak secara langsung mendeteksi air di sistem K epler-138, melainkan melalui perbandingan ukuran dan massa planet yang mengarah ke kesimpulan bahwa 50% volume mereka tersusun atas material yang lebih ringan dari bebatuan, tetapi lebih berat dari hidrogen atau helium. Secara umum material yang seperti itu merupakan molekul air.   Dua dunia di sistem Kepler-138 adalah bukti terbaik yang pernah ditemukan untuk menjawab tipe planet berair yang telah lama digagas oleh para ilmuwan. Namun, para astronom menekankan bahwa kedua planet itu kemungkinan tidak memiliki permukaan yang menampung lautan seperti di planet Bumi kita

Gugus Bintang Globular

Gugus bintang globular adalah salah satu ikatan benda langit tertua di galaksi kita. Keindahan mereka bisa diamati dengan mudah menggunakan teleskop amatir yang mampu mengatasi kilau kerumunan bintang yang tergantung di langit malam layaknya ornamen Natal.   Sekitar 150 gugus bintang globular telah ditemukan menetap di galaksi Bima Sakti kita. Setiap gugus bisa mengandung ratusan ribu hingga satu juta bintang yang menempati volume ruang relatif sempit sekitar 10-30 tahun cahaya.   Pada tahun 1918, astronom Harlow Shapley menyadari eksistensi dan struktur gugus bintang globular. Melalui penelitian distribusi dan jarak mereka, Shapley dapat menyimpulkan lokasi pusat Bima Sakti dan jarak Matahari dari pusat galaksi.   Pada tahun 1930-an, astronom Edwin Hubble menemukan gugus bintang globular di galaksi tetangga Andromeda. Sejak saat, itu gugus bintang globular telah ditemukan mengelilingi galaksi-galaksi lain.   Gugus bintang globular menempati wilayah “galactic halo” yang mengelilingi

Evolusi Alam Semesta

Galaksi pernah dianggap sebagai sebuah pulau terpencil di alam semesta yang menampung gas, debu, dan miliaran bintang yang satu sama lain dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. Namun, galaksi bukanlah sebuah pulau yang terisolasi, karena mereka lebih suka berkumpul dengan galaksi lain.   Gaya gravitasi masif dari galaksi raksasa menarik galaksi tetangga yang berukuran setara dan lebih kecil, membuat mereka berkumpul dalam satu kelompok kecil hingga sebuah gugus yang menampung ratusan galaksi.   Menampung lebih dari 500 galaksi, Abell 1689 merupakan salah satu ikatan gugus galaksi raksasa terbesar di alam semesta yang menduduki wilayah ruang seluas dua juta tahun cahaya, atau kisaran jarak yang memisahkan galaksi Bima Sakti kita dengan Andromeda.   Seiring pemetaan gugus galaksi terdekat oleh para astronom, terungkaplah gambaran tentang struktur jagad raya yang lebih lengkap.   Gugus galaksi ternyata juga cenderung berkumpul menjadi satu dan membentuk ikatan kosmik lebih besar yang dis