Meskipun
saat ini diperkirakan ada seratus miliar komet di wilayah terluar tata surya,
sebelum tahun 1995 hanya ada sekitar 900 komet yang pernah ditemukan. Jumlah
yang sangat sedikit ini karena memang komet adalah benda langit redup yang
sulit dideteksi tanpa bantuan peralatan astronomi yang memadai. Namun, sesekali
sebuah komet akan melintas di depan Matahari sehingga cukup terang untuk
dilihat pada siang hari dengan mata telanjang.
Salah
satu contohnya terjadi pada tahun 1744. Komet Klinkenberg-Chéseaux yang ditemukan
oleh tiga orang astronom amatir pada akhir tahun 1743, menjadi semakin terang
ketika mendekati Matahari. Pada akhir bulan Februari 1744, skala kecerahan
komet mencapai puncak dengan magnitudo semu -7, menjadikannya objek paling
terang di langit setelah Matahari dan Bulan. Sejak saat itu, komet Klinkenberg-Chéseaux
membangkitkan minat para astronom profesional dan amatir di seluruh dunia,
termasuk Charles Messier muda.
Dilahirkan
pada tahun 1730 di Badonviller, Perancis, Messier terpaksa meninggalkan bangku
pendidikan formal pada usia 11 tahun setelah ayahnya meninggal. Sesaat setelah
itu, Messier menyaksikan komet Klinkenberg-Chéseaux yang spektakuler dan memicu
hasratnya untuk menekuni bidang astronomi.
Menginjak
usia ke-21, Messier bekerja sebagai sebagai juru gambar untuk angkatan laut
Prancis. Messier belajar menggunakan peralatan astronomi dan menjadi seorang pengamat
yang terampil. Atas prestasinya, Messier akhirnya dipromosikan menjadi kepala
astronom di Marine Observatory,
Paris, tempat ia mencurahkan minatnya terhadap komet. Messier menemukan lebih
dari selusin komet sehingga dijuluki “Comet
Ferret” oleh Raja Louis XV.
Pada
tahun 1758, ketika sedang mengamati sebuah komet, Messier terganggu oleh benda
berkabut di rasi bintang Taurus. Setelah mengamatinya dengan seksama, Messsier
menyadari benda berkabut itu pasti bukan komet, karena tidak bergerak
mengarungi langit malam. Agar para astronom lain tidak menggangapnya sebagai
komet, Messier mencatatnya dan mulai menyusun katalog “objek mirip komet yang
harus dihindari”.
Objek
mirip komet yang diamati oleh Messier tersebut adalah NGC 1952 dan secara umum
lebih dikenal sebagai Messier 1 alias Nebula Kepiting. Itulah objek pertama
dalam daftar Catalog of Nebulae and Star
Clusters yang disusun Messier. Setelah tutup usia pada tahun 1817, Messier
telah menyusun daftar 103 benda langit yang diamatinya sendiri menggunakan
berbagai teleskop, ditambah penemuan oleh para astronom lain. Katalog Messier
akhirnya direvisi pada abad ke-20 dan saat ini berisi 110 objek.
Katalog
Messier mencakup beberapa objek astronomi paling menarik yang dapat diamati
dari belahan bumi utara. Di antaranya adalah benda langit jauh yang dapat
dilihat dalam detail menakjubkan menggunakan teleskop berukuran besar dan juga
cukup cerah untuk diamati menggunakan teleskop kecil. Karakteristik ini menjadikan
objek Messier target yang sangat populer bagi para astronom amatir
berpengalaman yang didukung peralatan memadai.
Objek
Messier benar-benar populer, bahkan ada penghargaan khusus yang diberikan oleh
Liga Astronomi (sebuah organisasi untuk astronom amatir) kepada para pengamat
yang berhasil mengamati seluruh objek Messier. Mereka akan mendapatkan
sertifikat dan tempat terhormat di Messier
Club.
Meskipun
belum bisa membidik 110 objek dalam Katalog Messier, Teleskop Antariksa Hubble
NASA telah mengamati 96 di antaranya hingga bulan Juni 2018. Beberapa foto yang
diabadikan Hubble menawarkan pemandangan objek Messier secara
keseluruhan, tetapi sebagian besar difokuskan berdasarkan minat studi. Dikenal
sangat efektif dalam perbesaran benda langit, bidang pandang Hubble relatif
sempit, berarti dalam beberapa kasus Hubble harus mengambil banyak
eksposur untuk menangkap seluruh struktur objek yang menghabiskan banyak waktu.
Misalnya
gugus bintang terbuka di dalam katalog Messier, Hubble harus mengambil banyak
eksposur yang memakan waktu lama demi mencapai tujuan sains. Demikian pula
dengan galaksi Andromeda atau Messier 31, untuk membuat
mosaik gambar yang menampilkan hampir setengah struktur galaksi, Hubble telah
mengambil sekitar 7.400 eksposur galaksi Andromeda.
Tidak
seperti kamera digital yang mengambil foto tunggal dalam cahaya merah, hijau
dan biru untuk membuat gambar penuh warna, Hubble mengambil gambar monokrom
pada panjang gelombang cahaya tertentu. Pengamatan pada panjang gelombang
tertentu dibutuhkan untuk mengungkap karakteristik benda langit secara
ilmiah, seperti kandungan unsur-unsur kimia. Pengamatan multi panjang
gelombang juga dikombinasikan untuk menghasilkan foto tunggal yang mengungkap
seluruh karakteristik dan tidak harus berupa foto dalam spektrum penuh cahaya
kasat mata. Dalam kasus tersebut, warna mengindikasikan setiap panjang
gelombang untuk menyorot karakteristik tertentu dan menawarkan pemahaman
mendetail tentang properti objek.
Selain
itu, Hubble juga dipersenjatai dengan kamera inframerah dan ultraviolet yang
mampu mengungkap informasi tersembunyi yang tidak bisa diungkap cahaya kasat mata.
Karena cahaya inframerah dan ultraviolet tidak terlihat oleh mata manusia,
gambar perlu diproses sedemikian rupa sehingga memberikan makna bagi para
pengamat.
Apapun
peralatan yang tersedia, apakah teleskop canggih berbasis darat, teropong sederhana atau hanya dengan mata telanjang, para pengamat langit yang
ingin mencari objek Messier bisa menggunakan data yang dikumpulkan oleh Hubble,
seraya melanjutkan tradisi astronomi amatir.
Apa itu objek Messier?
Messier
membuat daftar katalog berbagai benda langit menakjubkan yang hingga saat ini masih
sering disebut oleh para astronom sebagai “objek M”. Setiap objek Messier
diidentifikasi dengan huruf M dan angka.
Gugus bintang
Pertama,
ada gugus bintang. Menggunakan teleskop modern, gugus bintang dalam daftar Katalog
Messier relatif mudah diamati, bahkan seorang pengamat bisa mengamati setiap bintang
sesuai keinginannya. Namun pada era Messier, ikatan bintang seperti ini hanya
terlihat sebagai bercak langit redup meskipun diamati menggunakan teleskop.
Beberapa di antaranya, seperti Messier 2, gugus bintang globular di rasi Aquarius, nyaris tak bisa diamati hanya dengan mata telanjang.
Gugus
bintang lain relatif mudah diamati tanpa bantuan teleskop, seperti gugus
bintang Messier 13 atau Gugus Hercules dan Messier 45 atau Gugus Pleiades.
Messier 45 adalah sampel terbaik dari gugus bintang terbuka, benda langit yang
tersusun atas sekelompok bintang yang tidak terlalu terikat secara gravitasi. Sedangkan
gugus bintang globular adalah kebalikannya, bisa mengandung hingga ratusan
bintang yang terikat erat secara gravitasi dan membentuk struktur menyerupai bola.
Nebula
Awan
gas dan debu kosmik dikenal sebagai nebula dan tersebar di seluruh galaksi Bima
Sakti kita. Meskipun nebula jauh lebih redup daripada bintang, beberapa di
antaranya seperti Nebula Orion atau Nebula Trifid di Sagitarius, dapat dilihat
dengan mata telanjang pada malam hari gelap gulita tanpa polusi cahaya. Nebula
Orion adalah wilayah penghasil bintang di rasi Orion, sedangkan Nebula
Trifid adalah awan gas hidrogen yang bercahaya (nebula emisi) dan memiliki
bintang yang tertanam di pusat nebula.
Katalog
Messier juga mengandung informasi tentang sisa-sisa ledakan supernova dan
nebula planeter. Ketika supernova terjadi, bintang yang meledak
menghamburkan awan gas dan unsur-unsur lain ke ruang angkasa dengan kecepatan
tinggi. Supernova dipicu oleh kematian bintang masif, yang setidaknya memiliki
massa antara 8-10 massa Matahari. Objek Messier sisa-sisa ledakan supernova paling
terkenal adalah Messier 1 alias Nebula Kepiting yang terletak di
rasi Taurus.
Sedangkan
nebula planeter terjadi ketika bintang dengan massa setara Matahari menutup usia.
Lapisan terluar bintang terlepas dan ukuran bintang menyusut menjadi bintang
katai putih. Messier telah memetakan beberapa di antara, seperti Messier 57 alias Cincin Nebula yang terletak di rasi Lyra.
Galaksi
Katalog
Messier menampung 42 galaksi yang diklasifikasikan berdasarkan bentuk, termasuk
spiral, lentikular, elips dan tak beraturan. Yang paling terkenal adalah
galaksi Andromeda atau Messier 31, galaksi spiral terdekat yang bisa diamati
hanya dengan mata telanjang di langit malam hari.
Terletak 2,5 juta tahun cahaya dari Bumi, Andromeda adalah benda
langit terjauh yang bisa diamati dengan mata telanjang. Selain Andromeda,
seluruh galaksi di dalam Katalog Messier hanya bisa diamati menggunakan
teropong (untuk galaksi terang) dan teleskop (untuk galaksi redup).
Messier Marathon: Mengamati
seluruh objek Messier dalam satu malam
Messier
Marathon adalah sebuah kegiatan yang biasanya diorganisir oleh komunitas
astronomi untuk mengamati seluruh (110) objek Messier dalam satu malam dan
biasanya diadakan setahun sekali dari pertengahan bulan Maret hingga
pertengahan April, mengingat faktor cuaca yang sangat berpengaruh. Para pengamat
biasanya memulai pencarian objek Messier sesegera mungkin setelah Matahari
terbenam. Pencarian dimulai dari belahan barat ke timur langit untuk melihat
sekilas seluruh objek Messier sebelum Matahari terbit.
Keberhasilan
dalam Messier Marathon bisa jadi sangat menantang, terutama ketika seorang
pengamat berusaha menemukan objek yang tertanam di awan bintang luas di Bima
Sakti. Cuaca dan awan bisa mengaburkan beberapa objek Messier yang relatif
redup.
Mereka
yang tertarik untuk mengikuti Messier Marathon biasanya tergabung dalam klub
astronomi. Beberapa klub astronomi bahkan memberikan sertifikat kepada mereka
yang berhasil mengamati seluruh objek Messier hanya dalam satu malam. Sebelum
mengikuti maraton, para pengamat biasanya berlatih terlebih dahulu dengan
menemukan objek Messier pada sepanjang tahun untuk meningkatkan peluang
keberhasilan ketika marathon digelar. Messier Marathon tidak ditujukan bagi
pengamat langit pemula dan hanya bisa dilakukan oleh pengamat langit yang telah
berpengalaman.
Diolah
dari berbagai sumber, berikut 110 daftar objek dalam Katalog Messier:
![]() |
Messier 1. Kredit: NASA, ESA, J. Hester dan A. Loll (Universitas Negeri Arizona) |
Messier 1 (Nebula Kepiting). Mosaik Nebula Kepiting yang disusun dari 24 eksposur
gambar yang ditangkap oleh Hubble selama tiga bulan. Warna-warna yang terlihat
pada gambar tidak akan sama persis dengan apa yang dilihat oleh mata kita,
tetapi memberikan pemahaman tentang komposisi mantan bintang yang spektakuler
ini.
Bintang
neutron yang berputar cepat (inti ultra-padat dari bintang yang telah meledak)
tertanam di pusat Nebula Kepiting. Elektron berotasi hampir secepat cahaya di sekitar garis medan magnet bintang dan menghasilkan cahaya
biru di interior nebula. Bintang neutron seperti mercusuar, menghasilkan radiasi berkas cahaya kembar yang membuatnya tampak berdenyut 30 kali per detik
saat berotasi.
![]() |
Messier 2. Kredit: NASA, ESA, STScI dan A. Sarajedini (Universitas Florida) |
Messier 2, Salah Satu Gugus Bintang Globular Terbesar di Alam Semesta. Messier 2 adalah gugus bintang globular (bola) pertama
yang ditambahkan ke katalog Messier yang terletak sekitar 37.000 tahun cahaya dari Bumi di rasi Aquarius. Gambar inti Messier 2 ini
diambil menggunakan Hubble dalam spektrum cahaya kasat mata dan inframerah.
Messier
2 menampung lebih dari 150.000 bintang. Sebagian besar massa gugus
terkonsentrasi di wilayah pusat dengan kilau aliran bintang yang membentang keluar
gugus. Diameter Messier 2 sekitar 175 tahun cahaya dan merupakan salah
satu gugus bintang globular terbesar di alam semesta.
![]() |
Messier 3. Kredit gambar: ESA/Hubble & NASA, G. Piotto dkk |
Hubble Mengintip Perhiasan Biru Kosmik Messier 3. Gugus bintang globular adalah objek
astronomi yang sangat indah, tetapi gambar Messier 3 yang diabadikan oleh
Hubble ini diakui sebagai yang terindah.
Menampung populasi sekitar setengah juta bintang, perhiasan kosmik berusia delapan miliar tahun
ini adalah salah satu gugus bintang globular terbesar dan paling cemerlang yang
pernah ditemukan. Namun yang membuat Messier 3 istimewa adalah variabel luar
biasa populasi bintang penyusunnya yaitu fluktuasi skala kecerahan bintang dari
waktu ke waktu.
![]() |
Messier 4. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 4, Gugus Bintang Globular Terdekat. Sebagai
rumah bagi lebih dari 100.000 bintang, gugus bintang globular ini diperkirakan menampung sekitar 40.000 bintang tipe katai putih, yaitu inti dari bintang-bintang
purba yang telah mati dan lapisan terluarnya telah dihembuskan ke ruang
angkasa.
Seiring bertambahnya usia, bintang katai
putih lebih dingin, lebih redup dan lebih sulit dideteksi. Usia gugus bintang globular
dapat disimpulkan dari usia bintang katai putih yang paling redup. Karena
bintang-bintang penghuni gugus adalah yang tertua di jagat raya, berusia
hingga 13 miliar tahun, para astronom dapat menggunakannya untuk memperkirakan
usia alam semesta itu sendiri.
Hanya terletak 5.500 tahun cahaya,
Messier 4 adalah gugus bintang globular terdekat dari Bumi. Dengan nilai magnitudo
semu 5,9 dan karena kedekatannya dengan Antares, salah satu bintang paling
terang di langit malam, Messier 4 relatif mudah ditemukan meskipun hanya diamati menggunakan teleskop kecil.
![]() |
Messier 5. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Hembusan Kehidupan Baru bagi Gugus Lanjut Usia Messier 5. Bintang-bintang Messier 5 diyakini diproduksi dari satu pabrik bintang untuk kemudian menua bersama.
Bintang-bintang paling masif menua lebih cepat, karena begitu boros dan
menghabiskan pasokan bahan bakar hanya dalam waktu kurang dari satu juta tahun, lalu mengakhiri hidup dalam ledakan spektakuler supernova. Proses ini seharusnya
meninggalkan populasi bintang-bintang tua bermasa rendah di gugus purba Messier
5.
Namun para astronom justru menemukan banyak
bintang biru belia di antara bintang-bintang purba di Messier 5. Para astronom
memperkirakan bintang-bintang biru yang lahir sangat terlambat ini dihasilkan oleh tabrakan antar bintang atau transfer massa antar bintang biner. Fenomena yang dianggap masuk akal, mengingat gugus bintang globular sangat
rapat dengan jutaan bintang yang saling berdekatan.
![]() |
Messier 6. Kredit gambar: NASA (Wikisky) |
Messier 6: Gugus Kupu-Kupu. Nama alias gugus bintang terbuka Messier 6 disematkan
oleh astronom Amerika Robert Burnham, yang mendeskripsikannya
sebagai “grup menawan yang tersusun layaknya kupu-kupu mengepakkan sayap.” Messier
6 hanya berusia sekitar 100.000 juta tahun, tergolong muda dalam
skala waktu astronomi. Sebagian besar bintang paling terang di dalam gugus adalah bintang-bintang biru belia dan panas.
Terletak 1.600 tahun cahaya dari Bumi di rasi selatan Scorpius
(Kalajengking), seluruh bintang Messier 6 terbentuk dari satu awan molekul antara 51-95 juta tahun yang lalu.
![]() |
Messier 7. Kredit: ESO |
Messier7 atau Gugus Ptolemy. Gugus bintang terbuka ini adalah objek Messier paling
selatan di langit malam dan menjadi benda langit paling menantang untuk diamati
bagi para pengamat yang berada di garis lintang utara, karena rasi Scorpius tidak pernah naik tinggi di atas horizon.
Messier
7 telah dikenal sejak dulu dan diberi nama Gugus Ptolemy karena pertama kali
dicatat oleh Claudius Ptolemy, seorang astronom dan ahli matematika Yunani dari abad ke-2. Ptolemy mendaftarkan gugus bintang terbuka ini ke dalam Almagest yang ia susun sebagai objek nomor 567 dan mendeskripsikannya sebagai “nebula di ekor
Kalajengking” pada tahun 130 Masehi.
![]() |
Messier 8. Kredit: NASA, ESA |
Messier 8 (Nebula Laguna). Seperti karya terbaik Dali, citra Messier 8 oleh Hubble sangat berwarna dan realistis. Terletak di rasi Sagitarius, awan
raksasa gas antarbintang yang berpendar ini adalah kamar bersalin bayi bintang
yang disebut Nebula Laguna.
Meskipun
nama yang disematkan kepadanya sangat sesuai mengingat keindahan objek layaknya
karya seni, “laguna” justru menyembunyikan bintang-bintang masif yang melepaskan radiasi ultraviolet, mengionisasi dan
membuat molekul gas bersinar serta memahat nebula di sekitarnya
menjadi bentuk-bentuk aneh.
![]() |
Messier 9. Kredit gambar: NASA & ESA |
Messier 9, Kemilau Permata Kosmik. Hubble telah menghasilkan gambar Messier 9 paling detail, sebuah gugus bintang globular yang terletak sekitar 25.000 tahun
cahaya dari Bumi di dekat pusat galaksi Bima Sakti. Ikatan bintang yang
membentuk gugus globular ini terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang,
namun Hubble dapat mengatasinya dengan sangat mudah dan mengungkap lebih dari
250.000 bintang di dalamnya.
Lebih
dari 250.000 bintang di dalam gugus terfokus secara mendetail pada detektor Advanced Camera for Surveys Hubble.
Selain menampilkan setiap bintang, Hubble bahkan mampu mengungkap berbagai warna bintang yang terkait dengan suhu bintang.
Semakin merah sebuah bintang, semakin dingin suhunya dan semakin biru warna
bintang maka semakin panas. Variasi suhu bintang dapat diketahui dengan mudah melalui palet warna yang terlihat dalam gambar ini.
![]() |
Messier 10. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 10. Gugus bintang globular ini terkenal karena populasi tinggi blue
stragglers, bintang tua yang memperoleh masa mudanya
kembali melalui proses peremajaan.
Bintang-bintang Messier 10 diperkirakan terbentuk dan menua bersama, sehingga
usia mereka seharusnya kurang lebih sama.
Bintang-bintang blue stragglers dianggap sebagai anomali, dihasilkan baik oleh
tabrakan antar bintang atau interaksi bintang lainnya. Fenomena yang kerap terjadi di dalam gugus bintang globular yang begitu padat, karena dihuni
oleh sekitar satu juta bintang yang jaraknya saling berdekatan.
![]() |
Messier 11. Kredit: ESA/Hubble & NASA, P. Dobbie dkk. |
Messier 11 atau Gugus Bebek Liar. Gambar bertabur bintang ini menunjukkan kepada kita sebagian wilayah Messier 11, yaitu sebuah gugus bintang terbuka di rasi selatan Scutum (Perisai). Messier 11 juga kerap disebut Wild Duck Cluster atau Gugus Bebek Liar,
karena bintang-bintang terang di dalam gugus menyusun huruf “V”, yang terlihat
menyerupai formasi kawanan bebek saat terbang di udara.
Jumlah
bintang gugus bintang terbuka cenderung lebih sedikit dibandingkan gugus bintang
globular, termasuk jumlah bintang muda. Tak terkecuali Messier 11, yang di wilayah pusat menampung banyak bintang biru.
![]() |
Messier 12. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 12, Gugus Bintang Globular yang Menyembunyikan Masa Lalu Tragis. Messier 12 memiliki lebih sedikit bintang bermassa rendah. Para astronom menduga
gaya gravitasi telah menghancurkan banyak bintang bermassa rendah ketika
Messier 12 bergerak melewati wilayah-wilayah yang lebih padat saat mengorbit
pusat galaksi Bima Sakti.
Keadaan
tenang dalam gambar Hubble ini benar-benar menipu, karena Messier 12
menyembunyikan masa lalu yang keras dan tragis. Messier 12 diperkirakan telah
kehilangan sekitar satu juta bintang bermassa rendah karena fenomena ini.
Messier 13, Gugus Hercules. Bagaikan serpihan bola salju yang mengkilap, lebih dari
100.000 bintang memadati gugus bintang globular Messier 13, salah satu gugus
bintang paling terang yang terlihat dari belahan bumi utara. Terletak 25.000
tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 5,8, kota metropolitan
kilau bintang di rasi Hercules ini paling ideal diamati pada bulan Juli
menggunakan teropong.
Lebih
dari 100.000 bintang mengisi volume ruang hanya sekitar 150 tahun
cahaya. Bintang kemerahan yang bersinar paling terang adalah raksasa merah
purba yang telah menua dan ukurannya menggelembung beberapa kali ukuran
aslinya. Karena penuh sesak, sering terjadi tabrakan antar bintang yang menghasilkan bintang-bintang generasi baru. Bintang biru berusia lebih muda
yang dilahirkan oleh tabrakan antar bintang di Messier 13, secara ilmiah
dianggap menarik oleh para astronom.
![]() |
Messier 14. Kredit: NASA, ESA, STScI dan F. Ferraro (Universita di Bologna) |
Messier 14. Hubble telah berhasil menyelesaikan tahap pertama investigasi detektif
kosmik dalam kasus sebuah nova yang meledak setengah abad lalu. Bagaikan
mencari jarum di tumpukan jerami, Hubble telah membawa para astronom untuk menyelidiki wilayah padat gugus bintang globular Messier 14. Selama
lebih dari dua dekade para astronom telah mencari fenomena ledakan nova langka di Messier 14. Namun lingkungan bintang
nova susah diamati mengingat tingginya konsentrasi populasi bintang.
Nova
adalah ledakan bintang yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan skala kecerahan bintang meningkat 10.000 kali lipat hanya dalam waktu
beberapa hari. Selama beberapa bulan berikutnya ledakan memudar dan kecerahan
bintang akan kembali normal seperti semula.
![]() |
Messier 15. Kredit: NASA, ESA |
Messier 15, Gugus Bintang Globular Purba Misterius. Selain menjadi satu gugus
bintang globular tertua yang telah berusia sekitar 12 miliar tahun, Messier 15 adalah objek terpadat dari jenisnya yang pernah ditemukan dan dihuni oleh
bintang-bintang biru sangat panas, termasuk bintang-bintang oranye lebih dingin
yang persebarannya terkonsentrasi di inti gugus.
Messier
15 adalah gugus bintang globular pertama yang diketahui menjadi induk
nebula planeter (cangkang gas dari bintang yang tengah sekarat). Diberi nama
Pease 1, nebula planeter ini terdeteksi pada tahun 1928 oleh Francis G. Pease
dan merupakan satu dari hanya empat nebula planeter di gugus bintang globular yang pernah ditemukan.
![]() |
Messier 16. Kredit: NASA, ESA dan the Hubble Heritage Team (STScI/AURA) |
Messier 16 (Nebula Elang). Membentang sekitar 4-5 tahun cahaya, Pilar Penciptaan
adalah fitur astronomi legendaris meskipun hanya wilayah kecil dari keseluruhan
Nebula Elang seluas 70x55 tahun cahaya. Meskipun fitur mirip
tebing/pegunungan semacam itu kerap ditemukan di wilayah-wilayah pembentuk bintang, struktur
Messier 16 sejauh ini adalah yang paling fotogenik dan menggugah. Gambar Hubble
ini begitu populer sehingga muncul di film, acara televisi, kaos, bantal dan
bahkan di sebuah prangko.
Pilar
Penciptaan menyembunyikan bintang-bintang
yang baru saja dilahirkan. Warna biru pada gambar adalah oksigen, merah adalah
sulfur dan hijau adalah nitrogen dan hidrogen. Pilar-pilar tersebut
bermandikan cahaya ultraviolet dari sekelompok bintang muda yang terletak tepat
di luar bingkai. Angin dari bintang-bintang ini mengikis menara gas dan debu secara
perlahan.
![]() |
Messier 17. Kredit: NASA, H. Ford (JHU), G. Illingworth (UCSC/LO), M. Clampin (STScI), G. Hartig (STScI), Tim Sains ACS dan ESA |
Messier 17 (Nebula Omega atau Nebula Angsa). Messier 17 adalah salah satu gugus
bintang termuda di Bima Sakti yang baru berusia 1 juta tahun. Banyak bintang
muda di dalam gugus yang sulit diamati karena diselimuti oleh gas dan debu.
Radiasi kuat bintang-bintang muda mengikis dan menguapkan awan tebal gas dingin
tempat mereka dilahirkan. Sebuah kantong gas juga terlihat di wilayah pusat nebula yang paling terang (bagian bawah gambar) dan ukurannya sekitar 10 kali lebih
besar daripada tata surya kita. Kantong-kantong gas padat lainnya telah membentuk
fitur gelap yang menjorok ke dalam di kiri bawah gambar.
Diterangi
oleh radiasi ultraviolet dari bintang-bintang muda masif di sisi kanan foto,
Messier 17 adalah
salah satu wilayah pabrik bintang terbesar di galaksi Bima Sakti. Terletak
5.500 tahun cahaya dari Bumi di rasi Sagitarius, dengan magnitudo 6 Messier 17 dapat diamati menggunakan teropong.
![]() |
Messier 18. Kredit: Wikisky |
Messier 18, Gugus Bintang Terbuka Paling Sulit Ditemukan. Messier 18 terletak di antara dua objek Messier terkemuka
lainnya, Messier 17 (Nebula Omega atau Nebula Angsa) dan Messier 24 (Awan
Bintang Sagittarius). Gugus ini sulit ditemukan karena berukuran kecil, jauh
dan tidak bisa diamati tanpa bantuan alat. Messier 18 adalah objek tersulit
untuk ditemukan di antara 11 objek Messier lainnya di area langit yang sama.
Ditambah posisinya yang tepat berada di latar belakang bidang galaksi, semakin membuatnya sulit ditemukan, termasuk untuk menentukan dengan pasti berapa banyak
jumlah bintang di dalamnya.
![]() |
Messier 19. Kredit: NASA, ESA, STScI dan I. King (Universitas California) |
Messier 19. Semua bintang di dalam gugus
globular mengorbit pusat gravitasi bersama, sehingga menyusun struktur menyerupai bola. Beberapa gugus bintang globular, termasuk Messier 19, memiliki bentuk yang agak
lonjong. Karena hanya terletak 6.500 tahun cahaya dari pusat galaksi Bima
Sakti, gaya pasang surut gravitasi masif dari pusat galaksi merentangkan
Messier 19.
Ditemukan oleh Charles Messier pada tahun
1764, Messier 19 terletak 28.500 tahun cahaya dari Bumi di rasi Ophiuchus dan paling ideal diamati selama bulan Juli. Dengan magnitudo
semu 7,7, Messier 19 bisa diamati menggunakan teropong meskipun hanya
akan terlihat sebagai sebuah bercak cahaya redup.
![]() |
Messier 20. Kredit: NASA, ESA dan the Hubble Heritage Team (AURA/STScI); F. Yusef-Zadeh (Northwestern University) |
Messier 20 (Nebula Trifid). Gambar Hubble yang terlihat agak menakutkan ini menampilkan
pusat Nebula Trifid dan fitur tiga pita sayap tebal yang menjadi nama
nebula. Sekelompok bintang masif dan terang yang baru saja dilahirkan, bisa
diamati dengan mudah bergerak mengarah ke pusat nebula. Mereka melepaskan
banjir radiasi ultraviolet yang secara dramatis memengaruhi struktur dan evolusi
nebula di sekitarnya. Bintang tidak bisa lagi diproduksi di sana,
karena radiasi intens dari sekelompok bintang terang ini telah mengembuskan gas
dan debu pembentuk bintang.
Tiga
jalur persilangan gelap yang besar antara debu antarbintang menjadikan Nebula
Trifid sebagai salah satu wilayah kelahiran bintang paling mencolok dan
paling terkenal di langit malam. Siluet debu terhadap kilauan gas yang
diterangi cahaya bintang, seolah memeluk bintang-bintang terang di jantung
Nebula Trifid.
![]() |
Messier 21. Kredit gambar: Wikisky |
Messier 21, Gugus Bintang Terbuka di Sagitarius. Messier 21 didominasi oleh
bintang-bintang kecil redup, tetapi beberapa bintang raksasa biru juga
menyebutnya rumah. Menampung setidaknya 57 bintang yang telah dikonfirmasi,
gugus bintang terbuka Messier 21 cukup rapat karena hanya menempati volume
ruang yang relatif sempit.
Terletak 4.250 tahun cahaya dari Bumi di rasi selatan Sagitarius, Messier 21 juga diberi kode NGC 6531 di New General Catalogue.
![]() |
Messier 22. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 22, Objek Studi Populer bagi Astronom Profesional. Saat memindai langit malam untuk mencari planet Saturnus pada bulan Agustus
1665, astronom amatir asal Jerman Abraham Ihle justru menemukan gugus bintang
globular Messier 22. Objek astronomi itu adalah salah satu objek pertama dari
jenisnya yang pernah terdeteksi.
Dihuni
oleh bintang-bintang tertua, gugus bintang globular juga menjadi objek studi
populer bagi para astronom profesional. Messier 22 mempunyai beberapa fitur
tambahan yang sangat menarik, yaitu dua lubang hitam bermassa bintang dan enam
objek seukuran planet (ditemukan oleh Hubble). Messier 22 juga menjadi satu dari hanya empat gugus bintang globular yang pernah ditemukan menjadi induk nebula planeter, cangkang gas berwarna-warni yang dilepaskan oleh sebuah
bintang pada akhir masa kehidupannya.
![]() |
Messier 23. Kredit: Wikisky |
Messier 23, Salah Satu Gugus Bintang Terbuka Tertua di Bima Sakti. Terletak 2.150 tahun cahaya dari Bumi di rasi Sagitarius, Messier 23
menampung setidaknya 176 bintang yang telah dikonfirmasi. Messier 23 membentang
seluas 15x20 tahun cahaya dan berusia sekitar 220 juta tahun, salah satu gugus bintang terbuka tertua di galaksi Bima Sakti kita.
![]() |
Messier 24. Kredit: Tomas Mazon |
Messier 24, Awan Bintang Sagitarius. Dengan
lebar sekitar 600 tahun cahaya, Messier 24 berada di lengan spiral Sagitarius
galaksi Bima Sakti. Menduduki area 90 menit busur langit, Messier 24 akan
terlihat sekitar sembilan kali lebih besar daripada bulan purnama di langit malam. Awan
Bintang Sagitarius dapat dilihat kapan saja jika galaksi Bima Sakti itu sendiri
terlihat.
Ukuran dan kecerahan Messier 24 di langit
malam membuatnya mudah ditemukan tanpa bantuan
instrumen. Messier 24 dianggap lebih istimewa daripada objek Messier
lainnya, yang sebagian besar adalah benda langit tunggal yang mudah
didefinisikan, seperti nebula, gugus bintang dan galaksi. Awan Bintang
Sagitarius adalah ikatan dari jutaan bintang yang ditemukan di sepanjang
bidang Bima Sakti dan terlihat melalui sebuah celah di jalur debu galaksi.
Tanpa debu dan gas yang mengaburkan pandangan, seluruh Bima Sakti akan tampak
seterang Messier 24.
![]() |
Messier 25. Kredit: Wikisky |
Messier 25, gugus bintang terbuka IC 4725 ini membentang sekitar 19 tahun cahaya dan menduduki area langit seluas 32 menit
busur. Sebagai salah satu objek Messier yang bisa diamati hanya dengan mata
telanjang pada malam hari gelap gulita tanpa polusi cahaya, Messier 25 cukup
mudah ditemukan menggunakan teropong. Pengamat langit bisa
menemukannya 6,5 derajat ke utara dan sedikit ke timur dari Lambda Sagittarii
(Kaus Borealis), bintang di puncak pola bintang (asterisme) Teapot Sagitarius.
Terletak 2.000 tahun cahaya dari Bumi, nama lain Messier 25 adalah IC 4725 di Index Catalogue. Karena tidak memiliki
nomor NGC (New General Catalogue)
untuk alasan yang tidak diketahui, John Louis Emil Dreyer, seorang astronom Denmark-Irlandia, akhirnya menambahkan Messier 25 ke Index Catalogue kedua pada tahun 1908
menggunakan data dari astronom Amerika Solon Irving Bailey.
![]() |
Messier 26. Kredit: Wikisky |
Messier 26 adalah sebuah gugus bintang terbuka yang terletak 5.000 tahun cahaya di rasi Scutum. Messier 26 juga diberi kode NGC 6694 di New General
Catalogue. Messier 26 diperkirakan baru berusia 89 juta tahun,
relatif muda dalam skala astronomi, dan menampung 90 bintang.
Dengan
magnitudo semu 8, Messier 26 tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Teleskop
berukuran 6 dan 8 inci mumpuni untuk menyelesaikan sekitar 25 bintang yang bersinar paling terang di dalam gugus. Bulan Juni hingga September adalah waktu ideal untuk mengamati Messier 26.
![]() |
Messier 27. Kredit: NASA/ESA dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA) |
Messier 27 (Nebula Dumbbell). Nebula adalah salah satu objek astronomi yang dihasilkan
oleh terkelupasnya lapisan terluar sebuah bintang tua dalam tampilan warna yang
bercahaya. Gambar yang ditangkap oleh Hubble ini hanya memperlihatkan sebagian
kecil Messier 27. Warna biru adalah unsur oksigen, hijau hidrogen, merah sulfur
dan nitrogen.
Menjelang
akhir kehidupannya, sebuah bintang yang telah memasuki usia senja akan
menciptakan simpul gas dan debu yang menembus ruang angkasa. Messier 27
memiliki banyak simpul, beberapa di antaranya seperti jari yang menunjuk
bintang di pusat nebula (kiri atas), sementara yang lain adalah awan yang terisolasi,
dengan atau tanpa ekor. Ukuran rata-rata simpul gas dan debu berkisar antara 17-56 miliar kilometer, beberapa kali jauh dari jarak Pluto-Matahari. Setiap simpul memiliki massa setara dengan tiga massa Bumi.
![]() |
Messier 28. Kredit: ESA/Hubble & NASA, J.E. Grindlay dkk |
Identitas Sejati Gugus Bintang Messier 28. Ketika astronom Charles Messier pertama kali
menambahkan Messier 28 ke dalam katalog yang ia susun pada tahun 1764, ia membuat
kesalahan karena menyebutnya sebagai “nebula (bulat) yang tidak mengandung
bintang.” Saat ini kita mengetahui, nebula adalah awan yang sangat luas dan
sering bersinar oleh debu antarbintang dan gas terionisasi. Sampai awal abad
ke-20, nebula mewakili benda astronomi yang tidak terlokalisir dan terisolasi
dengan jelas.
Kesalahan
Messier bisa dipahami. Sementara Messier 28 sangat mudah dikenal sebagai
gugus bintang globular dalam gambar ini, pada saat itu sama sekali tidak
dikenali dari Bumi. Bahkan meskipun diamati menggunakan teropong, Messier 28 terlihat
sangat redup karena efek distorsi atmosfer Bumi menghalangi cahaya sehingga hanya terlihat sebagai bercak redup di langit.
![]() |
Messier 29. Kredit: Adam Block/Mount Lemmon Sky Center/University of Arizona |
Messier 29 menduduki area 7 menit busur di wilayah padat Bima Sakti, ukurannya relatif kecil, hanya seperempat ukuran bulan purnama di langit. Diameter linier
gugus ini hanya 11 tahun cahaya. Messier 29 sebenarnya adalah bagian dari
Cygnus OB1, sekelompok bintang yang memiliki gerakan, usia dan asal usul yang sama.
Dibandingkan
gugus bintang globular, kerabat kosmik yang bisa dihuni oleh ratusan ribu
bintang, gugus bintang terbuka Messier 29 hanya menampung kurang dari 50 bintang
yang tersebar dan kurang terkonsentrasi. Bintang-bintang paling terang Messier
29 menyusun satu pola segi empat dan tiga pola segitiga apabila diamati
menggunakan teleskop 3,1 inci.
![]() |
Messier 30. Kredit: NASA/ESA |
Messier 30 adalah gugus bintang globular yang sebagian besar dihuni oleh
bintang-bintang tua. Kepadatan konsentrasi populasi bintang mengarah ke peremajaan
beberapa bintang tua yang memperoleh kembali masa mudanya sebagai “blue straggler”
atau “rejuvenated star” (peremajaan
bintang biru).
Messier
30 ditemukan oleh Charles Messier pada tahun 1764. Terletak sekitar 28.000
tahun cahaya dari Bumi di rasi Capricornus, magnitudo semu Messier 30
adalah 7,7 dan dapat diamati menggunakan teropong. Messier 30 paling ideal diamati selama bulan September.
![]() |
Messier 31. Kredit: NASA, ESA, J. Dalcanton, B.F. Williams dan L.C. Johnson (Universitas Washington), tim PHAT dan R. Gendler |
Messier 31 (Galaksi Andromeda) dalam Mosaik Gambar 1,5 Miliar Piksel. Dihimpun dari 7.398 tangkapan kamera yang diambil dari 411 titik, gambar galaksi tetangga utama terdekat kita Andromeda adalah mosaik terbesar Hubble hingga saat ini. 1,5 miliar piksel dalam
mosaik mengungkap lebih dari 100 juta bintang dan ribuan gugus bintang yang
tertanam di cakram Messier 31 yang berbentuk mirip pancake (kue serabi).
Meskipun terpisah lebih dari 2 juta tahun
cahaya, Hubble mumpuni untuk mengatasi setiap bintang dalam bentangan cakram
sepanjang 61.000 tahun cahaya. Hubble bagaikan memotret sebuah pantai dan
mengatasi setiap butiran pasir.
Messier 32, galaksi satelit Andromeda ini memiliki 8.000 bintang biru yang mengitari inti galaksi bagaikan kepingan salju. Galaksi elips
ini terletak 2,5 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi Andromeda dan
menjadi satu dari dua galaksi satelit yang mengorbit galaksi
Andromeda.
Sebagian besar gambar Messier 32 dihasilkan
oleh observasi ultraviolet Hubble dan menyediakan bukti sumber cahaya ultraviolet yang berasal dari populasi bintang-bintang panas yang sedang
membakar helium menjelang akhir kehidupan mereka. Tidak seperti Matahari yang
melakukan reaksi berantai fusi nuklir untuk melebur hidrogen menjadi helium,
bintang-bintang lanjut usia ini telah lama menghabiskan bahan bakar hidrogen
dan saat ini membakar helium menjadi unsur yang lebih berat.
![]() |
Messier 33. Kredit: NASA, ESA, dan M. Durbin, J. Dalcanton dan B. F. Williams (Universitas Washington) |
Messier 33 alias Galaksi Triangulum, terletak di rasi bintang yang menyusun pola segitiga
sehingga dijuluki Galaksi Triangulum. Hanya sekitar setengah ukuran galaksi
Bima Sakti kita, Messier 33 adalah anggota terbesar ketiga dari Grup Lokal setelah Andromeda (Messier 31) dan Bima Sakti.
Struktur
spiral galaksi Triangulum yang tersusun rapi mengindikasikan beberapa jejak interaksi dengan galaksi-galaksi di dekatnya. Hanya sedikit lebih jauh dari
Andromeda, yaitu sekitar 3 juta tahun dari Bumi, Messier 33
diduga menjadi pengiring Andromeda dan keduanya bergerak mengarah ke kita.
Messier 33 berpotensi menjadi pihak ketiga yang terlibat dalam fenomena tabrakan dahsyat antara Andromeda dan Bima Sakti sekitar 4 miliar tahun yang
akan datang.
![]() |
Messier 34. Kredit: Wikisky |
Messier 34 adalah sebuah gugus bintang terbuka terang berukuran besar yang terletak sekitr 1.500 tahun cahaya dari Bumi di
rasi utara Perseus. Dengan diameter 14 tahun cahaya dan magnitudo semu 5,5, Messier 34 diberi kode NGC 1039 di New
General Catalogue. Bersama Messier 76 atau Nebula Dumbbell Kecil, Messier
34 adalah satu dari hanya dua objek langit Katalog Messier yang terletak di rasi Perseus.
Diperkirakan menampung antara 100-400 bintang dengan massa 0,12-1,0 massa Matahari, setidaknya
19 bintang di antaranya adalah katai putih, sisa-sisa bintang dengan massa
setara Matahari namun hanya seukuran planet Bumi. Messier 34 adalah gugus
bintang yang relatif muda, dengan perkiraan usia antara 200-250 juta tahun.
Bintang paling terang di Messier 34 memiliki magnitudo visual 7,9.
![]() |
Messier 35. Kredit: Wikisky |
Messier 35, satu-satunya objek Messier di Gemini, diketahui mengarah ke kita dengan kecepatan
5 km/detik. Ukuran gugus bintang terbuka ini relatif besar. Dengan magnitudo
semu 5,3 dan terletak sekitar 2.800 tahun cahaya dari Bumi, Messier 35 juga diberi kode NGC 2168 di New
General Catalogue. Menduduki area 28 busur menit di langit dan berdiameter
24 tahun cahaya, Messier 35 kira-kira seukuran bulan purnama di langit malam. Kerapatan wilayah di pusat gugus sekitar 6,21 bintang per parsec
kubik dengan massa antara 1.600 hingga 3.200 kali Matahari.
![]() |
Messier 36. Kredit: Wikisky |
Messier 36 atau Gugus Kincir adalah sebuah
gugus bintang terbuka yang terletak di rasi utara Auriga yang menduduki
area 12 menit busur di langit. Memiliki kemiripan dengan Gugus Pleiades
(Messier 45) di rasi Taurus, Gugus Kincir setidaknya menampung 60
bintang. Ukuran keduanya hampir sama, namun Messier 36 adalah gugus bintang
terbuka terjauh yang dikatalogkan Charles Messier, sekitar 10 kali lebih jauh
dari Bumi dibandingkan Pleiades.
Seorang pengamat dapat melokalisir Messier 36
dengan menarik garis imajiner dari Alnath (El
Nath) di Taurus ke Menkalinan di Auriga. Rasi Auriga mudah
ditemukan karena bintang-bintangnya yang paling terang menyusun pola pentagon tepat di
atas Orion, di sebelah barat laut Gemini dan di sebelah timur laut Taurus dan
gugus Pleiades.
![]() |
Messier 37. Kredit: Wikisky |
Messier 37 terletak di arah yang berlawanan
dengan pusat galaksi Bima Sakit bila dilihat dari Bumi dan dapat ditemukan
dengan terlebih dahulu mengidentifikasi pola pentagon yang disusun oleh
bintang-bintang paling terang di Auriga. Rasi bintang ini terletak di langit
utara, tepatnya di sebelah timur laut Taurus dan barat laut Gemini.
Berusia antara 347 hingga 550 juta tahun,
Messier 37 menampung setidaknya 500 bintang, dengan 150 di antaranya memiliki
magnitudo melampaui 12,5. Dengan massa sekitar 1.500 kali Matahari, Messier 37 mengorbit pusat
Bima Sakti dengan periode 219,3 juta tahun dari titik terdekat 19.600 tahun
cahaya ke titik terjauh 30.700 tahun cahaya.
![]() |
Messier 38. Kredit: Wikisky |
Messier 38 atau Gugus Bintang Laut relatif
mudah ditemukan karena terletak di dalam poligon (banyak sudut) yang disusun oleh bintang-bintang paling terang Auriga. Titik utara poligon ditandai oleh
Capella, bintang paling terang ketiga di belahan bumi utara. Messier 38 terletak kira-kira dua pertiga jarak dari Capella ke Alnath (El Nath), bintang paling
terang kedua di rasi Taurus, sebelah selatan Capella.
Pola huruf X Gugus Bintang Laut bahkan lebih
mudah diamati menggunakan teleskop 8 inci, yang juga mampu mengungkap seluruh bintang
yang sebagian besar berpasangan atau menyusun sistem biner (ganda). Messier
38 diperkirakan berinteraksi secara gravitasi dengan gugus bintang terbuka NGC
1907 di dekatnya, yang dapat ditemukan sekitar 30 menit busur ke selatan.
![]() |
Messier 39. Kredit: Christian van Endern |
Messier 39 adalah sebuah gugus bintang
terbuka di rasi Cygnus (Angsa) yang terletak 824,4 tahun
cahaya dari Bumi. Dengan magnitudo semu 5,5, Messier 39 diberi kode NGC 7092 di New General Catalogue.
Diperkirakan baru berusia antara 200-300 juta tahun, relatif muda
dalam skala waktu astronomi, seluruh bintang di dalam gugus masih menjadi
bintang deret utama dan belum berevolusi menjadi raksasa merah.
Menduduki area langit 32 menit busur dengan
diameter 7 tahun cahaya, Messier 39 lebih besar daripada bulan purnama di langit
malam hari. Gugus relatif longgar yang menampung 30 bintang ini tidak terlalu
terikat oleh gaya gravitasi dan diketahui mendekati kita dengan kecepatan 28
km/detik. Bintang paling terang Messier 39 adalah tipe spektral A0 dan memiliki
magnitudo visual 6,83. Ditemukan pula banyak bintang yang berpasangan atau menyusun sistem biner (ganda).
![]() |
Messier 40. Kredit: Wikisky |
Messier 40 atau Winnecke 4 (WNC 4) adalah bintang ganda yang terletak 510 tahun cahaya dari Bumi di rasi Ursa Mayor (Beruang Besar). Sebagai satu dari tiga objek Messier yang bukan objek deep sky, Messier 40 tidak tercantum di New General Catalogue (NGC). Dua objek lainnya adalah Messier 24
(Awan Bintang Sagitarius) dan Messier 73, asterisme (pola bintang) yang disusun oleh empat bintang di rasi Aquarius.
![]() |
Messier 41. Kredit: Wikisky |
Messier 41 adalah gugus bintang relatif longgar dan dapat diamati dengan jelas
menggunakan teleksop kecil dan paling ideal diamati pada perbesaran rendah. Messier
41 menduduki area langit 38 menit busur dengan diameter 25 tahun cahaya atau
kira-kira seukuran bulan purnama di langit malam. Diperkirakan baru berusia
antara 190 hingga 240 juta tahun, Messier 41 diketahui bergerak menjauhi kita
dengan kecepatan 23,3 km/detik.
Terletak
sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi di rasi Canis Major (Anjing Besar) dengan magnitudo semu 4,5, Messier 41 diberi kode NGC 2287 di New General Catalogue.
![]() |
Messier 42. Kredit: NASA, ESA, M. Robberto (Space Telescope Science Institute/ESA) dan the Hubble Space Telescope Orion Treasury Project Team |
Messier 42, Pabrik Bintang Nebula Orion, diyakni sebagai api kosmik penciptaan oleh
peradaban suku Maya Mesoamerica. Nama Nebula Orion lebih populer daripada
Messier 42. Pabrik bintang ini telah dikenal oleh berbagai peradaban
sepanjang sejarah manusia. Nebula Orion hanya terletak 1.500 tahun cahaya,
menjadikannya wilayah penghasil bintang terbesar terdekat dari Bumi.
Anggapan
peradaban suku Maya yang meyakini Nebula Orion sebagai api kosmik
penciptaan sangat masuk akal. Nebula Orion adalah awan debu dan gas raksasa dan banyak bintang yang ditempa di sana. Wilayah pusat nebula yang cerah adalah rumah bagi empat bintang muda masif yang membentuk struktur nebula.
Keempat bintang masif disebut Trapezium
karena menyusun pola mirip trapesium. Cahaya ultraviolet dahsyat yang dilepas
oleh keempat bintang Trapezium
mengukir lubang di nebula dan mengganggu pertumbuhan ratusan bintang lainnya
yang berukuran lebih kecil.
![]() |
Messier 43. Kredit: NASA, ESA, M. Robberto (Space Telescope Science Institute/ESA) dan the Hubble Space Telescope Orion Treasury Project Team |
Messier 43. Hanya dipisahkan oleh sebuah jalur gelap debu dari Nebula Orion (Messier
42), Messier 43 dikenal sebagai nebula tersendiri oleh astronom Prancis
Jean-Jacques d'Ortous de Mairan pada tahun 1731. Sebuah bintang masif terlihat
menyinari Messier 43 dan memahat awan debu dan gas kosmik dengan radiasinya.
Para astronom menyebut wilayah tersebut sebagai miniatur Nebula Orion mengingat
ukurannya yang kecil dan bintang tunggal yang membentuknya. Ukuran Nebula Orion
sendiri jauh lebih besar dan memiliki empat bintang masif yang mengukir fitur
debu dan gas nebula.
Kedua
nebula adalah bagian dari pabrik bintang masif Orion Molecular Cloud Complex, yang mencakup beberapa nebula
lainnya, seperti Nebula Kepala Kuda (Barnard 33) dan Nebula Api (NGC 2024). Di pusat gambar Messier 43 yang diambil menggunakan kamera cahaya kasat
mata dan inframerah Hubble, bersemayam sebuah bintang masif yang mendistorsi gas dan debu di sekitarnya.
![]() |
Messier 44. Kredit gambar: Wikisky |
Messier 44, Gugus Sarang Lebah diketahui telah mengalami segregasi massa, suatu proses yang
sering kali dijumpai pada gugus bintang dan sistem yang terikat secara
gravitasi lainnya (misalnya gugus galaksi). Segregasi massa membuat objek yang
lebih masif cenderung mengarah ke wilayah pusat, sedangkan yang kurang masif
menjauhi pusat. Oleh karena itu, bintang-bintang terang dan masif Messier 44
kini terkonsentrasi di wilayah pusat gugus sementara anggota yang kurang masif
ditemukan di pinggiran gugus.
Pada
tahun 2012, para ilmuwan menemukan dua planet yang mengorbit bintang induk
masing-masing di Gugus Sarang Lebah. Inilah planet-planet pertama yang
ditemukan mengorbit bintang mirip Matahari di sebuah gugus bintang. Diberi nama
Pr0201b dan Pr0211b, kedua planet tersebut adalah Jupiter panas atau raksasa
gas mirip Jupiter dengan suhu sangat tinggi karena mengorbit bintang induk dari
jarak sangat dekat.
![]() |
Messier 45. Kredit: NASA dan the Hubble Heritage Team (STScI/AURA); dan George Herbig dan Theodore Simon (Institut Astronomi, Universitas Hawaii) |
Messier 45 atau Gugus Pleiades, juga biasa disebut Seven
Sisters, Kartika atau Lintang Wuluh
dalam tradisi Jawa. Messier 45 telah diamati sejak zaman baheula, sehingga tidak
diketahui siapa yang pertama kali menemukannya. Namun ilmuwan Italia Galileo Galilei yang terkenal karena menemukan bulan-bulan terbesar Jupiter
dan memperjuangkan model heliosentris tata surya, adalah orang pertama yang
diketahui mengamati Messier 45 menggunakan teleskop.
Hubble
telah mengabadikan fitur menakutkan dari sulur-sulur tipis awan antarbintang yang
diporak-porandakan oleh salah satu bintang paling terang di Messier 45.
Layaknya kembang api menerangi awan gelap di malam hari, permukaan awan hitam
pekat gas dingin berdebu tampak memantulkan cahaya bintang sehingga
menghasilkan “nebula refleksi”.
![]() |
Messier 46. Kredit gambar: Jose Luis Martinez |
Messier 46 adalah salah satu benda langit penemuan original Charles Messier pada tahun
1771 setelah katalog edisi pertama dipublikasikan. Bersama objek Messier 47 dan
Messier 48, Messier 46 dimasukkan ke dalam daftar katalog edisi kedua pada
tanggal 19 Februari 1771, hanya selisiih tiga hari setelah Mesier
mempresentasikan katalog edisi pertama ke akademi.
Posisi
Messier 46 tidak terlalu jauh dari Messier 47, gugus bintang terbuka lain di
rasi Puppis, yang juga menjadi tempat tinggal bagi gugus terbuka lain di
katalog Messier. Objek Messier 93 terletak sekitar 9 derajat di selatan Messier
46 dan Messier 47. Sedangkan gugus bintang terbuka lain di luar katalog
Messier, NGC 2423, dapat diamati hanya 0,5 derajat di sebelah utara Messier 47.
![]() |
Messier 47. Kredit: ESO |
Messier 47 dianggap sebagai objek Messier yang hilang, sebelum astronom Kanada T.F.
Morris mengungkap entri katalog ke-47 Messier dan NGC 2422 adalah benda
langit yang sama. Morris juga mengidentifikasi Messier 48 yang juga dianggap
benda langit katalog Messier yang hilang.
Messier
membuat kesalahan dalam perhitungan, sebab menentukan deklinasi dengan cara mengukur
perbedaan antara deklinasi Messier 47 dengan deklinasi bintang pembanding yang
sebelumnya telah diketahui. Koordinat tepat asensio rekta dapat ditentukan
dengan mencatat waktu ketika Messier 47 dan bintang pembanding diamati pada
bidang pandang teleskop. Interval waktu bisa berpengaruh dalam koordinat
asensio rekta. Perbedaan antara posisi di mana Messier mengamati gugus dan
bintang pembanding, 2 Navis atau 2 Puppis, jika diterapkan secara berlawanan
akan mengarah ke NGC 2422.
![]() |
Messier 48. Kredit: NASA |
Messier 48 adalah sebuah gugus bintang terbuka yang terletak di Hydra, rasi bintang
terbesar di langit. Dengan magnitudo semu 5,5, dan terpisah sejauh 1.500 tahun
cahaya dari Bumi, Messier 48 diberi kode NGC 2548 di New General Catalogue.
Messier
48 dapat diamati hanya dengan mata telanjang pada malam hari gelap gulita tanpa
polusi cahaya dan paling ideal diamati menggunakan teropong atau
teleskop kecil dengan perbesaran rendah karena mencakup area langit hampir dua
kali ukuran bulan purnama. Hanya dengan teropong atau teleskop kecil,
seorang pengamat dapat menemukan sekitar 50 bintang dengan magnitudo lebih dari
13.
![]() |
Messier 49. Kredit: NASA, ESA, STScI dan J. Blakeslee (Dominion Astrophysical Observatory) |
Messier 49, Jantung Cemerlang dari Sebuah Galaksi Masif. Terletak 56 juta
tahun cahaya dari Bumi dan berukuran 157.000 tahun cahaya, Messier 49 adalah anggota
pertama dari gugus galaksi Virgo yang berhasil ditemukan, karena lebih
cemerlang daripada galaksi-galaksi lain.
Dibandingkan
dengan galaksi spiral, galaksi elips cenderung didominasi oleh bintang-bintang
yang usianya lebih tua dengan bintang-bintang biru muda yang jumlahnya lebih
sedikit. Warna Messier 49 tampak sangat kuning, mengindikasikan bintang-bintang yang menyusun galaksi ini sebagian besar lebih tua dan lebih
merah daripada Matahari. Bahkan, produksi bintang dalam jumlah besar yang
terjadi di dalam galaksi ini terjadi sekitar enam miliar tahun yang lalu,
sebelum Matahari dilahirkan!
![]() |
Messier 50. Kredit gambar: Wikisky |
Messier 50 atau Gugus Berbentuk Hati adalah sebuah gugus bintang terbuka besar nan
terang yang terletak di rasi Monoceros, sekitar 3.200 tahun cahaya dari
Bumi. Messier 50 berada di sebelah timur Orion, dekat perbatasan antara rasi
Monoceros dan Canis Major. Menduduki area langit kira-kira setengah ukuran
Bulan Purnama, gugus ini relatif mudah ditemukan karena hanya terletak 9,5
derajat utara-timur laut dari Sirius, bintang paling terang di langit malam
hari.
Selain
itu, Messier 50 juga dapat ditemukan sekitar 20 derajat di sepanjang garis yang
dibentuk oleh tiga bintang terang Sabuk Orion, tepatnya dua perlima dari jarak
Sirius ke Procyon, bintang paling terang kedelapan di rasi Canis Minor.
![]() |
Messier 51. Kredit: NASA, ESA, S. Beckwith (STScI) dan the Hubble Heritage Team (STScI/AURA) |
Messier 51 (Galaksi Pusaran). Fitur lengan-lengan Messier 51 yang anggun dan
berkelok-kelok adalah ciri khas dari galaksi spiral masif, tampak
seperti sebuah tangga spiral besar yang menyapu ruang angkasa.
Beberapa
astronom menduga struktur pusaran lengan-lengan Messier 51 disebabkan oleh efek gaya
tarik gravitasi dengan NGC 5195, sebuah galaksi kecil kekuningan di ujung
terluar salah satu lengan. Galaksi rapat ini tampak menarik lengan-lengan Messier 51,
gaya pasang surut gravitasi kemudian memicu produksi bintang-bintang baru.
Visi detail Hubble menunjukkan NGC 5195 yang telah melewati Messier 51 ratusan
juta tahun lalu.
![]() |
Messier 52. Kredit: Two Micron All Sky Survey (2MASS) |
Messier 52 pertama kali ditemukan oleh astronom Swedia Åke Wallenquist. Jarak gugus bintang
terbuka terang yang terletak di rasi utara Cassiopeia ini, belum bisa
ditentukan secara pasti karena tingginya tingkat penyerapan cahaya gugus
bintang. Messier 52 sangat mudah ditemukan karena terletak di dekat asterisme
(pola bintang) menonjol Cassiopeia, hanya satu derajat di sebelah selatan
bintang Cassiopeia.
![]() |
Messier 53. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 53 terdiri dari ribuan bintang cemerlang yang menyusun gugus bintang globular.
Struktur bola masif seperti ini biasanya ditemukan di wilayah terluar galaksi dan
meskipun relatif umum, astronom terkenal William Herschel, yang sama sekali
tidak dikenal karena sifat puitisnya, pernah menggambarkan gugus globular ini sebagai “salah satu benda langit terindah di langit,” entah untuk alasan apa.
Usia
gugus bintang globular jauh lebih tua dan ukurannya lebih besar daripada gugus bintang terbuka, sehingga pada umumnya mengandung lebih
banyak bintang merah lanjut usia dan hanya sedikit bintang biru usia muda. Tapi
Messier 53 mengejutkan para astronom karena juga menampung tipe bintang istimewa yang disebut blue stragglers
(peremajaan bintang biru).
![]() |
Messier 54. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 54, Gugus Bintang Globular Pertama di Luar Bima Sakti. Ketika ditemukan pada
tahun 1778, Charles Messier tidak tahu bahwa gugus bintang globular itu adalah
milik galaksi lain. Dan baru lebih dari dua abad kemudian, tepatnya tahun 1994,
para astronom mengetahui Messier 54 berada di luar Bima Sakti.
Meskipun
para astronom sekarang mengetahui Messier 54 berada di luar Bima Sakti,
tetap suatu saat akan menjadi bagian dari galaksi kita. Gaya gravitasi masif galaksi raksasa tempat tinggal kita, secara perlahan akan menelan galaksi
katai Sagitarius, yang pada akhirnya akan bergabung dengan Bima Sakti untuk
membentuk galaksi tunggal yang lebih besar.
![]() |
Messier 55. Kredit: ESO/J. Emerson/VISTA |
Messier 55 atau Summer Rose Star, hanya memiliki 1,1% unsur logam Matahari,
sehingga menjadi salah satu gugus bintang globular yang diketahui paling miskin
logam. Dihuni oleh sekitar 100.000 bintang, Messier 55 memiliki massa sekitar
269.000 kali lipat Matahari.
Sebanyak 55 bintang variabel terdeteksi di wilayah pusat gugus.
Bintang di dalam gugus sebagian besar telah lanjut usia dan berwarna merah,
tetapi Messier 55 juga mengandung banyak bintang blue straggler atau bintang tua yang terlihat lebih muda, biru dan lebih
bercahaya daripada bintang-bintang satu usia.
![]() |
Messier 56. Kredit: NASA & ESA |
Messier 56, koleksi bintang purba alam semesta yang terikat erat satu sama lain oleh
gaya gravitasi. Tetapi ketika pertama kali ditemukan, Charles Messier
menggambarkannya sebagai benda langit “nebula tanpa bintang”, sebagaimana objek
serupa lain yang ia temukan. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat teleskop Messier
kala itu tidak cukup kuat untuk menyelesaikan setiap bintang seperti yang terlihat pada gambar dan hanya muncul menyerupai bola redup melalui
lensa teleskopnya.
Para
astronom menemukan sebagian besar gugus bintang dengan jenis unsur kimia
seperti ini terletak di sepanjang bidang lingkaran halo galaksi Bima Sakti.
Penemuan ini menjadi bukti kuat bahwa gugus seperti itu ditangkap dari galaksi
satelit lain, bukannya anggota tertua dari sistem gugus bintang globular Bima
Sakti seperti yang diperkirakan para astronom sebelumnya.
![]() |
Messier 57. Kredit: NASA, ESA dan Hubble Heritage (STScI/AURA)-ESA/Hubble Collaboration |
Messier 57 atau Nebula Cincin adalah sebuah nebula planetar, selubung gas bercahaya
dari sisa-sisa bintang mirip Matahari. Sumbu kemiringan Messier 57 mengarah ke
Bumi sehingga para astronom dapat melihat struktur cincin secara langsung. Dengan
bentuk yang fotogenik, Messier 57 sering dijadikan cover ilustrasi buku-buku astronomi. Nebula Cincin meluas dengan tingkat kecepatan sekitar
43.000 mil per jam, tetapi wilayah pusat bergerak lebih cepat daripada ekspansi cincin.
Nebula
Cincin akan terus meluas selama 10.000 tahun lagi, fase singkat dalam skala
hidup bintang. Selanjutnya nebula akan meredup dan menyatu dengan medium
antarbintang. Mempelajari takdir Nebula Cincin memberikan wawasan tentang fase
kematian Matahari 6 miliar tahun yang akan datang. Karena kurang masif, nasib
tragis Matahari tidak akan seindah Nebula Cincin.
![]() |
Messier 58. Kredit: NASA, ESA, STScI dan D. Maoz (Universitas Tel Aviv/Wise Observatory), |
Messier 58 Galaksi Spiral Berbatang dan Objek Messier Terjauh. Meskipun tampak cerah,
inti Messier 58 relatif redup dibandingkan galaksi-galaksi spiral lainnya. Inti
galaksi mengalami laju pembentukan bintang yang sangat tinggi, dikenal sebagai
aktivitas starburst dan menampung
lubang hitam supermasif dengan massa sekitar 70 juta kali massa Matahari. Struktur
cincin berukuran sangat kecil ditemukan di sekitar nukleus galaksi. Diberi
istilah sains ultra-compact nuclear ring,
struktur cincin ini adalah wilayah utama aktivitas starburst yang tersebar luas di Messier 58 dan dianggap fenomena
langka di antara galaksi.
Lengan-lengan
panjang menjulur dari inti terang galaksi, minimnya kandungan unsur hidrogen
mengindikasikan rendahnya aktivitas produksi bintang di lengan-lengan
tersebut. Barangkali disebabkan oleh interaksi gravitasi dengan
galaksi-galaksi terdekat di gugus Virgo. Dua fenomena ledakan dahsyat
supernova telah terdeteksi di Messier 58, masing-masing terjadi pada tahun 1988
dan 1989.
![]() |
Messier 59. Kredit gambar: ESA/Hubble & NASA, P. Cote |
Messier 59, Galaksi yang Melawan Tren. Observasi
modern mengungkap identitas tulen Messier 59 sebagai sebuah galaksi elips, satu dari tiga tipe utama galaksi selain spiral dan tidak beraturan.
Elips cenderung menjadi tipe galaksi yang paling berevolusi, dipenuhi oleh bintang-bintang
merah berusia tua dengan laju produksi bintang baru yang sangat rendah, kalau
tidak sama sekali.
Namun Messier 59 justru menentang anggapan yang
diyakini selama ini, karena mengindikasikan aktivitas kelahiran bintang-bintang baru, beberapa di antaranya dilahirkan di dalam
cakram dekat inti galaksi.
![]() |
Messier 60. Kredit: NASA, ESA dan the Hubble Heritage (STScI/AURA) -ESA/Hubble Collaboration |
Messier 60. Gugus galaksi Virgo adalah sebuah gugus yang terdiri atas lebih dari 1.300
galaksi, termasuk galaksi Messier 60. Tidak seperti galaksi spiral dengan
struktur yang jelas dan mudah didefinisikan, struktur galaksi elips tidak
teratur dan hampir tidak berbentuk, menyerupai inti dari sebuah galaksi spiral.
Messier
60 adalah anggota gugus galaksi Virgo yang paling terang. Dengan diameter
membentang hingga 120.000 tahun cahaya, massa Messier 60 diperkirakan mencapai
satu triliun Matahari. Di pusat galaksi, bersemayam lubang hitam supermasif
yang 4,5 miliar kali lebih masif darpadai Matahari, salah satu lubang hitam paling
masif yang pernah ditemukan.
![]() |
Messier 61. Kredit: ESA/Hubble & NASA; G. Chapdelaine, L. Limatola dan R. Gendler |
Messier 61, galaksi spiral tipe starburst yang selalu lapar, adalah galaksi dengan laju produksi bintang yang sangat tinggi dan mengkonsumsi cadangan deposit gas dalam periode waktu sangat singkat (dalam skala waktu astronomi).
Tetapi bukan itu satu-satunya aktivitas yang berlangsung di Messier 61.
Selain laju produksi bintang yang sangat tinggi, sumber sinar-X masif turut terdeteksi
di jantung galaksi, mengarahkan para astronom untuk meyakini kehadiran lubang hitam
supermasif di inti galaksi. Messier 61 adalah menjadi induk tujuh
supernova yang telah diamati oleh para astronom, fenomena ledakan dahsyat
kosmik yang kerap ditemukan di galaksi Katalog Messier.
![]() |
Messier 62. Kredit: NASA, ESA, STScI, S. Anderson (Universitas Washington) dan J. Chaname (Pontificia Universidad Católica de Chile) |
Messier 62 dikenal sebagai salah satu gugus
bintang globular (bola) dengan bentuk paling tidak teratur di galaksi Bima
Sakti kita. Barangkali karena dipengaruhi posisi Messier 62 yang berada
sangat dengan pusat galaksi. Gaya pasang surut gravitasi masif dari pusat
galaksi telah memindahkan banyak bintang penghuni gugus Messier 62 ke arah
tenggara.
Inti Messier 62 sangat padat, dengan konsentrasi populasi sekitar 150.000 bintang. Pada tahun 2013, para astronom menemukan sebuah lubang hitam bermassa bintang di
Messier 62, salah satu lubang hitam pertama yang ditemukan di sebuah gugus
bintang globular. Berdasarkan pengamatan menggunakan Observatorium Sinar-X
Chandara NASA, Messier 62 juga mengandung sejumlah besar sistem biner sinar-X, yang dihasilkan dari interaksi gravitasi antar bintang yang terpisah tidak terlalu jauh.
![]() |
Messier 63. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 63 atau Galaksi Bunga Matahari, adalah galaksi spiral flokulen.
Meskipun hanya memiliki dua lengan, namun tampak berliku di sekitar inti
berwarna kuning dalam gambar yang diambil oleh Hubble. Tidak
seperti galaksi spiral pada umumnya, galaksi spiral flokulen tidak memiliki
lengan spiral yang mudah untuk didefinisikan, namun terlihat memiliki lengan
yang terputus-putus.
Lengan
galaksi bersinar oleh radiasi dari bintang-bintang biru yang baru terbentuk dan
dapat diamati lebih jelas dalam observasi spektrum inframerah.
Dengan mencitrakan galaksi spiral flokulen seperti Messier 63, para astronom ingin memahami bagaimana bintang-bintang
terbentuk dalam sistem tersebut.
![]() |
Messier 64. Kredit: NASA and the Hubble Heritage Team (AURA/STScI); S. Smartt (Institute of Astronomy) and D. Richstone (U. Michigan) |
Messier 64 atau Galaksi Mata Hitam, mudah diidentifikasi melalui pita spektakuler yang
menyerap debu dan menutupi sebagian inti terang galaksi. Gas di wilayah terluar galaksi berputar berlawanan
arah terhadap gas dan bintang di wilayah terdalam. Perilaku aneh ini dapat
dikaitkan dengan fenomena penggabungan antara Messier 64 dengan sebuah galaksi satelit
yang berlangsung lebih dari satu miliar tahun yang lalu.
Bintang-bintang
baru terbentuk di wilayah di mana gas yang berputar melawan arus bertabrakan, terkompres dan terkontraksi. Inti galaksi terdiri dari
bintang-bintang biru panas yang baru saja terbentuk, bersama dengan awan gas
hidrogen berwarna merah muda yang berpendar ketika terpapar cahaya ultraviolet
dari bintang-bintang yang baru terbentuk.
![]() |
Messier 65. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 65. Tanggal 1 Maret 1780 adalah malam
yang sangat produktif bagi Charles Messier. Menyisir rasi bintang Leo, Messier
menemukan dua objek sekaligus untuk menambah daftar katalog astronomi
legendaris yang ia susun, Messier 65 dan galaksi tetangganya Messier 66.
“Nebula ditemukan di Leo: Sangat redup dan
tidak mengandung bintang,” tulis Messier dalam buku catatannya. Tapi dia salah,
seperti yang kita ketahui sekarang, Messier 65 adalah sebuah galaksi spiral
yang mengandung miliaran bintang. Hal ini wajar, mengingat yang dilihat Messier
hanyalah cahaya redup. Jika saja memiliki akses ke teleskop seperti Hubble,
Messier bisa mengamati lengan-lengan spiral ungu yang menakjubkan dan jalur-jalur debu gelap yang mengitari pusat galaksi cerah dipenuhi bintang.
![]() |
Messier 66. Kredit: NASA, ESA dan Hubble Heritage (STScI/AURA)-ESA/Hubble Collaboration; Davide De Martin dan Robert Gendler. |
Messier 66, Galaksi Kelas Berat Leo Triplet. Sebagai “pemain” kunci, Messier 66
menyusun sepertiga komposisi Leo Triplet. Messier 66 unggul dalam hal ukuran
yang mencapai sekitar 100.000 tahun cahaya.
Lengan
spiral asimetris eksklusif Messier 66 diketahui berada di atas cakram utama
galaksi dan nukleus yang tampaknya telah bergeser dari pusat galaksi. Asimetri
ini tidak biasa, karena biasanya gelombang padat gas, debu dan bintang-bintang
yang baru dilahirkan berputar di sekitar pusat galaksi secara simetris. Para
astronom meyakini bentuk Messier 66 sebelumnya lebih simestris dan kemungkinan
besar telah terdistorsi sebagai respon gaya gravitasi dari kedua galaksi tetangganya.
![]() |
Messier 67. Kredit: Wikisky |
Messier 67 atau Gugus King Cobra, menampung lebih dari dari 500 bintang. Messier 67
sering menjadi objek studi bagi para astronom yang mempelajari tahap evolusi
bintang. Dihuni oleh 11 bintang raksasa oranye terang tipe K dan sekitar 200
bintang katai putih, Messier 67 juga diketahui menyembunyikan sekitar 30 bintang blue straggler. Gugus ini juga dihuni
oleh lebih dari 100 bintang mirip Matahari, termasuk banyak sekali raksasa
merah.
Tingginya
jumlah bintang mirip Matahari telah membuat para ilmuwan menganggap Messier 67
sebagai gugus induk Matahari kita, tetapi simulasi komputer menyanggah prediksi ini. Karena seluruh bintangnya berusia dan memiliki massa
mirip Matahari, gugus ini sering dipelajari oleh para ilmuwan yang ingin
menentukan berapa banyak planet yang bisa terbentuk di lingkungan kosmik
seperti itu.
![]() |
Messier 68. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 68, Tarian Populasi Bintang Purba Berusia 10 Miliar Tahun. Hubble menawarkan
pemandangan menarik dari konsentrasi padat populasi bintang yang disebut Messier 68. Ditemukan
oleh Charles Messier pada tahun 1780, Messier 68 adalah gugus bintang globular,
timbal balik gaya gravitasi di antara ratusan ribu atau bahkan jutaan
bintang di dalam gugus adalah penyebab mereka tetap bersatu rapat
selama miliaran tahun.
Sekitar
150 gugus bintang globular diketahui eksis di galaksi Bima Sakti kita, namun
dibandingkan skala galaksi, gugus bintang globular relatif berukuran kecil.
Dalam kasus Messier 68, ratusan ribu bintang memadati ruang angkasa dalam
volume hanya kurang dari seratus tahun cahaya.
![]() |
Messier 69. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 69, Gugus Bintang Globular Paling Kaya Logam. Dalam astronomi, istilah “logam”
mengacu pada unsur apa pun yang lebih berat dari dua unsur yang paling
mendominasi di alam semesta kita, hidrogen dan helium. Fusi nuklir yang menjadi
sumber daya utama bintang menciptakan banyak unsur logam di alam semesta, mulai
dari kalsium yang ditemukan di tulang kita hingga karbon di berlian. Bintang
generasi baru tercipta dari sisa-sisa bintang generasi pendahulu, sehingga
kandungan logam di gugus bintang globular purba jauh lebih rendah daripada
bintang-bintang yang baru terbentuk, seperti Matahari.
Bintang
penghuni Messier 69 diketahui memiliki kandungan logam sepuluh kali lipat lebih
banyak daripada bintang penghuni gugus bintang globular lainnya yang berusia
setara. Mempelajari susunan bintang di gugus bintang globular seperti Messier
69 telah membantu para astronom untuk melacak kembali evolusi pembentukan
bintang di seluruh kosmos.
![]() |
Messier 70. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 70, Gugus Bintang Globular Rapat nan Terang. Meskipun banyak gugus bintang
globular yang lebih memilih berada di pinggiran galaksi, Messier 70 justru mengorbit
dekat dengan pusat Bima Sakti. Sungguh luar biasa, meskipun gaya gravitasi
pusat galaksi sangat kuat, Messier 70 tetap mampu mempertahankan struktur
bolanya.
Tempat
tinggal ratusan ribu bintang ini begitu penuh sesak, gaya gravitasi saling
mengikat mereka dalam volume ruang yang sangat sempit. Messier 70 dianggap
sebagai salah satu objek kosmik menarik karena telah mengalami fenomena yang
disebut keruntuhan inti, berarti ada lebih banyak bintang yang berada
di inti daripada di wilayah lain gugus.
![]() |
Messier 71. Kredit: ESA/Hubble dan NASA |
Messier 71, Gugus Bintang Globular Termuda dan Terkecil. Mengingat tidak memiliki
begitu banyak populasi bintang yang terkonsentrasi di pusat gugus dan komposisi
unsur bintang di dalam gugus, usia Messier 71 diperkirakan lebih muda daripada sebagian besar gugus bintang globular lainnya. Semula Messier 71 diyakini sebagai
gugus bintang terbuka.
Pada
tahun 1970-an, para astronom meneliti relasi antara kecerahan dan suhu
bintang di dalam gugus. Mereka menemukan satu karakteristik yang merupakan ciri
khas gugus bintang globular, sehingga Messier 71 diklasifikasi ulang
menjadi gugus bintang globular muda yang longgar. Klasifikasi baru ini
menjadikan Messier 71 sebagai gugus bintang globular termuda dan terkecil.
![]() |
Messier 72. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 72, Gugus Bintang Globular Paling Terpencil. Terpisah sejauh 50.000 tahun
cahaya dari Bumi, Messier 72 adalah salah satu gugus bintang globular paling
terpencil di Katalog Messier. Dengan persebaran bintang dalam jumlah yang
sangat banyak, Messier 72 layaknya sebuah kota yang terlihat dari jendela
pesawat pada malam hari. Kilatan titik cahaya dari rumah-rumah di pinggiran
kota seolah mengelilingi pusat kota yang lebih cerah.
![]() |
Messier 73. Kredit: Wikisky |
Messier 73, Asterisme Empat Bintang yang Membentuk Huruf Y. Keempat bintang yang
membentuk asterisme mirip huruf Y tidak memiliki hubungan secara fisik satu
sama lain, mereka hanya tampak berdekatan di langit karena berada di satu garis
pandang ketika diamati dari Bumi.
Semula,
Messier 73 dianggap sebagai gugus bintang terbuka, sekelompok kecil bintang
yang saling terikat oleh gaya gravitasi. Saat ini, Messier 73 dianggap sebagai
satu dari tiga objek Messier yang bukan objek deep sky, bersama bintang ganda Messier 40 dan Awan Bintang
Sagitarius Messier 24.
![]() |
Messier 74. Kredit: NASA, ESA dan Hubble Heritage (STScI/AURA) -ESA/Hubble; Collaboration; R. Chandar (Universitas Toledo) dan J. Miller (Universitas Michigan) |
Messier 74, galaksi spiral face-on yang
menakjubkan ini adalah sampel sempurna galaksi spiral grand-design. Lengan-lengan spiral simetris
Messier 74 memanjang keluar dari inti nukleus galaksi yang diikuti oleh jalur
debu kosmik yang berliku. Lengan-lengan galaksi juga dipenuhi gugus bintang biru belia dan wilayah berwarna merah muda karena ionisasi awan hidrogen dari cahaya ultraviolet bintang-bintang muda yang membuatnya bercahaya.
![]() |
Messier 75. Kredit: ESA/Hubble & NASA, F. Ferraro dkk. |
Messier 75, Sebuah Gugus Bola Padat dan Cemerlang. Messier 75 terletak sekitar 67.000 tahun cahaya di rasi Sagitarius. Sekitar 400.000 bintang ditemukan memadati pusat gugus. Messier 75 adalah salah satu gugus bintang globular yang pernah
ditemukan dengan luminositas fenomenal sekitar 180.000 kali luminositas
Matahari.
Gugus bintang globular kerap ditemukan mengorbit galaksi induk dari wilayah terluar galaksi yang
tidak terlalu ramai, untuk kemudian berkumpul dan menyusun komunitas padat di
pinggiran galaksi. Messier 75 memiliki beberapa fitur menarik yang dapat
diamati dari belahan bumi utara.
![]() |
Messier 76. Kredit: NASA, ESA, R. Wade (Universitas Negari Pennsylvania), dan H. Bond (Space Telescope Science Institute). |
Messier 76 atau Nebula Dumbbel Kecil adalah nebula planeter, sebuah cangkang gas yang
mengembang di sekitar bintang lanjut usia dan telah memasuki fase akhir
kehidupan. Messier 76 memperoleh dua nomor di New General Catalog,
NGC 650 dan NGC 651, karena sebelumnya diduga sebagai nebula ganda dengan dua
komponen yang saling bersentuhan. Dalam observasi Hubble ini, hanya setengah struktur nebula yang ditampilkan, sehingga anggapan struktur lobus ganda terbukti
salah.
![]() |
Messier 77. Kredit: NASA, ESA & A. van der Hoeven |
Messier 77, galaksi Seyfert yang paling populer ini adalah galaksi dengan wilayah pusat
yang sangat aktif namun tertutup oleh gas debu dalam spektrum cahaya
kasat mata. Awalnya diidentifikasi sebagai nebula oleh astronom Perancis Pierre
Méchain pada tahun 1780, Messier 77 kini diketahui menjadi salah
satu galaksi terbesar dalam Katalog Messier.
Dengan
popularitasnya saat ini, Messier 77 telah beberapa kali menjadi
korban salah identitas. Ketika pertama kali ditemukan, dianggap sebagai nebula,
dan setelah terdaftar dalam katalog Messier, dianggap sebagai gugus bintang.
Saat
ini, Messier 77 dikategorikan galaksi spiral berbatang, dengan lengan-lengan renggang dan tonjolan pusat galaksi yang relatif kecil. Sebagai sampel utama dari galaksi Seyfert, kandungan gas Messier 77 sangat terionisasi,
menyebabkan gas memanas, bersinar terang dan memancarkan radiasi kuat.
![]() |
Messier 78. Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) |
Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet. Nebula refleksi
diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya
bintang di dekatnya. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, karena salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini
telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang membuat mereka meyakini telah menghasilkan penemuan baru.
![]() |
Messier 79. Kredit: NASA, ESA, STScI, F. Ferraro (Universita di Bologna) dan S. Djorgovski (Institut Teknologi California) |
Messier 79, Gugus Bintang Globular Hasil Jarahan Bima Sakti. Sementara sebagian besar
gugus bintang globular di galaksi Bima Sakti kita berada di sekitar pusat
galaksi (Sagitarius), Messier 79 adalah salah satu dari jenisnya yang terlihat
berseberangan di sisi langit dan berada sangat jauh dari pusat galaksi. Karena memang posisi Bumi yang terletak di antara Messier 79 dan pusat galaksi.
Messier 79 terpisah sekitar 41.000 tahun cahaya dari kita, tetapi hanya sekitar
60.000 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Messier
79 diduga menjadi satu dari hanya dua gugus bintang globular dalam katalog
Messier yang “dirampas” oleh Bima Sakti dari galaksi terdekat lainnya dalam
waktu yang belum lama menurut skala astronomi. Tingkat persebaran aneh bintang
yang memadati wilayah di arah rasi Canis Major (tidak jauh dari Messier
79), diperkirakan adalah sisa-sisa galaksi katai yang saat ini sedang
dihancurkan dan “dijarah” oleh Bima Sakti. Para astronom menduga Messier 79
telah diambil dari galaksi katai Canis Major.
![]() |
Messier 80. Kredit: The Hubble Heritage Team (AURA/STScI/NASA) |
Messier 80, gugus bintang globular dengan blue stragglers terbanyak ini, terkenal karena pernah “menggelar acara kosmik” nova pada tahun 1860.
Ledakan nova terjadi ketika salah satu bintang pengiring dalam sistem biner mentransfer unsur hidrogen kepada bintang katai putih. Tambahan
hidrogen memicu ledakan termonuklir nova di permukaan katai putih. Observasi
Hubble dalam panjang gelombang ultraviolet membantu para astronom untuk
mengidentifikasi sisa-sisa katai putih sumber nova di Messier 80.
Hubble
juga mengungkap sejumlah populasi bintang “blue stragglers” di inti Messier 80, yang terlihat lebih muda dan
lebih masif daripada bintang-bintang lain. Messier 80 menampung bintang
aneh “blue stragglers” dua kali lebih
banyak daripada objek sejenis yang telah disurvei Hubble.
![]() |
Messier 81. Kredit: NASA, ESA, dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA); A. Zezas dan J. Huchra (Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian)Messier 81. |
Messier 81, Galaksi Spiral Grand-Design. Galaksi indah dengan kemiringan sudut yang
mengarah lurus ke sudut pandang para pengamat di Bumi, memberikan kita
pemandangan terbaik terhadap struktur spiral galaksi. Messier 81 mirip dengan
Bima Sakti kita, tetapi sudut pandang yang lebih baik memungkinkan para
astronom untuk memperoleh deskripsi terbaik tentang arsitektur khas galaksi
spiral.
Meskipun
terpisah sejauh 11,6 juta tahun cahaya, visi tajam Hubble mumpuni untuk mengatasi setiap bintang, termasuk gugus bintang terbuka, gugus bintang
globular dan wilayah pendar gas fluorescent.
Tonjolan pusat galaksi dihuni oleh bintang-bintang merah yang usianya jauh
lebih tua dan secara signifikan lebih besar daripada tonjolan Bima Sakti.
Sebuah lubang hitam supermasif dengan massa 70 juta kali massa Matahari
bersemayam di pusat Messier 81, yang berarti
sekitar 15 kali lebih masif daripada massa lubang hitam pusat Bima
Sakti.
![]() |
Messier 82. Kredit: NASA, ESA dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA); J. Gallagher (Universitas Wisconsin), M. Mountain (STScI) dan P. Puxley (National Science Foundation) |
Messier 82 atau Galaksi Cerutu, bersinar terang pada panjang gelombang cahaya
inframerah, khususnya pada aktivitas produksi bintang di dalamnya. Galaksi
Cerutu berinteraksi secara gravitasi dengan galaksi tetangga Messier 81,
penyebab tingginya laju produksi kelahiran bintang yang disebut starburst.
Di
sekitar pusat galaksi, tingkat kelahiran bintang-bintang muda 10 kali lebih
cepat daripada galaksi Bima Sakti kita. Radiasi dan partikel energetik dari
bintang-bintang bayi ini mengukir gas di sekitarnya, menghasilkan hembusan
angin galaksi yang memampatkan gas untuk memproduksi jutaan bintang. Laju
pembentukan bintang yang sangat cepat di Messier 82 pada akhirnya akan menurun
dengan sendirinya. Ketika material pencetak bintang telah habis dikonsumsi, starburst akan mereda, mungkin dalam waktu beberapa puluh juta tahun.
![]() |
Messier 83. Kredit: NASA, ESA dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA); W. Blair (STScI/Universitas Johns Hopkins) dan R. O’Connell (Universitas Virginia) |
Messier 83 atau Galaksi Kincir Angin Selatan. Citra indah yang dihasilkan oleh Hubble
ini menangkap ratusan ribu bintang, ribuan gugus bintang dan ratusan sisa-sisa fenomena supernova di galaksi spiral Messier 83. Juga dikenal sebagai Kincir
Angin Selatan, galaksi ini terletak 15 juta tahun cahaya dari Bumi di
rasi Hydra.
Citra
Hubble mengungkap “gelembung-gelembung” antarbintang yang dihasilkan oleh
hampir 300 ledakan supernova. Dengan mempelajari sisa-sisa supernova ini, para
astronom dapat lebih memahami sifat bintang-bintang yang meledak dan
menyebarkan unsur-unsur kimia yang diproses melalui fusi nuklir ke seluruh
galaksi dan turut memberikan kontribusi kepada bintang-bintang baru generasi
selanjutnya.
![]() |
Messier 84. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 84. Para astronom telah lama menduga
Messier 84 mengandung lubang hitam karena didukung bukti yang kuat. Inti
galaksi sangat aktif, memancarkan cahaya kuat dan mengeluarkan
partikel-partikel yang bisa dideteksi pada panjang gelombang radio. Penemuan ini
menghasilkan hubungan jelas antara gerakan dinamis dari piringan gas pusat dan
aktivitas kuat di inti galaksi.
Ditemukan oleh Charles Messier pada tahun
1781, Messier 84 adalah galaksi elips yang terletak 60 juta tahun cahaya dari
Bumi di rasi Virgo. Diberi kode NGC 4374 di New General Catalogue, Messier 84 adalah
salah satu anggota gugus Virgo yang terdiri dari seribu galaksi lebih.
![]() |
Messier 85. Kredit: NASA, ESA dan R. O'Connell (Universitas Virginia) |
Messier 85 adalah sebuah galaksi elips atau lentikular, tipe galaksi tanpa lengan yang
berada di antara galaksi elips dan galaksi spiral menurut klasifikasi morfologi
galaksi. Messier 85 berinteraksi secara gravitasi dengan dua galaksi tetangga
di dekatnya, galaksi spiral NGC 4394 dan galaksi elips MCG 3-32-38.
Dalam waktu antara 4-7 miliar tahun lalu, Messier 85 diduga telah
bergabung dengan galaksi lain. Messier 85 diketahui menampung sekitar 400
miliar bintang yang didominasi oleh bintang-bintang lanjut usia. Sebaliknya, wilayah pusat galaksi justru dihuni oleh bintang-bintang relatif muda yang berusia di bawah 3
miliar tahun. Bersemayam di inti galaksi mungkin adalah sebuah lubang hitam
supermasif. Pada tahun 2006, para astronom memantau fenomena supernova di
arah timur laut dari pusat galaksi.
![]() |
Messier 86. Kredit: NASA, ESA, STScI, dan S. Faber (Universitas California, Santa Cruz) dan P. Côté (Dominion Astrophysical Observatory) |
Messier 86, Galaksi Tua Lentikular Tipikal Alam Semesta Awal. Sementara mayoritas galaksi di gugus Virgo semakin menjauhi Bima
Sakti, Messier 86 justru bergerak ke arah galaksi kita. Karena Messier
86 memang terletak di sisi terjauh gugus Virgo menurut orientasi kita dan
sebenarnya sedang bergerak mengarah ke pusat gugus Virgo. Dari semua galaksi di
katalog Messier, Messier 86 bergerak paling cepat ke arah kita, meskipun saat
ini masih terpisah sekitar 52 juta tahun cahaya dari Bumi.
![]() |
Messier 87. Kredit: NASA, ESA dan the Hubble Heritage Team (STScI/AURA); Acknowledgment: P. Cote (Herzberg Institute of Astrophysics) and E. Baltz (Stanford University) |
Messier 87, Rumah Lubang Hitam Supermasif Legendaris. Raksasa kosmik ini mendominasi
gugus galaksi Virgo yang tersusun atas sekitar 2.000 galaksi. Fitur paling
menonjol Messier 87 adalah partikel jet berwarna biru di wilayah pusat dan
ribuan gugus bintang globular yang tersebar di seluruh gambar.
Partikel
jet adalah aliran material yang bersumber dari lubang hitam supermasif di inti
Messier 87. Seiring akresi material gas oleh lubang hitam, energi yang
dilepaskan menghasilkan aliran partikel subatomik yang dipercepat mendekati
kecepatan cahaya.
![]() |
Messier 88. Kredit: NASA, ESA, STScI dan M. Stiavelli (STScI) |
Messier 88 adalah galaksi spiral nukleus aktif, yang
berarti wilayah pusat lebih bercahaya daripada wilayah-wilayah lainnya.
Di inti galaksi bersemayam sebuah lubang hitam supermasif dengan massa 100 juta
kali lebih masif daripada Matahari kita. Terletak sekitar 47 juta tahun cahaya, dan
meskipun menjadi salah satu anggota gugus galaksi Virgo, Messier 88 muncul di
rasi bintang tetangga Coma Berenices
(Rambut Berenices).
![]() |
Messier 89. Kredit: NASA, ESA, STScI, dan M. Franx (Universitas Leiden) dan S. Faber (Universitas California) |
Messier 89 adalah satu dari delapan
galaksi di gugus Virgo yang ditemukan oleh Charles Messier pada tahun 1781.
Sebagai galaksi elips, struktur Messier 89 hampir bulat sempurna. Terletak
sekitar 50 juta tahun cahaya di rasi Virgo, Messier 89 menampung sekitar
100 miliar bintang dan lebih dari 2.000 gugus bintang globular. Sebagai
perbandingan hanya ada sekitar 150 gugus bintang globular di Bima Sakti.
Messier 89 adalah galaksi pertama yang
ditemukan memiliki cakupan wilayah yang lebih luas di sekitarnya daripada
galaksi-galaksi elips lainnya, kemungkinan besar karena tingginya populasi
bintang dan gugus bintang globular. Di wilayah pusat Messier 89 bersemayam
sebuah lubang hitam supermasif dengan massa sekitar satu miliar kali lipat
massa Matahari.
![]() |
Messier 90. Kredit: NASA, ESA, STScI, dan V. Rubin (Carnegie Institution of Washington), D. Maoz (Universitas Tel Aviv/Wise Observatory) dan D. Fisher (Universitas Maryland) |
Messier 90 dihuni oleh sekitar satu triliun
bintang dan seribu gugus bintang globular. Dengan pengecualian wilayah terdalam cakram, lengan-lengan galaksi sangat minim area penciptaan bintang.
Interaksi dengan galaksi-galaksi di sekitarnya diduga telah melucuti
kandungan gas dan material pembentuk bintang di wilayah terluar galaksi. Di
masa yang akan datang, Messier 90 diperkirakan akan berevolusi menjadi galaksi
lentikular, tipe galaksi tanpa lengan yang berada di antara galaksi
elips dan galaksi spiral menurut klasifikasi morfologi galaksi.
![]() |
Messier 91. Kredit: NASA, ESA dan STScI |
Messier 91 adalah sebuah galaksi anemik,
berarti laju produksi bintang lebih rendah dibandingkan galaksi-galaksi
spiral lainnya. Terletak 60 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi Coma Berenices (Rambut Berenices),
Messier 91 adalah salah satu objek paling redup dalam Katalog Messier karena
magnitudo semunya hanya 11. Galaksi ini hanya dapat diamati menggunakan
teleskop berukuran sedang dan paling ideal diamati selama bulan Mei.
![]() |
Messier 92. Kredit: ESA/Hubble & NASA; Gilles Chapdelaine |
Messier 92, Gugus Bintang Globular Tertua di Bima Sakti. Dengan magnitudo semu 6,3,
Messier 92 adalah salah satu gugus bintang globular paling terang di Bima Sakti
dan bisa diamati dengan mata telanjang di langit malam gelap gulita tanpa polusi
cahaya. Paling mudah diamati selama bulan Juli, Messier 92 penuh sesak dengan
bintang yang jumlahnya mencapai sekitar 330.000 bintang.
Sebagaimana
karakteristik gugus bintang globular purba, elemen utama Messier 92 hampir
murni hidrogen dan helium, sehingga termasuk dalam kelompok gugus miskin logam.
Di bidang astronomi, logam adalah semua elemen yang lebih berat daripada hidrogen
dan helium.
![]() |
Messier 93. Kredit: Wikisky |
Messier 93 adalah sebuah gugus bintang terbuka yang terletak 3.600 tahun cahaya dari Bumi di rasi Puppis. Diperkirakan berusia 100 juta tahun,
Messier 93 setidaknya dihuni oleh 80 bintang yang telah dikonfirmasi, dan mungkin ada ratusan lagi bintang yang bersembunyi di dalam
gugus. Bintang-bintang paling terang Messier 93 adalah raksasa biru tipe B9,
termasuk tiga bintang raksasa merah.
![]() |
Messier 94. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 94, Galaksi Straburst dengan Pabrik Bintang Istimewa. Gambar inti Messier 94 yang diambil oleh Hubble ini adalah komposit dari observasi cahaya kasat mata dan inframerah.
Bintang-bintang baru diproduksi dengan sangat cepat di dalam wilayah cincin cerah
yang disebut cincin starburst.
Wilayah “pabrik bintang” dengan bentuk
istimewa ini mungkin terbentuk oleh gelombang tekanan yang bergerak keluar
dari pusat galaksi dan menekan gas dan debu di wilayah-wilayah terluar.
Kompresi material berarti gas mulai runtuh untuk menjadi awan yang lebih padat.
Di dalam awan tebal ini, gravitasi menarik dan menyatukan gas dan debu sampai
suhu dan tekanan cukup tinggi untuk melahirkan bintang-bintang baru.
![]() |
Messier 95. Kredit: NASA, ESA, STScI, dan D. Calzetti (Universitas Massachusetts, Amherst) dan R. Chandar (Universitas Toledo) |
Messier 95, Galaksi Spiral Berbatang Menakjubkan. Terletak di rasi bintang Leo, Messier 95 ditemukan pada tahun 1781 oleh Pierre
Méchain, kolega Charles Messier. Menampung sekitar 40 miliar bintang,
lengan-lengan spiral galaksi adalah tempat aktivitas kelahiran bintang dan
berkilau dengan cahaya dari bintang-bintang biru belia. Lengan-lengan galaksi diketahui sangat rapat di sekitar inti galaksi
dan hampir melingkar.
![]() |
Messier 96. Kredit: ESA/Hubble & NASA dan Tim LEGUS; R. Gendler |
Messier 96. Dalam gambar panjang gelombang
cahaya kasat mata dan inframerah oleh Hubble ini, galaksi spiral Messier 96
menyerupai pusaran raksasa gas bercahaya, beriak dengan debu gelap yang
berputar masuk ke arah inti galaksi. Persebaran debu dan gas tidak merata di
seluruh lengan spiralnya yang lemah dan asimetris karena interaksi gaya
gravitasi dengan galaksi-galaksi di sekitarnya. Bahkan, inti galaksi tidak
persis berada di wilayah pusat.
![]() |
Messier 97. Kredit: Observatorium Stargazer |
Messier 97, Nebula Burung Hantu. Dijuluki demikian karena bila diamati menggunakan
teleskop berukuran besar terlihat sebagai dua bercak gelap mirip mata burung
hantu. Sketsa pertama Nebula Burung Hantu pertama kali dibuat oleh William
Parsons, Earl of Rosse ke-3 pada
tahun 1848.
Sebagaimana
kebanyakan nebula planeter lainnya, Messier 97 tampak lebih terang secara
visual karena memancarkan sebagian besar cahaya dalam satu garis spektral
hijau. Nebula Burung Hantu diperkirakan berusia sekitar 8.000 tahun dan terus
mengembang dengan kecepatan 27-39 km/detik serta mengandung sekitar 0,13 massa
material Matahari, termasuk unsur hidrogen, helium, nitrogen, oksigen dan
belerang. Kepadatan materi di dalam nebula kurang dari 100 partikel per
sentimeter kubik.
![]() |
Messier 98. Kredit: NASA, ESA, STScI dan V. Rubin (Carnegie Institution of Washington) |
Messier 98 mengandung sekitar satu triliun bintang dan melimpah dengan kandungan gas
hidrogen netral dan debu antarbintang. Karena sedemikian banyaknya jumlah gas dan debu, ditemukan banyak wilayah “pabrik bintang” di dalam
galaksi, terutama di struktur lengan dan nukleus. Messier 98 tergolong “inti
galaksi aktif” yang berarti pusat galaksi lebih bercahaya daripada wilayah-wilayah lain.
![]() |
Messier 99. Kredit: ESA/Hubble & NASA; Matej Novak |
Messier 99 dan Bintang Aneh PTF 10fqs. Sejumlah fenomena aneh yang terjadi di Messier
99 telah dipelajari oleh para astronom. Di antaranya adalah sifat alami dari
PTF 10fqs, salah satu bintang paling terang berwarna kuning-oranye di sudut
kiri atas gambar. Keanehan PTF 10fqs dianggap telah melanggar standar
klasifikasi bintang yang ditetapkan sejauh ini.
Ketika
ditemukan pada April 2010, PTF 10fqs tampak lebih terang daripada nova
(disebabkan letusan di permukaan bintang) tetapi lebih redup daripada supernova
(ledakan yang menandai akhir kehidupan sebuah bintang masif). Para ilmuwan
telah menawarkan sejumlah penjelasan untuk keanehan ini, termasuk gagasan
menarik bahwa peningkatan skala kecerahan mungkin disebabkan oleh planet
raksasa yang jatuh ke bintang induk.
![]() |
Messier 100. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 100 adalah contoh sempurna galaksi spiral grand design, sebuah tipe galaksi dengan lengan-lengan spiral yang sangat
menonjol dan mudah didefinisikan. Struktur berdebu ini mengitari inti galaksi dan ditandai oleh kesibukan aktivitas produksi bintang
yang menghiasi Messier 100 dengan bintang-bintang masif biru cerah.
Messier
100 juga membantu para astronom untuk menentukan laju ekspansi kosmos yang disebut Konstanta Hubble, dan dianggap sangat penting untuk
menentukan usia dan ukuran alam semesta.
Messier 101, Galaksi Kincir Angin. Cakram spiral raksasa yang terdiri dari bintang,
debu dan gas membentang seluas 170.000 tahun cahaya, hampir dua kali diameter
galaksi Bima Sakti. Messier 101 diperkirakan menampung setidaknya satu triliun
bintang. Lengan-lengan spiral galaksi bertabur nebula pembentuk bintang intens di dalam awan hidrogen molekuler raksasa. Gugus-gugus bintang muda
cemerlang dengan bintang-bintang biru panas yang baru saja dilahirkan juga
menelusuri sepanjang lengan-lengan spiral galaksi.
![]() |
Messier 102. Kredit: NASA, ESA dan the Hubble Heritage Team (STScI/AURA); W. Keel (Universitas Alabama, Tuscaloosa) |
Messier 102, Galaksi Spindle atau Kumparan,
adalah galaksi tipe cakram “S0”. Apabila dilihat dari depan (face on), Messier 102 akan terlihat
seperti cakram datar tipis dengan lengan-lengan spiral kecil. Messier 102
tetap berada dalam kategori galaksi spiral karena cakram utama yang datar bertentangan
dengan tipe galaksi elips. Galaksi tipe S0 seperti
itu, dengan cakram berbentuk spiral dan tonjolan besar berbentuk elips, disebut
galaksi “lenticular”.
Gambar Hubble juga mengungkap Messier 102
sebagai galaksi spiral yang kaya kandungan gas. Sejumlah filamen yang tegak
lurus menjangkau cakram menandai tepi jalur debu. Filamen ini hanya
berumur pendek pada skala astronomi, karena awan debu dan gas akan kehilangan
energi disebabkan oleh tabrakan di antara mereka sendiri dan runtuh ke cakram
galaksi yang tipis dan datar.
![]() |
Messier 103. Kredit: Wikisky |
Messier 103 adalah sebuah gugus bintang terbuka yang terletak 10.000 tahun cahaya dari Bumi di rasi utara
Cassiopeia. Dengan magnitudo semua
7,4, Messier 103 diberi kode NGC 581 di New General Catalogue. Messier 103 dianggap sebagai salah satu
gugus bintang terbuka terkecil dan paling terpencil yang pernah ditemukan. Diketahui
bergerak mendekati kita dengan kecepatan 37 km/detik, Messier 103 diperkirakan
baru berusia sekitar 25 juta tahun, sangat muda dalam skala waktu astronomi.
![]() |
Messier 104. Kredit: NASA dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA) |
Messier 104 atau Galaksi Sombrero. Dengan inti bulat putih cemerlang dan dikelilingi
jalur tebal lengan spiral galaksi dalam orientasi sudut pandang edge-on, Hubble
mampu menangkap galaksi yang mirip topi lebar khas Meksiko dalam detail
menakjubkan. Galaksi Sombrero terletak di tepi selatan gugus galaksi
Virgo dan menjadi salah satu galaksi paling masif di gugus tersebut. Membentang
hingga 50.000 tahun cahaya, galaksi Sombrero terletak 28 juta tahun cahaya dari
Bumi.
![]() |
Messier 105. Kredit: NASA, ESA, STScI dan C. Sarazin (Universitas Virginia) |
Messier 105. Sebagaimana tipe galaksi elips pada umumnya, Messier 105 minim fitur dan
tidak aktif. Namun, observasi Hubble mengejutkan para astronom karena
telah mengungkap kehadiran banyak gugus bintang dan bintang-bintang belia di
dalam galaksi.
Penemuan
ini mengindikasikan aktivita produksi bintang masih terus berlangsung di tempat
yang dianggap sebagai galaksi “mati” karena sudah tidak mampu melahirkan
bintang-bintang baru. Observasi Hubble lainnya mengukur kecepatan pergerakan
bintang di sekitar pusat galaksi, yang mengindikasikan kehadiran lubang hitam
supermasif di inti Messier 105.
![]() |
Messier 106. Kredit: NASA, ESA, the Hubble Heritage Team (STScI/AURA) dan R. Gendler; J. GaBany |
Messier 106. Pemandangan menakjubkan dari galaksi spiral Messier 106 ini dikumpulkan
dari pengamatan Hubble dan pengamatan berbasis darat oleh astronom amatir
Robert Gendler. Gambar Gendler mengisi potongan-potongan galaksi yang dilewati Hubble.
Pusat
galaksi hampir seluruhnya berasal dari pengamatan Hubble, sedangkan lengan spiral
terluar juga sebagian besar merupakan data Hubble, namun diberi warna
berdasarkan gambar berbasis darat yang ditangkap oleh Gendler dan sesama rekan
astronom amatir Jay GaBany.
![]() |
Messier 107. Kredit: ESA/Hubble & NASA |
Messier 107 adalah 1 dari sekitar 150 gugus bintang globular yang ditemukan di
sekitar cakram galaksi Bima Sakti. Masing-masing gugus bintang menampung ratusan ribu bintang yang usianya sangat tua dan merupakan salah
satu objek kosmik tertua di Bima Sakti.
Asal
usul gugus bintang globular dan dampak yang ditimbulkan terhadap evolusi galaksi masih
belum diketahui secara jelas, sehingga para astronom terus mempelajarinya
melalui gambar-gambar seperti yang ditangkap oleh Hubble ini dalam panjang
gelombang cahaya kasat mata dan inframerah.
![]() |
Messier 108. Kredit: NASA, ESA, STScI dan G. Illingworth (Universitas California, Santa Cruz) |
Messier 108, atau galaksi Papan Selancar, terletak 46 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi Ursa Mayor. Disebut galaksi Papan Selancar karena
ketika diamati oleh teleskop, Messier 108 terlihat hampir edge-on tanpa tonjolan atau inti
galaksi yang bisa diamati.
Meskipun
hanya memiliki sedikit bukti pola spiral galaksi, Messier 108 tetap
diklasifikasikan sebagai galaksi spiral berbatang dengan lengan spiral yang
longgar. Di pusat Messier 108 adalah sebuah lubang hitam supermasif yang
diperkirakan 24 juta kali lebih masif daripada Matahari.
![]() |
Messier 109. Kredit: Wikisky |
Messier 109 adalah sebuah galaksi spiral berbatang yang terletak 83,5 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi Ursa Major
(Beruang Besar). Menduduki area
langit seluas 7,6x4,7 busur menit, diameter linear Messier 109 membentang
hingga 180.000 tahun cahaya.
Ledakan
supernova Tipe Ia pernah diamati di Messier 109 pada tanggal 17 Maret 1956.
Diberi kode SN 1956A, fenomena supernova berlangsung di bagian tenggara galaksi
dengan puncak magnitudo 12,3 sebelum berangsur-angsur memudar.
![]() |
Messier 110. Kredit: NASA, ESA, STScI dan D. Geisler (Universidad de Concepción) |
Messier 110, galaksi elips katai pengiring andromeda ini hanya memiliki sedikit struktur
dan hampir tanpa fitur. Galaksi elips tidak memiliki lengan atau wilayah
pembentukan bintang dan seringkali dianggap sebagai galaksi yang telah “mati”.
Dibandingkan dengan galaksi spiral, bintang-bintang galaksi elips
usianya lebih tua. Namun para ilmuwan juga menemukan bukti kuat kehadiran populasi
bintang biru muda di pusat Messier 110.
Awan
besar yang terdiri dari gas dan debu juga ditampilkan dalam gambar Hubble,
sebagai bercak-bercak gelap yang terletak di dekat tengah gambar dan
yang lebih kecil di atas inti galaksi. Hubble mengambil pemandangan Messier 110
ini untuk mempelajari evolusi gugus bintang globular di dalam galaksi.
Sumber:
Hubble’s Messier Catalog dan Messier Objects
Komentar
Posting Komentar