Langsung ke konten utama

Gerhana Matahari Beri NASA Kesempatan Langka Mempelajari Merkurius

meneliti-merkurius-saat-gerhana-matahari-astronomi
Merkurius

Saat kita terjebak di Bumi selama fenomena gerhana Matahari pada tanggal 21 Agustus 2017, pesawat-pesawat jet NASA justru melakukan eksperimen sains rumit di Matahari dan pendamping terdekatnya, Merkurius. Sepasang pesawat jet NASA berangkat pagi hari dari Houston's Johnson Space Center dan mengikuti jalur gerhana Matahari untuk melihat "totalitas" (gerhana Matahari total) selama tiga setengah menit, hampir satu menit lebih lama daripada para pengamat di darat. Dilengkapi dengan sepasang teleskop inframerah, mereka mempelajari korona Matahari dan jejak-jejak kimia Merkurius untuk mengungkap apa yang berada di bawah permukaannya.

Sepasang pesawat jet WB-57F produksi tahun 1960an yang telah dimodifikasi, akan memindai gerhana pada ketinggian 50.000 kaki. Dari atas sana, atmosfer Bumi tidak terlalu berpengaruh dalam hal pengamburan cahaya (langit sekitar 25 kali lebih gelap), memberi NASA pemandangan terbaik di seluruh dunia untuk memandang fenomena alam gerhana. Pada saat yang sama, melaju dengan kecepatan 460 mph, mereka akan mengikuti jalur gerhana dan akan  melihatnya lebih lama daripada para pengamat di Bumi, lebih dari tujuh menit apabila dikombinasikan.

Dulu, pesawat jet Concorde mengikuti totalitas hingga 74 menit, namun turbulensi pada kecepatan supersonik membuat pengamatan teleskop tidak efektif. Sebaliknya, WB-57 akan terbang secara halus dengan sedikit guncangan, untuk memberi kesempatan kepada kamera AIRS/DyNAMITES yang dipasang di stabilizer gimbal berbentuk kubah, mengamati gerhana secara optimal.

Gimbal adalah sebuah mekanisme, biasanya terdiri dari cincin yang bisa diputar, untuk menempatkan instrumen seperti kompas atau kronometer horisontal di kapal atau pesawat terbang.

Selama fase totalitas gerhana, tim Goddard NASA akan memeriksa bagian terluar Matahari (sebagian besar dengan cahaya kasat mata) untuk mencoba memecahkan salah satu misteri terbesar. Tidak ada yang tahu mengapa korona, aura plasma yang meluas jutaan kilometer ke luar angkasa, bisa jutaan derajat lebih panas daripada permukaan Matahari.

Satu teori yang diajukan adalah gelombang-gelombang magnetik "Alfvén" menghantarkan dan memperbesar panas dari permukaan, sementara yang lain berpendapat panas ekstrem dihasilkan oleh "nanoflares," atau semburan-semburan kecil Matahari yang kerap terjadi di permukaan. Dalam fisika plasma, gelombang Alfvén, dinamai seperti penemunya, Hannes Alfvén, adalah jenis gelombang magnetohidrodinamik ketika ion-ion berosilasi dalam menanggapi gaya pemulihan yang disediakan oleh ketegangan efektif pada medan magnet.

Resolusi tinggi, kamera berkecepatan tinggi di atas pesawat-pesawat jet secara teoritis mampu melihat kedua fenomena tersebut. Yang mungkin juga akan membuktikan bahwa nanoflares bertanggung jawab atas perubahan garis medan magnet yang kacau menjadi medan yang relatif teratur.


Totalitas hanyalah salah satu bagian dari misi tersebut. Tiga puluh menit sebelum dan sesudah Matahari tertutup bulan adalah kondisi ideal untuk meneliti Merkurius, yang berada sangat dekat dengan Matahari dan selalu kebanjiran cahaya Matahari. Sebuah kamera infra merah dapat menembus beberapa inci di bawah permukaan planet untuk memeriksa seberapa cepat permukaan mendingin.

Selain itu juga akan memberikan informasi tentang komposisi material di bawah permukaan dan seberapa rapat material tersebut. Sebab pasir menyebar panas dengan cepat, sementara batu menahannya lebih lama. Bahkan pesawat antariksa Messenger yang mengorbit Merkurius tidak mampu menembus ke bawah permukaan, karena kamera inframerahnya beroperasi pada panjang gelombang yang lebih pendek.

Juga perlu dicatat bahwa kamera dengan resolusi tinggi dan kamera frame high rate, akan menangkap gambar terbaik gerhana Matahari. Jadi jika kamu engah mencari screen saver baru untuk smartphone atau laptop milikmu, tunggu beberapa minggu lagi, ya!


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang