Kredit:
NASA GSFC
Sejarah
tata
surya dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, dari awan dan debu
bintang yang disebut nebula surya. Pada titik tertentu, nebula runtuh menjadi
cakram protoplanet. Tekanan yang berasal dari material begitu besar sehingga
melebur atom hidrogen menjadi helium sembari melepaskan sejumlah besar energi
dan melahirkan Matahari.
Meskipun
Matahari mengambil 99,8% total material cakram protoplanet, masih ada sedikit
sisa material yang kemudian menggumpal karena gaya gravitasi yang melahirkan
planet dan bulan. Planet berbatu seperti Mars, Venus dan Bumi, terbentuk di
dekat Matahari, karena material yang mengandung es dan gas tidak mampu bertahan
menghadapi radiasi panas Matahari.
Material
gas dan es berkumpul lebih jauh dan melahirkan planet raksasa gas (Jupiter dan
Saturnus) dan raksasa es (Uranus dan Neptunus). Sedangkan puing-puing kecil
material lainnya menjadi asteroid, komet dan meteorid.
Kredit:
NASA
Matahari:
Bintang Kita. Dengan massa 99,8 % tata surya, Matahari mengendalikan
seluruh tata surya dan menjaga seluruh objek mulai dari planet terbesar hingga
puing-puing partikel terkecil untuk tetap berada pada lintasan orbit
masing-masing. Berada di lengan Orion galaksi Bima Sakti, Matahari membawa
seluruh anggota tata surya untuk mengorbit pusat galaksi dengan kecepatan
720.000 km/jam. Dibutuhkan waktu sekitar 230 juta tahun bagi tata surya untuk
menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti.
Tanpa
Matahari tidak akan ada cahaya, tidak ada kehangatan dan tidak ada kehidupan.
Panas Matahari memengaruhi seluruh tata surya. Setiap 1/1,5 juta detik,
Matahari melepaskan lebih banyak energi daripada seluruh energi yang digunakan
oleh manusia sepanjang tahun. Sebagai bola hidrogen raksasa, gravitasi Matahari
mampu melebur atom hidrogen menjadi helium.
Proses
ini disebut fusi nuklir yang terus melepaskan energi sembari menghasilkan
reaksi berantai yang memungkinkan aktivitas fusi nuklir terus berlangsung.
Energi kemudian menumpuk dan suhunya mencapai 27 juta derajat Fahrenheit di
inti Matahari. Energi bergerak keluar melalui area besar yang disebut zona
konvektif. Lalu merambat ke fotosfer, tempat Matahari memancarkan panas, cahaya
dan partikel bermuatan.
Kredit:
NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution
of Washington
Merkurius:
Planet Tercepat. Merkurius
adalah planet terkecil di tata surya, ukurannya hanya sedikit lebih besar
daripada Bulan. Permukaannya sangat padat dan tertutup kawah akibat benturan
dengan asteroid, sedangkan lapisan atmosfernya tipis. Sebagai planet terdekat,
Merkurius hanya butuh 88 hari untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari
Matahari. Kamu akan berulang tahun setiap tiga bulan sekali jika tinggal di
sana!
Namun,
rotasinya lebih lambat dan membutuhkan waktu 59 hari Bumi untuk menyelesaikan
satu kali rotasi. Meskipun rotasinya lambat, Merkurius bergerak mengitari
Matahari dengan kecepatan 50 km/detik, lebih cepat daripada planet-planet tata
surya lainnya.
Kredit:
NASA
Venus: Planet
Terpanas. Meskipun bukan planet terdekat
dari Matahari, Venus adalah planet terpanas. Lapisan atmosfernya sangat tebal
dan dipenuhi gas rumah kaca karbon dioksida dan awan asam sulfat yang
memerangkap panas, bahkan mampu melelehkan logam. Hanya sedikit lebih kecil
daripada Bumi, Venus dianggap aneh karena rotasinya berlawanan arah dibandingkan
sebagian besar planet tata surya lainnya.
Lebih
aneh lagi, satu hari malah lebih lama daripada satu tahun. Karena rotasinya
sangat lambat, butuh waktu 243 hari Bumi hanya untuk menyelesaikan satu kali
rotasi. Namun satu tahun justru berlalu lebih cepat. Venus menyelesaikan satu
kali orbit mengitari Matahari dalam waktu 225 hari Bumi.
Kredit:
Apollo 17
Bumi: Planet
Rumah Kita. Bersama Merkurius, Venus dan
Mars, Bumi adalah sebuah planet terestrial (berbatu). Dengan permukaan yang
padat, Bumi aktif secara geologis yang ditandai oleh pegunungan, gunung berapi,
lembah, ngarai, dataran dll. Bumi dianggap paling istimewa karena memiliki air
cair dalam wujud lautan, sungai dan danau. Air cair menutupi 70% permukaan.
Ketebalan
lapisan atmosfer sangat ideal untuk menjaga planet tetap hangat dan menopang
kehidupan. Sebagian besar atmosfer adalah unsur nitrogen, termasuk oksigen yang
cukup melimpah untuk kita bernafas. Sebagai satu-satunya planet di tata surya
yang menampung kehidupan, satu tahun di Bumi berlalu selama 365,25 hari.
Tambahan 0,25 hari berarti setiap empat tahun sekali perlu ditambah satu hari
di kalender yang disebut hari kabisat pada tahun kabisat.
Kredit:
NASA
Mars: Planet
Merah. Mars adalah dunia gurun yang dingin.
Hanya setengah ukuran Bumi, Mars kadang-kadang disebut sebagai Planet Merah.
Warnanya merah karena karat besi di permukaan. Bebatuan dan tanah Mars
mengandung debu yang komposisinya didominasi unsur besi yang bercampur dengan
sejumlah kecil unsur lainnya seperti klorin dan sulfur.
Seperti
di Bumi, Mars juga memiliki musim, tudung es di kutub, gunung berapi, ngarai
dan cuaca. Durasi satu hari adalah 24,6 jam dan satu tahun 687 hari Bumi.
Lapisan atmosfernya sangat tipis, terdiri dari karbon dioksida, nitrogen dan
argon. Ditemukan tanda-tanda banjir air yang pernah terjadi di masa lalu,
tetapi sekarang sebagian besar deposit air ada di lumpur es dan awan tipis. Di
beberapa lereng bukit Mars, ditemukan bukti air asin cair di tanah.
Para
ilmuwan ingin mengetahui apakah Mars mungkin pernah dihuni makhluk hidup di
masa lalu. Mereka juga ingin tahu apakah Mars mampu menopang kehidupan, saat
ini atau di masa depan. Mars telah dikunjungi oleh 20 pesawat antariksa dan
menjadi satu-satunya planet yang telah dijelajahi oleh misi rover robotik.
Kredit:
NASA
Jupiter: Raja
Planet. Sebagai planet terbesar di tata
surya, komposisi Jupiter mirip sebuah bintang, hanya kurang besar untuk memulai
proses fusi nuklir. Tertutup oleh garis-garis awan yang terus berputar, Jupiter
dihiasi oleh Bintik Merah Raksasa ikonik, badai besar yang telah berlangsung
selama ratusan tahun.
Jupiter
adalah raksasa gas dan tidak memiliki permukaan padat, tetapi inti terdalam
planet adalah cairan atau batuan padat seukuran Bumi. Jupiter juga memiliki
cincin, meskipun terlalu tipis untuk dapat diamati dengan jelas. Satu hari
hanya 10 jam, sangat cepat, sedangkan satu tahun berlalu selama 11,8 tahun
Bumi.
Kredit:
NASA
Saturnus:
Permata Tata Surya, Saturnus bukan
satu-satunya planet bercincin, tetapi pastinya yang terindah. Struktur cincin
yang kita lihat tersusun atas sekelompok cincin kecil yang mengelilingi
Saturnus. Mereka terbuat dari bongkahan es dan batu. Tidak jauh berbeda dari
Jupiter, Saturnus adalah raksasa gas hidrogen dan helium.
Sebagai
salah satu raksasa tata surya, rotasi Saturnus juga relatif cepat. Satu hari
hanya 11 jam, sedangkan satu tahun berlalu selama 29,5 tahun Bumi. Lima pesawat
antariksa telah mengunjungi atau melewati Saturnus, termasuk Pioneer 11,
Cassini, dan Voyager 1 dan 2.
Kredit:
NASA
Uranus: Planet
Menggelinding. Raksasa
es Uranus terbuat dari air, metana dan cairan amonia di atas inti berbatu
berukuran kecil. Sama seperti Jupiter dan Saturnus, komposisi lapisan
atmosfernya terdiri dari hidrogen dan helium, tetapi Uranus juga mengandung
metana. Metana inilah yang membuat Uranus berwarna biru. Uranus juga memiliki
sistem cincin, meskipun susah untuk diamati.
Seperti
Venus, arah rotasi Uranus berlawanan arah dibandingkan sebagian besar planet
tata surya lainnya. Dan tidak seperti planet-planet lain, poros rotasi Uranus
ada pada sisinya, mirip bola yang menggelinding. Durasi satu hari sekitar 17
jam dan satu tahun berlangsung selama 84 tahun Bumi. Butuh waktu lama untuk
merayakan ulang tahunmu!
Kredit:
NASA
Neptunus:
Planet Berangin. Neptunus
adalah planet yang gelap, dingin dan sangat berangin. Sebagai planet terjauh,
Neptunus sekitar 30 kali lebih jauh daripada jarak Bumi-Matahari. Karena harus
menempuh jarak yang sangat jauh untuk mengorbit Matahari, butuh waktu 164 tahun
untuk menyelesaikan satu kali orbit, tapi satu hari hanya 16 jam.
Raksasa
es ini terbuat dari sup tebal air, amonia dan metana di atas inti padat
seukuran Bumi. Komposisi lapisan atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium dan
metana. Metana memberikan Neptunus warna biru, sama seperti Uranus. Meskipun
Uranus memiliki sistem enam cincin, mereka sangat sulit diamati.
Kredit:
NASA
Planet
Katai. Sebagaimana planet utama, ukuran
planet katai hanya lebih kecil dan hanya memenuhi dua dari tiga persyaratan
untuk dianggap sebagai planet sejati. Sebuah objek harus mengorbit Matahari,
memiliki gaya gravitasi yang cukup agar bisa berbentuk bulat dan mampu
membersihkan orbitnya.
Hanya
dua persyaratan yang bisa dipenuhi oleh planet katai. Persyaratan ketiga yang
tidak bisa dipenuhi oleh planet katai adalah gaya gravitasi untuk membersihkan
orbit dari puing-puing antariksa. Meskipun ada banyak planet katai di tata
surya, saat ini hanya lima planet katai yang diakui secara resmi, yaitu Ceres,
Pluto, Eris, Haumea, dan Makemake.
Kredit:
NASA/Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins/Southwest Research
Institute
Pluto, Raja
Kecil Sabuk Kuiper. Pada tahun 2005, sebuah
objek yang lebih masif daripada Pluto ditemukan di sabuk Kuiper. Meskipun
banyak yang mengusulkan agar objek yang diberi nama Eris ini dijadikan planet
utama kesepuluh, namun para astronom lebih sepakat untuk mendefinisikan ulang
istilah planet. Banyak orang yang merasa sedih ketika mendengar Pluto, setelah
76 tahun menjadi planet utama kesembilan, diturunkan statusnya ke planet katai
pada tahun 2006.
Sebagai
kompensasi setelah dikeluarkan dari daftar planet utama, semua planet katai di
luar orbit Neptunus disebut plutoid. Selain itu Pluto juga dinobatkan sebagai
raja kecil sabuk Kuiper, karena ukurannya paling besar di antara objek sabuk
Kuiper. Revisi pengukuran terbaru oleh pesawat antariksa New Horizons kembali
menempatkan Pluto
sebagai planet katai terbesar tata surya.
Kredit:
ESO/L. Calçada
Eris:
Planet Katai Kembaran Pluto. Eris adalah
salah satu planet katai pertama yang pernah ditemukan di tata surya kita.
Ukurannya yang hampir sebanding dengan Pluto, menyebabkan degradasi status
Pluto sebagai planet kesembilan tata surya.
Saat
pertama kali ditemukan pada tahun 2005, ukuran Eris diprediksi lebih besar
daripada Pluto. Semula diajukan sebagai kandidat planet kesepuluh tata surya,
penemuan Eris justru memberikan alasan bagi para astronom untuk menurunkan
status Pluto menjadi planet katai pada tahun 2006. Keputusan yang tetap
kontroversial hingga hari ini, secara kebetulan memang sesuai dengan nama yang
disandang Eris.
Eris
adalah dewi perselisihan dan pertentangan Yunani kuno. Dia menimbulkan kecemburuan dan rasa iri,
memicu peperangan dan kemarahan kaum lelaki. Saat pernikahan Peleus dan Thetis,
semua dewa diundang kecuali Eris, yang membangkitkan kemarahannya dan memicu perselisihan
di antara para dewa yang berujung ke Perang Troya.
Eris
terletak lebih jauh daripada Pluto, mengitari Matahari dari jarak sekitar tiga
kali lipat lebih jauh. Dibutuhkan waktu 561 tahun untuk menyelesaikan satu kali
orbit mengitari Matahari, meskipun rotasi Eris berlangsung setiap 25 jam, yang
membuat durasi satu hari di sana hampir mirip dengan Bumi.
Kredit:
NASA
Planet
Katai Ceres. Selain
menjadi benda langit terbesar di Sabuk Asteroid yang terletak di antara Mars
dan Jupiter, Ceres adalah satu-satunya planet katai yang berada di wilayah
terdalam tata surya. Ceres juga anggota pertama Sabuk Asteroid yang ditemukan
oleh astronom Italia Giuseppe Piazzi pada tahun 1801. Demikian pula saat Dawn
tiba pada tahun 2015, Ceres menjadi planet katai pertama yang pernah dikunjungi
oleh sebuah pesawat antariksa.
Selama
bertahun-tahun diklasifikasikan sebagai asteroid, ukuran Ceres yang jauh lebih
besar dan begitu berbeda daripada objek Sabuk Asteroid lainnya, mendorong para
ilmuwan mengklasifikasikannya sebagai planet katai pada tahun 2006. Meskipun
mencakup 25% total massa sabuk asteroid, Ceres 14 kali kurang masif daripada
Pluto.
Dengan
radius 476 kilometer, Ceres mengorbit
Matahari dari jarak rata-rata 413 juta kilometer, satuan astronomi untuk Ceres
adalah 2,8 AU. Ceres membutuhkan waktu 1.682 hari Bumi, atau 4,6 tahun Bumi,
untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Rotasi Ceres relatif
cepat dan hanya membutuhkan waktu 9 jam untuk menyelesaikan satu kali rotasi.
Kredit:
R. Hurt (SSC-Caltech), JPL-Caltech, NASA
Planet
Katai Makemake. Bersama dengan planet katai
Pluto, Eris dan Haumea, Makemake terletak di Sabuk Kuiper, sebuah wilayah
cincin asteroid tata surya di luar orbit Neptunus. Sedikit lebih kecil daripada
Pluto, Makemake adalah objek langit paling terang kedua di Sabuk Kuiper setelah
Pluto apabila dilihat dari Bumi. Dibutuhkan waktu sekitar 305 tahun Bumi bagi
planet katai ini untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari.
Makemake
ditemukan pada tanggal 31 Maret 2005 oleh astronom M.E. Brown, C.A. Trujillo,
dan D. Rabinowitz di Observatorium Palomar. Dengan radius sekitar 715
kilometer, Makemake hanya sekitar 1/9 Bumi. Jika Bumi seukuran nikel, maka
Makemake hanya sebesar biji sesawi. Mengorbit
dari jarak rata-rata 6.847.000.000 kilometer, jarak Makemake dari Matahari
adalah 45,8 AU.
Makemake
menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari setiap 305 tahun Bumi. Sembari
mengorbit Matahari, Makemake menyelesaikan satu kali rotasi setiap 22,5 jam,
sehingga durasi satu hari di sana tidak terlalu jauh berbeda dengan Bumi.
Kredit:
NASA
Haumea,
Planet Katai Lonjong dengan Rotasi Tercepat di Tata Surya. Haumea kira-kira
seukuran Pluto dan bersemayam di Sabuk Kuiper. Haumea adalah salah satu anggota
tata surya relatif besar dengan rotasi tercepat. Rotasi yang sangat cepat
bahkan mendistorsi bentuk Haumea dan membuatnya terlihat lonjong menyerupai
sebuah bola dalam olahraga American football.
Haumea
adalah nama dewi kesuburan Hawaii. Dengan radius sekitar 620 kilometer, Haumea
Mengorbit Matahari dari jarak rata-rata 6.452.000.000 kilometer, satuan jarak
astronomi untuk Haumea adalah 43 AU. Haumea menyelesaikan satu kali orbit
mengitari Matahari setiap 285 tahun Bumi. Sembari mengorbit, Haumea berotasi
sangat cepat, menyelesaikan satu kali rotasi hanya dalam waktu 4 jam.
Rotasi
yang begitu cepat ini menobatkannya sebagai salah satu benda langit relatif
besar dengan rotasi tecepat di tata surya. Diduga
dampak benturan masif dengan benda langit lain memicu rotasi Haumea sekaligus
menciptakan kedua bulannya. Haumea juga adalah objek Sabuk Kuiper pertama yang diketahui
memiliki cincin.
Kredit:
wierd.com
Gonggong
(2007 OR10) Kandidat Planet Katai. Lebih
dari 10 tahun sejak ditemukan, 2007 OR10 atau Gonggong adalah sebuah kandidat planet katai anggota tata surya. 2007 OR10 ditemukan pada tanggal 17 Juli 2007
sebagai upaya pencarian Objek Sabuk Kuiper (KBO) di wilayah terluar tata surya.
Berdasarkan pengukuran terbaru, diameter 2007 OR10 ternyata sekitar 250
kilometer lebih besar daripada perhitungan sebelumnya.
Ukuran
ini menempatkannya sebagai
planet katai terbesar ketiga, hanya kalah dari Pluto dan Eris. Revisi
pengukuran diameter 2007 OR10 menghasilkan angka 1.535 kilometer, sekitar 250
kilometer lebih besar daripada perhitungan sebelumnya. 2007 OR10 juga diketahui berotasi lebih
lambat daripada hampir seluruh anggota tata surya lainnya dan membutuhkan waktu
hampir 45 jam untuk menyelesaikan satu kali rotasi.
Gonggong:
Dewa air Tiongkok berambut merah yang berekor seperti ular, dikenal kerap
menciptakan kekacauan, menyebabkan banjir, dan memiringkan Bumi.
Kredit:
Roberto Molar Candanosa dan Scott Sheppard/Institut Sains Carnegie
Goblin
(2015TG387), Kandidat Planet Katai. Jauh
melampaui orbit delapan planet utama tata surya, para astronom telah menemukan
sebuah planet katai baru yang dijuluki ‘Goblin’. Dunia berukuran kecil dengan
nama resmi 2015 TG387 ini menyusuri jalur orbit sunyi dari wilayah terluar tata
surya.
Berdasarkan
pengukuran awal, diameter Goblin sekitar 305 km. Sebagai perbandingan, diameter
Pluto sekitar 2.400 km. Goblin adalah satu dari segelintir objek yang lintasan
elips orbitnya tidak pernah lebih dekat daripada jarak Neptunus-Matahari. Hanya
ada dua objek, 2012 VP113 dan 90377 Sedna, yang perihelion (titik orbit paling
dekat dengan Matahari) lebih jauh daripada perihelion Goblin, namun titik orbit
terjauh Goblin melampaui mereka.
Jarak
maksimum planet katai Goblin diperkirakan mencapai sekitar 2.300 AU, dua kali
lipat lebih jauh daripada Sedna. 1 AU adalah jarak Bumi-Matahari, jadi jarak
maksimum Goblin 2.300 kali lebih jauh daripada jarak Bumi-Matahari. Dari jarak
yang begitu jauh, Goblin menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari
setiap 40.000 tahun sekali.
Kredit:
NASA/ESA/Adolf Schaller
Sedna,
Kandidat Planet Katai. Seperti Eris, Haumea dan Makemake, kandidat planet
katai Sedna ditemukan oleh Mike Brown dari Caltech, dengan bantuan Chad
Trujillo dari Observatorium Gemini dan David Rabinowitz dari Universitas Yale
pada tanggal 14 November 2003. Awalnya diberi kode 2003 VB12, penemuan Sedna
merupakan bagian dari sebuah survei yang dimulai sejak tahun 2001 menggunakan
Teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar dekat San Diego, California.
Diberi
nama oleh para penemunya, Sedna adalah nama dewi laut bangsa Inuit. Menurut
legenda, Sedna adalah manusia yang menjadi dewi setelah tenggelam di Samudera
Arktik, yang kemudian menjadi tempat tinggalnya untuk melindungi semua makhluk
laut. Nama ini tampaknya cocok, karena Sedna adalah salah satu objek terjauh
dari Matahari, sekaligus yang terdingin.
Dengan tingkat albedo permukaan 0,32 ± 0,06
dan diameter sekitar 915 hingga 1.800 km (dibandingkan diameter Pluto, 1.186
km), Sedna cukup terang dan juga cukup besar untuk berbentuk bulat. Dengan
diameter 1.600 km, lintasan orbit Sedna mengelilingi Matahari yang sangat
elips, dengan jarak 76 AU (114 miliar km) di perihelion (titik orbit terdekat),
hingga 936 AU (140 miliar km) di aphelion (titik orbit terjauh). Perkiraan
durasi Sedna untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari bervariasi,
meskipun diduga lebih dari 10.000 tahun.
Kredit:
NASA dan G. Bacon (STScL)
Quaoar,
(2002 LM60, Kandidat Planet Katai. Berukuran
kira-kira separuh Pluto, 2002 LM60 atau Quaoar terletak sekitar 4 miliar mil dari Bumi atau
lebih dari satu miliar mil dari Pluto. Tak seperti Pluto dan planet-planet
utama tata surya lainnya, orbit Quaoar mengelilingi Matahari sangat melingkar.
Seperti
Pluto, Quaoar menghuni Sabuk Kuiper, cakram puing-puing es mirip komet yang
membentang 7 miliar mil di luar orbit Neptunus. Selama satu dekade terakhir,
lebih dari 500 objek telah ditemukan di sabuk Kuiper. Dengan beberapa
pengecualian, secara signifikan ukuran mereka semua lebih kecil daripada Pluto.
Sejauh
ini, Quaoar bagaikan “ikan terbesar” yang berhasil ditangkap para astronom
dalam survei objek Sabuk Kuiper. Brown bahkan berani memprediksi dalam beberapa
tahun yang akan datang, objek Sabuk Kuiper lain yang ukurannya lebih besar daripada
Quaoar akan ditemukan.
Kredit:
Roberto Molar Candanosa dan Scott S. Sheppard/Insitut Sains Carnegie
2018
VG18 (Farout), Kandidat Planet Katai Terjauh yang Melampaui 100 AU. Para astronom telah menemukan kandidat planet katai
terjauh tata surya yang pernah diamati, terletak pada jarak melampaui 100 kali
jarak Bumi-Matahari. Dipublikasikan
pada hari Senin tanggal 17 Desember 2018 oleh Minor Planet Center Himpunan Astronomi
Internasional (IAU), objek ini untuk sementara diberi nama 2018 VG18 alias “Farout” karena memang terletak begitu
jauh, sekitar 120 AU.
2018
VG18 mengorbit lebih jauh daripada planet katai Eris yang terletak sekitar 96
AU. Sebagai perbandingan, Pluto mengorbit Matahari dari jarak sekitar 34 AU,
berarti 2018 VG18 terletak 3,5 kali lebih jauh daripada planet katai tata surya
yang paling populer. Karena
2018 VG18 begitu jauh, pergerakan orbitnya sangat lambat, mungkin membutuhkan
waktu selama 1.000 tahun lebih untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari
Matahari.
Kredit:
Scott S Sheppard/Institusi Sains Carnegie
2012VP113, Kandidat Planet Katai. Sebuah kandidat planet katai baru tata surya
telah ditemukan. Diberi kode 2012VP113, ia mengorbit dari wilayah terluar tata
surya. Bersama Sedna, 2012VP113 menempati batas tata surya yang disebut Awan Oort. 2012VP113 ditemukan oleh dua orang ilmuwan bernama
Chadwick Trujillo dan Scott Shepperd saat mencari objek-objek jauh menggunakan Dark Energy Camera.
Ukuran
VP113 2012 sekitar separuh ukuran Sedna dan komposisinya mungkin didominasi
oleh material es. Yang menarik, meskipun Sedna terkadang memangkas jarak dari Matahari
selama waktu tertentu, titik terjauh 2012 VP113 hanya 452 AU, sedangkan titik
terjauh Sedna mencapai 1.000 AU.
Satu
teori yang bisa menjelaskan lokasi mereka di tata surya kita adalah karena
jalur orbit sebuah planet masif telah melontarkan mereka dari wilayah Sabuk
Kuiper.
Kredit:
NASA
Berapa
Banyak Jumlah Bulan di Tata Surya? Merkurius dan Venus, tak
satu pun dari mereka memiliki bulan. Karena Merkurius begitu dekat dengan
Matahari, setiap bulan yang mengorbit Merkurius kemungkinan besar malah akan
menabrak Merkurius atau mungkin juga ditarik ke dalam oleh gravitasi kuat
Matahari. Sedangkan mengapa Venus tidak memiliki bulan, hingga saat ini masih
menjadi misteri untuk dipecahkan.
Berikutnya
adalah Bumi, dan tentu saja, seperti kita ketahui memiliki satu Bulan. Mars
memiliki dua bulan, Phobos dan Deimos. Kemudian planet-planet raksasa yang
berada di wilayah terluar tata surya. Mereka punya banyak sekali bulan.
Jupiter, misalnya, memiliki 79 bulan! Yang paling terkenal adalah Io, Europa,
dan Callisto. Jupiter juga memiliki bulan terbesar di tata surya, Ganymede.
Saturnus
memiliki 53 bulan dengan nama-nama yang keren, seperti Mimas, Enceladus, dan
Tethys. Salah satu bulan Saturnus bernama Titan, bahkan memiliki lapisan
atmosfer dan air cair di permukaan yang membuatnya istimewa. Uranus diketahui
memiliki 27 bulan. Beberapa dari mereka, setengah material pembentuknya adalah
es. Yang terakhir adalah Neptunus dengan 13 bulan. Triton adalah bulan terbesar
Neptunus, yang ukurannya hampir setara dengan planet katai Pluto.
Kredit:
NASA/GSFC/Arizona State University
Bulan,
Fakta Ringan tentang Satelit Alami Bumi. Bumi hanya memiliki satu bulan (satelit alami), sebuah
benda langit berbatu penuh kawah akibat dampak benturan asteroid. Berukuran
kira-kira seperempat diameter Bumi, jarak rata-rata Bulan dari Bumi adalah
238.855 mil. Bulan bisa dilihat dengan mata telanjang hampir setiap malam
ketika mengitari planet kita.
Bulan dapat dengan
mudah kita lihat hampir setiap malam. Bulan sebenarnya tidak bersinar atau
memancarkan cahayanya sendiri. Bulan hanya memantulkan cahaya dari Matahari.
Para ilmuwan memperkirakan Bulan terbentuk sejak awal sejarah
tata surya, setelah Bumi bertabrakan dengan sebuah benda langit seukuran Mars.
Tabrakan ini menghasilkan bongkahan besar yang berasal dari Bumi, sedangkan
benda langit seukuran Mars yang menabrak Bumi terlempar ke luar angkasa.
Selanjutnya gaya gravitasi mengambil alih dan menyatukan mereka menjadi Bulan
yang kita kenal hari ini.
Bulan adalah satu-satunya benda langit yang pernah dikunjungi
manusia. Pada tanggal 20 Juli 1969, dua orang astronot NASA Neil Armstrong dan
Buzz Aldrin adalah orang pertama yang pernah menginjakkan kaki di permukaan
Bulan. Sepuluh astronot NASA lainnya kemudian mengikuti jejak langkah Neil
Armstrong secara berturut-turut. Mereka mengumpulkan ratusan pon sampel tanah
dan batuan bulan, melakukan eksperimen dan memasang instrumen untuk penelitian.
Kredit:
NASA/JPL-Caltech/GSFC/ Universitas Arizona
Phobos
dan Deimos, Sepasang Bulan Planet Merah. Dari keempat planet berbatu tata surya, hanya
Mars yang memiliki lebih dari satu bulan. Dua satelit alami ini jauh lebih
kecil daripada Bulan, satelit alami Bumi, dan menimbulkan sejumlah pertanyaan
tentang tahap awal pembentukan tata surya. Phobos dan Deimos cenderung
menyerupai asteroid daripada bulan, Phobos hanya berukuran 22 kilometer,
sedangkan Deimos 13 km.
Sepasang
bulan Mars tergolong sebagai satelit alami terkecil di tata surya. Ukuran
Phobos sedikit lebih besar daripada Deimos dan mengorbit hanya 6.000 kilometer
di atas permukaan Mars. Tidak ada yang mengetahui bagaimana sebuah bulan dapat
mengorbit sedekat itu dengan planet induk. Phobos mengitari Mars tiga kali
sehari, sedangkan Deimos yang mengorbit lebih jauh membutuhkan waktu 30 jam
untuk menyelesaikan satu kali orbit.
Seperti
Bulan yang mengorbit Bumi, Phobos dan Deimos mengalami pengucian pasang surut,
berarti hanya satu sisi yang selalu menghadap planet induk. Phobos mendekati Mars secara perlahan,
sekitar 1,8 meter setiap satu abad. Dalam waktu 50 juta tahun, Phobos akan
jatuh ke Mars atau terkoyak dan membentuk cincin puing-puing bebatuan di
sekeliling Planet Merah.
Dalam
satu hari, Phobos tiga kali mengelilingi Mars, melesat melintasi langit Mars
setiap kurang lebih empat jam dari barat ke timur. Deimos mengorbit lebih jauh, dari jarak yang
cenderung tetap, 20.069 km, dan membutuhkan waktu sekitar 30 jam untuk satu
kali mengitari Mars.
Kredit
gambar: NASA/JPL
Ganymede,
Bulan Terbesar Tata Surya. Ganymede adalah
bulan terbesar di tata surya kita, satu-satunya satelit alami planet yang
memiliki medan magnet. Bersama tiga bulan terbesar Jupiter lainnya, Ganymede
ditemukan oleh Galileo Galilei pada tanggal 7 Januari 1610, sekaligus mencetak
rekor sebagai penemuan pertama
bulan yang mengorbit planet selain Bumi.
Karena
ditemukan oleh Galileo, keempat bulan terbesar Jupiter disebut bulan Galilean
(Io, Europa, Ganymede, dan Callisto) yang akhirnya mengarah ke pemahaman bahwa
planet-planet di tata surya kita mengorbit Matahari, bukannya mengorbit Bumi.
Ganymede
adalah bulan ketujuh Jupiter dan bulan Galilean ketiga, menyelesaikan satu kali
orbit mengitari Jupiter sekitar tujuh hari Bumi dari jarak sekitar 1.070 juta
kilometer. Radius Ganymede adalah 2.631
km. Meskipun ukurannya lebih besar namun massa Ganymede hanya separuh Merkuris.
Oleh karena itu Ganymede dikelompokkan sebagai objek dengan massa jenis rendah.
Kredit:
NASA/JPL/ DLR (German Aerospace Center)
Callisto,
Bulan Terbesar Kedua Jupiter. Callisto adalah bulan terbesar kedua Jupiter
setelah Ganymede, dan memegang rekor sebagai bulan terbesar ketiga di tata
surya kita. Ukurannya hampir setara dengan planet Merkurius. Para ilmuwan telah mengungkap rahasia besar Callisto yang
mungkin memiliki lautan asin di bawah permukaannya. Penemuan itu menempatkan
Callisto ke daftar dunia yang mungkin menampung kehidupan mikroba.
Diameter
khatulistiwa Callisto sekitar 15.144 kilometer dan mengorbit Jupiter dari jarak
sekitar 1.883.000 kilometer, sementara Jupiter mengorbit Matahari dari jarak
sekitar 778 juta kilometer. Callisto
menyelesaikan satu kali orbit mengitari Jupiter setiap 17 (16,689) hari Bumi.
Callisto mengalami penguncian pasang surut, berarti hanya salah satu sisi
Callisto yang selalu menghadap Jupiter.
Callisto
1,8 kali lebih jauh daripada orbit Ganymede mengitari Jupiter, 2,8 kali lipat
lebih jauh daripada orbit Europa mengitari Jupiter dan 4,5 kali lebih jauh
daripada orbit Io mengitari Jupiter. Sistem Jupiter membutuhkan waktu sekitar
12 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari.
Kredit
gambar: NASA/JPL/University of Arizona
Io,
Bulan Terbesar Ketiga Jupiter. Sebagai
salah satu satelit alami planet Jupiter, Io adalah anggota tata surya yang
paling aktif secara vulkanik. Bulan berbatu ini memiliki ratusan gunung berapi,
beberapa di antaranya bahkan meletuskan lava setinggi puluhan kilometer.
Aktivitas vulkanik Io disebabkan oleh pasang surut antara gaya gravitasi
Jupiter dengan dua satelit alami terbesar lainnya yang mengorbit Jupiter dari
jarak yang lebih jauh, Europa dan Ganymede.
Ukurannya
sedikit lebih besar daripada Bulan, satelit alami Bumi. Io adalah bulan ketiga
terbesar dan bulan terjauh kelima Jupiter.
Io
mengalami penguncian pasang surut, berarti satu sisi yang sama selalu menghadap
Jupiter secara permanen. Sedangkan Europa dan Ganymede, dua bulan terbesar
Jupiter, turut memengaruhi orbit Io saat mengitari planet raksasa tata surya
dan menyebabkan orbit Io sangat lonjong dan tak beraturan. Jadi, pada jarak
yang sangat bervariasi dari Jupiter, Io mengalami gaya pasang surut yang luar
biasa.
Gaya
ini juga menghasilkan pasang surut permukaan Io hingga 100 meter, bandingkan
dengan Bumi yang hanya mengalami pasang surut air laut maksimal 18 meter.
Pasang surut di Bumi hanya mempengaruhi air laut, sementara di Io terjadi di
permukaan tanah yang padat. Gila!
Kredit:
NASA/JPL-Caltech/SETI Institute
Europa,
Tempat Paling Menjanjikan untuk Mencari Kehidupan di Luar Bumi. Beberapa dekade yang lalu, fiksi ilmiah telah
menawarkan skenario hipotetis, bagaimana jika kehidupan asing berkembang di
lautan yang berada di bawah permukaan es Europa? Gagasan menarik yang dianggap
memiliki basis sains cukup kuat, telah menyalakan imajinasi banyak orang, baik
di dalam maupun di luar komunitas sains, yang begitu berharap kita bisa
menemukan kehidupan di luar Bumi.
Dari
berbagai observasi yang dilakukan menggunakan teleskop berbasis darat, para
ilmuwan telah mengumpulkan data permukaan Europa yang didominasi es air,
termasuk bukti kuat lautan air cair atau es cair di bawah permukaan.
Para
ilmuwan menduga lapisan es setebal 15-25 kilometer mengapung di atas lautan
sedalam 60-100 kilometer. Oleh karena itu, meskipun hanya berukuran seperempat
diameter Bumi, Europa mungkin mengandung air dua kali lipat banyak daripada
seluruh lautan di Bumi. Samudera raya Europa yang luas dan dalam dianggap
sebagai tempat paling menjanjikan di tata surya untuk menemukan kehidupan sebab
memiliki lingkungan ideal bagi beberapa wujud kehidupan mikroba di luar Bumi.
Kredit:
NASA
Titan,
Anggota Tata Surya Selain Bumi dengan Lautan Cair.
Titan adalah bulan terbesar Saturnus, sebuah dunia es dengan lapisan atmosfer
berkabut keemasan. Sebagai satelit alami terbesar kedua di tata surya, hanya
kalah oleh Ganymede, bulan Jupiter, ukuran Titan lebih besar daripada Bulan,
satelit alami Bumi, bahkan lebih besar daripada Merkurius, meskipun massanya
lebih rendah.
Bulan
raksasa ini adalah satu-satunya satelit alami di tata surya dengan lapisan
atmosfer padat, dan satu-satunya anggota tata surya selain Bumi yang memiliki
air cair di permukaan, termasuk sungai, danau, dan lautan. Seperti Bumi,
komposisi lapisan atmosfer Titan didominasi oleh unsur nitrogen, sejumlah kecil
metana dan senyawa kaya karbon lainnya.
Selain
itu, Titan adalah satu-satunya tempat di Tata Surya yang diketahui memiliki
siklus air mirip di Bumi, seperti hujan yang turun dari awan, membasahi dan
mengaliri permukaan, mengisi danau dan lautan, dan menguap kembali ke langit.
Titan juga diprediksi menampung lautan bawah tanah.
Radius
Titan sekitar 2.575 kilometer, berarti hampir 50% lebih besar daripada Bulan,
satelit alami Bumi. Titan mengorbit planet Saturnus dari jarak sekitar 1,2
juta kilometer, sedangkan jarak Saturnus dari Matahari adalah sekitar 1,4
miliar kilometer, atau sekitar 9,5 AU. Dibutuhkan waktu sekitar 80 menit agar
cahaya Matahari mencapai Titan. Karena relatif jauh, cahaya Matahari di Titan
sekitar 100 kali lebih redup daripada di Bumi.
Kredit:
NASA/JPL/Space Science Institute
Enceladus, Bulan Lautan Es Saturnus. Beberapa anggota terestrial tata surya kita
menyembunyikan air cair di bawah permukaan beku. Namun Enceladus, bulan lautan
es Saturnus, begitu istimewa di mata para ilmuwan. Ya, Enceladus mengepulkan
lautannya ke luar angkasa sehingga pesawat antariksa Cassini NASA dapat terbang
melintasinya dan mengumpulkan sampel. Dari sampel ini, para ilmuwan menentukan
Enceladus menampung sebagian besar material kimiawi yang dibutuhkan oleh
kehidupan, bahkan berpotensi memiliki ventilasi hidrotermal yang memuntahkan air
panas kaya mineral dari dasar lautan.
Arsip
gambar yang diambil oleh pesawat antariksa Voyager NASA pada tahun 1980-an
mengungkap permukaan es Enceladus yang putih cerah dan sangat halus di beberapa
wilayah. Dengan diameter sekitar 500 kilometer, Enceladus adalah anggota tata
surya yang paling reflektif. Karena memantulkan sebagian besar cahaya Matahari,
suhu permukaan Enceladus sangat dingin, sekitar minus 201 derajat Celcius.
Tetapi tidak seperti yang terlihat, Enceladus bukan sekadar tempat yang dingin
dan pasif.
Kredit:
Laboratorium Propulsi Jet NASA
Miranda
dan Bulan-Bulan Uranus. Seperti monster
Frankenstein, Miranda seolah disatukan dari bagian-bagian yang tidak tergabung
sempurna. Dengan diameter sekitar 500 km, Miranda hanya 1/7 ukuran Bulan,
satelit alami Bumi, ukuran yang tampaknya mustahil menopang banyak aktivitas
tektonik.
Namun
Miranda justru memiliki topografi yang paling aneh dan paling bervariasi di
antara benda-benda langit anggota tata surya, termasuk tiga “corona,” fitur
unik berbentuk oval yang kemungkinan terbentuk oleh material hangat yang naik
ke permukaan. Selain itu, topografi Miranda didominasi lembah dan pegunungan
yang terpisah dari medan kawah dampak benturan. Retakan ngarai raksasa Miranda
dua belas kali lebih dalam daripada Grand Canyon di Bumi. Karena gravitasi
Miranda tak terlalu kuat, sebuah batu yang dijatuhkan dari tebing tertinggi
membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk mencapai dasar.
Para
ilmuwan belum menyepakati tentang proses yang bertanggung jawab atas
fitur-fitur unik topografi Miranda. Salah satu kemungkinan yang digagas adalah
Miranda pernah hancur berkeping-keping karena bertabrakan dengan benda langit
lain berukuran besar, dan potongan-potongan Miranda kemudian tersusun kembali
secara asal-asalan. Skenario terkuat lainnya, fitur corona barangkali terbentuk
dari benturan meteorit berbatu atau logam berukuran besar yang melelehkan
permukaan es dan memicu periode episodik naiknya air cair ke permukaan Miranda
dan kembali membeku.
Kredit
Gambar: NASA/JPL/USGS
Triton.
Dari 13 bulan yang mengorbit Neptunus, Triton
adalah yang terbesar dan satu-satunya
bulan relatif besar di tata surya yang mengorbit retrograde (berlawanan arah)
dengan rotasi planet induk.
Para ilmuwan menduga Triton adalah objek Sabuk Kuiper yang ditangkap oleh
gravitasi Neptunus jutaan tahun lalu, karena Tritron memiliki banyak kemiripan
dengan planet katai Pluto, objek Sabuk Kuiper yang paling populer.
Triton
memiliki diameter 2.700 kilometer. Galeri gambar yang diambil oleh Voyager 2
NASA mengungkap permukaan Titan hanya dengan sedikit lubang kawah dampak
benturan dan datararan vulkanik yang halus, gundukan dan lubang bundar yang
dibentuk oleh aliran lahar es. Triton terdiri dari kerak nitrogen beku di atas
mantel es yang diyakini menutupi inti batuan dan logam.
Massa jenis Triton lebih tinggi daripada hampir semua satelit alami
planet-planet terluar dan hanya kalah dari Europa dan Io, dua bulan Jupiter. Massa jenis ini mengindikasikan ada
lebih banyak batuan di interior daripada bulan-bulan es Saturnus
dan Uranus.
Kredit:
NASA, ESA, M. Showalter/SETI Institute
S/2004
N 1, Bulan Ke-14 Neptunus Ditemukan Hubble.
Teleskop Antariksa Hubble NASA telah menemukan bulan (satelit alami) ke-14 yang
mengorbit planet Neptunus. Diberi kode S/2004 N 1, ukuran bulan diperkirakan
tidak melebihi 12 mil, menjadikannya sebagai bulan terkecil yang pernah
diketahui di sistem Neptunus.
S/2004
N 1 sangat kecil dan redup, kira-kira 100 juta kali lebih redup daripada
bintang paling redup yang bisa dilihat mata telanjang manusia. Bahkan lolos
dari deteksi pesawat antariksa Voyager 2 NASA yang terbang melewati Neptunus
pada tahun 1989 untuk mensurvei sistem bulan dan cincin planet.
Kredit:
NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research
Institute
Charon.
Dari lima bulan yang mengorbit planet katai Pluto, Charon
adalah yang terbesar. Dengan separuh ukuran Pluto, Charon adalah bulan terbesar di tata surya berdasarkan rasio
perbandingan ukuran antara bulan dan planet induk. Bahkan Pluto dan Charon dianggap sebagai satu-satunya sistem
planet katai ganda di
tata surya kita. Mengorbit Pluto setiap 6,4 hari Bumi, Charon mengalami
penguncian pasang surut, sebuah fenomena yang membuat satu sisi permukaan
Charon selalu menghadap Pluto secara permanen. Mereka dipisahkan oleh jarak
sekitar 19.640 km.
Karena
durasi orbit Charon mengitari Pluto setara dengan periode rotasi Pluto (6,4
hari Bumi), Charon tidak pernah terbit atau terbenam, tetapi selalu melayang di
tempat yang sama jika diamati dari permukaan Pluto. Sama seperti Uranus, poros rotasi sistem Pluto-Charon ada
di kedua sisinya, mengorbit Matahari seperti bola yang menggelinding. Demikian
pula dengan arah rotasi Pluto yang retrograde, berputar dari timur ke barat, seperti Venus dan Uranus.
Kredit:
NASA, ESA, dan M. Showalter (SETI Institute)
Hubble
Temukan Bulan Kelima Pluto. Satu tim
astronom yang memanfaatkan visi tajam Teleskop Antariksa Hubble NASA telah
melaporkan penemuan sebuah bulan atau satelit alami yang mengorbit planet katai
Pluto.
Diperkirakan
memiliki bentuk tak beraturan, lebar bulan berkisar antara 6-15 mil. Mengorbit
dari jarak 58.000 mil, bentuk orbit bulan melingkar dan dianggap co-planar
dengan bulan-bulan lain di dalam sistem.
Tim
astronom tertarik bahwa planet sekecil itu bisa memiliki koleksi satelit yang
begitu kompleks. Penemuan terbaru ini juga menyediakan informasi tambahan untuk
mengungkap bagaimana sistem Pluto terbentuk dan berevolusi. Teori populer di
kalangan para ilmuwan menggagas seluruh bulan dihasilkan dari tabrakan antara
Pluto dan objek-objek Sabuk Kuiper berukuran besar miliaran tahun yang lalu.
Kredit: NASA, ESA, A. Parker dan M. Buie (Southwest Research
Institute), W. Grundy (Observatorium Lowell), dan K. Noll (NASA GSFC)
MK
2, Bulan yang Mengorbit Makemake Ditemukan Hubble. Mengintip ke wilayah terluar tata surya, Teleskop
Antariksa Hubble NASA telah menemukan sebuah bulan gelap berukuran kecil yang
mengorbit Makemake, planet es katai terbesar kedua setelah Pluto di Sabuk
Kuiper.
Satelit alami yang diberi kode S/2015 (136472) 1 dan sering disebut
MK 2, sekitar 1.300 kali lebih redup daripada Makemake. Dengan diameter sekitar
100 mil, MK 2 terpisah sejauh 13.000 mil dari planet katai induk yang
diameternya 870 mil. Sebagai satu dari lima planet katai tata surya yang
diakui oleh Himpunan Astronomi Internasional (IAU), Makemake ditemukan pada
tahun 2005.
Observasi Hubble dilakukan pada bulan April 2015 menggunakan
instrumen Wide Field Camera 3. Visi tajam dan resolusi tinggi Hubble untuk
mengamati objek redup di dekat benda-benda terang, memungkinkan para astronom
untuk menemukan MK 2.
Kredit
gambar: NASA/JPL-Caltech/UCLA/MPS/DLR/IDA
Asteroid
adalah batuan antariksa berukuran kecil yang mengorbit Matahari layaknya
planet-planet anggota tata surya. Begitu banyak asteroid yang menghuni tata
surya kita, sebagian besar di antaranya tinggal di Sabuk Asteroid yang terletak
di antara orbit Mars dan Jupiter.
Asteroid
juga bisa ditemukan di tempat-tempat lain, misalnya di jalur orbit planet.
Fakta ini menunjukkan bahwa asteroid dan planet mengikuti jalur yang sama untuk
mengitari Matahari. Bumi dan beberapa planet lain juga memiliki asteroid
seperti ini.
Asteroid
adalah sisa-sisa material yang membentuk tata surya. Tata surya kita
diperkirakan terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu ketika sebuah awan
gas dan debu raksasa runtuh karena gaya gravitasinya sendiri. Saat runtuh,
sebagian besar material jatuh ke pusat awan dan membentuk Matahari.
Beberapa
debu yang tidak jatuh ke pusat awan kemudian memadat dan menjadi planet.
Sedangkan sisa-sisa material yang tidak turut membentuk planet akhirnya menjadi
asteroid.
Kredit:
NASA/JPL-Caltech/UCLA/MPS/DLR/IDA
Vesta, Asteroid atau Planet Katai. Vesta adalah objek paling masif kedua di Sabuk Asteroid setelah planet katai Ceres.
Vesta menampung 9% massa dari seluruh massa Sabuk Asteroid, cincin puing-puing
asteroid yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Asteroid raksasa itu hampir spheroid, oleh karena itu hampir diklasifikasikan sebagai planet katai.
Vesta
diyakini telah kehilangan sekitar 1% massanya
setelah bertabrakan dengan sebuah benda masif sekitar satu
miliar tahun yang lalu. Tabrakan ini
menghasilkan kawah Rheasilvia selebar 500 kilometer,
sekitar 95% diameter Vesta. Keluarga asteroid Vesta mungkin berasal dari tabrakan ini. Kawah besar lainnya
adalah Veneneia dengan diameter sekitar
400
kilometer.
- Asteroid Pallas
- Asteroid 2012 TC4
- Asteroid P/2010 A2
- Asteroid P/2013 P5
- Asteroid Biner 288P
- Asteroid 2013 R3
- Asteroid 2015 TB145
- Asteroid 2016 HO3
- Asteroid 2017
- Asteroid 2002 AJ129
- Asteroid Antarbintang Oumuamua
Kredit:
NASA
Komet,
Penyumbang Deposit Air di Bumi. Ada
banyak pertanyaan besar tentang sejarah Bumi. Salah satunya adalah asal usul
lautan. Material bebatuan yang membentuk Bumi pada awalnya memang mengandung
air, tapi bukan total seluruh kandungan air saat ini. Dan sebagian besar
komposisi komet adalah es air. Ada kemungkinan dari komet inilah sebagian
deposit air di Bumi berasal.
Ada
dua tipe isotop air, “air berat” dan “air ringan”. Lautan Bumi memiliki
proporsi tertentu antara air berat dengan air ringan. Para ilmuwan yang
mempelajari komet Hartley 2 telah menghasilkan penemuan yang cukup mengejutkan.
Separuh komposisi komet Hartley 2 ternyata adalah air berat, dan proporsi air
berat dengan air ringan di Hartley 2 cocok dengan lautan Bumi.
Hartley
2 berasal dari Sabuk Kuiper, sementara semua komet dengan ciri khas kandungan
air yang telah dipelajari berasal dari Awan Oort. Para ilmuwan tidak pernah
mengira komet dari Sabuk Kuiper mungkin adalah sumber lautan kita. Tetapi,
memang harus dipelajari secara lebih terperinci untuk memastikannya.
- Komet 9P/Tempel 1
- Komet 289P/Blanpain
- Komet 45P
- Komet 96P
- Komposisi Inti Komet, Begini Cara Ilmuwan Mengungkapnya!
Kredit: MPC, CBAT, Harvard CfA, IAU
Sabuk Asteroid. Memiliki arti “seperti
bintang”, asteroid atau planetoid adalah batuan antariksa sisa-sisa dari
pembentukan tata surya. Kumpulan asteroid yang mengorbit Matahari di antara
Mars dan Jupiter disebut Sabuk Asteroid.
Dihuni oleh jutaan asteroid, Sabuk
Asteroid menduduki wilayah sekitar 2,5 kali jarak Bumi-Matahari atau 2,5 AU.
Menurut NASA, sebagian besar ukuran asteroid di sana relatif kecil, mulai dari
seukuran bebatuan besar, beberapa ribu kaki hingga setara dengan ukuran planet
katai.
Pada awal sejarah tata surya, material
debu dan batu yang mengelilingi Matahari disatukan oleh gaya gravitasi untuk
membentuk sistem planet. Tetapi masih ada sisa-sisa material yang gagal
membentuk planet dan berkumpul di wilayah yang sekarang disebut Sabuk Asteroid.
Total massa Sabuk Asteroid lebih kecil
daripada Bulan, satelit alami Bumi. Gaya gravitasi kuat Jupiter mengendalikan
Sabuk Asteroid dan dianggap mencegah jutaan asteroid di sana untuk bergabung
dan membentuk planet.
Kredit:
NASA
Sabuk
Kuiper menyandang nama penemunya, Gerard Kuiper. Pada tahun 1951, ilmuwan
asal Amerika Serikat ini menggagas sabuk batuan es di luar orbit Neptunus untuk
menjelaskan dari mana komet dengan lintasan orbit pendek berasal.
Belum
pernah ada yang bisa melihat di luar orbit Neptunus karena memang sulit untuk
melihat komet meskipun menggunakan teleskop tercanggih. Meskipun hanya prediksi
berdasarkan perhitungan matematis, ternyata Kuiper terbukti benar. Di sinilah
tempat tinggal 4 dari 5 planet katai resmi, Pluto, Eris, Haumea, dan Makemake.
Kredit:
NASA
Awan Oort. Digagas oleh astronom Belanda Jan Oort, Awan Oort
adalah cangkang spheroid raksasa yang mengelilingi tata surya. Awan Oort
disusun oleh bongkahan-bongkahan es seukuran gunung atau lebih besar lagi. Di
tempat inilah beberapa komet periode panjang berasal. Awan Oort belum pernah
ditemukan karena baru sebatas teori.
Dengan
kecepatan satu juta mil per hari, pesawat antariksa Voyager 1 membutuhkan waktu
35 tahun untuk meninggalkan lingkungan medan magnet Matahari dan sekitar 30.000
tahun lagi untuk melewati Awan Oort.
Kredit:
NASA
Ruang
Antarbintang. Para
ilmuwan menentukan batas ruang antarbintang sebagai sebuah tempat di mana
aliran konstan material dan medan magnet Matahari berhenti memengaruhi
lingkungan ruang di sekitarnya. Tempat ini disebut heliopause dan menandai
akhir wilayah heliosfer. Matahari menciptakan heliosfer dengan mengirim arus
partikel dan medan magnet secara konstan ke ruang angkasa dengan kecepatan
lebih dari 670.000 mil/jam.
Aliran
ini disebut “angin surya”. Di dalam wilayah heliosfer, partikel-partikel
Matahari lebih panas tapi kurang terkonsentrasi, sedangkan di luar heliosfer,
partikel-partikel Matahari jauh lebih dingin tapi lebih terkonsentrasi. Begitu
sampai di ruang antarbintang, suhu akan mendingin dan gaya gravitasi yang tidak
berasal dari Matahari terasa lebih kuat.
Komentar
Posting Komentar