Langsung ke konten utama

Paradoks Fermi: Mengapa Kita Belum Menemukan Peradaban Asing?

galaksi-bima-sakti-terlihat-dari-kairo-astronomi
Bima Sakti terlihat dari Gurun Putih di luar Kairo.
AMR DALSH/RETUERS

Di Bima Sakti saja, ada sekitar ratusan miliar bintang dan triliunan planet. Di antara mereka, banyak yang mengorbit di zona layak huni bintang, berarti dapat memiliki kondisi yang tepat untuk menampung kehidupan.

Dengan estimasi dua triliun galaksi yang tersebar di alam semesta, seharusnya kosmos dipenuhi oleh kehidupan ekstraterestrial. Lantas, di mana mereka?

Penting untuk diingat, ketika para ilmuwan mendiskusikan tentang kehidupan asing, ada dua kategori bentuk kehidupan, yaitu kehidupan mikroba dan kehidupan berakal. Ketika NASA menyatakan untuk mencari kehidupan di tata surya kita, seperti di Enceladus, bulan es Saturnus, mereka mengacu pada kehidupan mikroba, sel-sel primitif sederhana atau organisme multiselular, bukan spesies cerdas yang telah mengembangkan peradaban sebagaimana umat manusia di Bumi.

Kehidupan mikroba bisa bertahan di lingkungan terekstrem di Bumi, mulai dari dasar samudera hingga lubang-lubang hidrotermal yang panas mendidih. Jika kita menerapkan pemahaman kita tentang kehidupan di Bumi terhadap kondisi yang mungkin ada di planet lain, maka probabilitas eksistensi kehidupan kemungkinan menjadi lebih tinggi.

Kemudian ada kehidupan berakal. Intelijen tidak selalu berarti kecerdasan manusia, karena bisa juga datang dalam berbagai bentuk. Gurita, misalnya, dianggap sangat cerdas oleh para ilmuwan. Tapi kita tidak bisa bercakap-cakap dengan seekor gurita karena memang bentuk kecerdasannya berbeda dari kita.

Ada juga argumen yang menggagas bahwa spesies kita sebenarnya relatif tidak terlalu pintar. Pada skala Kardashev, ukuran tingkat kecerdasan peradaban didasarkan pada capaian kemajuan teknologi, dan umat manusia bahkan belum mencapai tingkat satu. Peradaban yang paling maju akan menguasai teknologi perjalanan antarbintang, dapat memanfaatkan dan mengendalikan energi yang dihasilkan oleh seluruh galaksi.

Alam semesta telah berusia sekitar 13,82 miliar tahun, dengan bintang-bintang generasi pertama terbentuk sekitar 500 juta tahun setelah Big Bang. Tata surya kita sebenarnya cukup terlambat, karena terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu.

Dengan planet layak huni yang tak terhitung jumlahnya di sepanjang sejarah alam semesta, sungguh mustahil kesempatan kehidupan hanya diberikan kepada satu planet saja, yaitu Bumi. Tapi jika kehidupan ada dimana-mana, kenapa kita nampaknya sendirian? Teka-teki ini dikenal sebagai Paradoks Fermi.

Astromon Dhara Patel dari Royal Observatory Greenwich, mengatakan kepada Newsweek: "Bintang terdekat dengan kita adalah bintang yang disebut Proxima Centauri, dan pada bulan Agustus 2016 lalu, para astronom menemukan sebuah eksoplanet yang mengorbit bintang ini. 4,2 tahun cahaya jauhnya. Jika kita berbicara tentang teknologi pesawat antariksa saat ini, dibutuhkan waktu 70.000 tahun untuk sampai ke sana.”

proxima-b-mengorbit-bintang-katai-merah-proxima-centauri-astronomi
Planet Proxima b mengorbit bintang katai merah, Proxima Centauri, bintang terdekat dari tata surya kita. Studi terbaru memperkirakan Proxima b mungkin memiliki iklim yang tepat untuk menopang kehidupan
ESO/M.KORNMESSER/HANDOUT

"Kehidupan di Bumi baru dimulai sekitar empat miliar tahun yang lalu. Alam semesta telah berusia 13,8 miliar tahun dan kehidupan pertama bisa saja dimulai antara 1-2 miliar tahun setelah Big Bang. Periode waktu ini sangat lama sebelum kehidupan muncul di Bumi. Barangkali mereka telah punah atau masih bertahan. Apakah kehidupan kita berada di periode waktu yang tepat? Apakah kita telah melampaui peradaban di masa lalu atau apakah masih ada peradaban yang bisa kita ajak berkomunikasi?"

Sementara itu, para peneliti terus bekerja untuk mengidentifikasi planet-planet di zona layak huni bintang induk masing-masing, wilayah ideal yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin yang menopang air cair di permukaan planet.

Teleskop Antariksa James Webb NASA, yang dijadwalkan untuk diluncurkan tahun 2021, mumpuni untuk mendeteksi atmosfer mereka dan menyediakan informasi apakah benar mereka dapat menampung kehidupan. NASA juga merencakan misi ke Europa, salah satu bulan Jupiter, untuk mencari kehidupan mikroba, yang dapat menjadi bukti pertama kehidupan di luar Bumi.

Tapi, hingga kita mencapai teknologi perjalanan antarbintang, tentu saja kesempatan untuk menemukan kehidupan berakal di alam semesta akan lebih meningkat.


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang