Langsung ke konten utama

Sinyal Mungkin Berasal dari Eksobulan Pertama

eksobulan-yang-ditemukan-untuk-pertama-kali-astronomi
Di mana ada eksoplanet, mungkin di situ ada eksobulan

Satu tim astronom mungkin telah menemukan bulan di luar tata surya untuk pertama kalinya. Jika terkonfirmasi, ukuran eksobulan kurang lebih setara dengan Neptunus dan mengorbit planet seukuran Jupiter, namun dengan massa 10 kali lipat lebih masif.  Sinyal dideteksi oleh Teleskop Antariksa Kepler NASA dan tim berencana untuk melakukan observasi tindak lanjut menggunakan Teleskop Antariksa Hubble pada bulan Oktober.

Makalah studi yang melaporkan penemuan kandidat bulan di luar tata surya diterbitkan di situs pra-cetak Arxiv. Sampai saat ini, para astronom telah menemukan lebih dari 3.000 eksoplanet, atau planet yang mengorbit bintang selain Matahari. Dan upaya untuk mencari eksobulan, objek yang mengorbit eksoplanet, telah berlangsung secara paralel. Namun penemuan eksobulan masih jauh tertinggal dibandingkan penemuan eksoplanet, oleh karena keterbatasan teknik deteksi.

Dr David Kipping, asisten profesor astronomi dari Universitas Columbia di New York, mengatakan bahwa dia telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari eksobulan. Bagaimanapun juga, Kipping tetap berhati-hati. "Kami hanya akan menggambarkan penemuan sebagai sesuatu yang konsisten dengan eksobulan, karena siapa tahu dapat menjadi sesuatu yang lain."

Kepler memburu planet dengan mendeteksi penurunan lemah skala kecerahan cahaya bintang saat sebuah planet melintas di depannya, sebuah metode yang disebut transit. Untuk mencari eksobulan, tim harus mendeteksi meredupnya cahaya bintang sebelum dan sesudah planet memantulkan cahaya. Sinyal yang menjanjikan diamati selama tiga kali transit, kurang dari yang diharapkan tim untuk memastikan penemuan dengan penuh rasa percaya diri.

teleskop-luar-angkasa-hubble-mendeteksi-eksobulan-pertama-astronomi
Tim akan melakukan observasi tindak lanjut menggunakan Hubble pada bulan Oktober

Upaya yang dilakukan oleh Dr. Kipping bersama para kolega, Alex Teachey, sesama ilmuwan Columbia dan citizen scientist Allan R Schmitt, memberikan tingkat keyakinan 100% terhadap sinyal dari sistem planet jauh. Tingkat keyakinan menjelaskan betapa tidak mungkinnya hasil studi hanya sekadar kebetulan. Jika dianalogikan dengan undian menggunakan sekeping koin, maka 15 kali berturut-turut koin selalu menunjukkan sisi yang sama.

Tapi, Dr Kipping mengatakan ini bukan cara terbaik untuk mengukur potensi deteksi. Dia mengatakan kepada BBC News: "Kami sangat antusias tentang hal itu ... secara statistik, secara formal, probabilitas objek tersebut sangat tinggi, tapi apakah kita benar-benar mempercayai statistik? Sampai kita mendapatkan pengukuran dari Hubble, mungkin masih 50-50 dalam benak saya."

Kandidat eksobulan diberi kode Kepler-1625b I dan diamati di sekitar bintang yang terletak sekitar 4.000 tahun cahaya dari Bumi. Karena ukurannya yang besar, tim menyebutnya sebagai "Nept-moon" atau bulan seukuran Neptunus. Teori pembentukan planet saat ini memprediksi objek sebesar itu tidak mungkin terbentuk di dekat planet bermassa Jupiter, kemungkinan besar adalah objek yang ditangkap oleh gravitasi planet di kemudian hari dalam evolusi sistem planet.

Tim tidak dapat menemukan prediksi bulan sebesar Neptunus dalam literatur, namun Dr Kipping mencatat tidak ada satu pun hukum fisika yang melarangnya. Segelintir kandidat mungkin sudah ada sebelum ini, namun belum ada yang dikonfirmasi.

"Saya kira objek tersebut adalah kandidat terbaik yang kita miliki," kata Dr Kipping. "Hampir setiap saat kita menguji kandidat, dan di sebuah tes ia lolos. Kemudian diuji kembali lebih banyak tes sampai akhirnya ia gagal dalam salah satu tes ... dalam kasus ini kami telah menerapkan semua yang harus kami lakukan dan ia berhasil lulus dari semua tes."

Studi Dr Kipping bersama para kolega merupakan bagian dari kolaborasi Hunt for Exomooons with Kepler (HEK).


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang