Langsung ke konten utama

Venus Meledak dengan Gunung Berapi Pada Masa Kini

model-elevasi-idunn-mons-venus-astronomi
Model elevasi Idunn Mons di Venus dengan data emisivitas termal yang menempel di permukaan. Warna merah adalah area yang lebih hangat. Model elevasi adalah representasi 3 dimensi permukaan medan, biasanya untuk planet (termasuk Bumi), bulan, atau asteroid, yang dibuat dari data elevasi (tingkat ketinggian) medan.
NASA/JPL-Caltech/ESA.

"Kembaran" planet kita ternyata memiliki beberapa letusan dahsyat yang serupa dengan letusan di Bumi.

Studi baru yang dipresentasikan minggu ini di pertemuan Division of Planetary Sciences di Pasadena, California, menambah pemahaman kita tentang masa lalu vulkanik Venus, termasuk masa kini. Menggunakan data dari pengorbit Venus Express milik ESA (Badan Antariksa Eropa), para ilmuwan mengintip melalui lapisan awan tebal yang menyelimuti planet untuk menganalisis stratigrafi aliran lahar yang ditemukan di Idunn Mons, sebuah gunung berapi di belahan selatan Venus. Dengan tambahan data radar dari misi Magellan NASA, yang mengunjungi Venus pada awal tahun 1990an, para peneliti memetakan jalur yang dilalui aliran lahar saat menuruni gunung berapi.

Para astronom pertama kali memperoleh petunjuk tentang Venus yang aktif secara geologis pada tahun 2010, setelah menganalisis data inframerah-dekat dari instrumen VIRTIS (Visible and InfraRed Thermal Imaging Spectrometer) yang dipasang di Venus Express. Mereka menemukan beberapa area di permukaan dengan tingkat "emisivitas" yang lebih tinggi, atau sebuah objek yang mampu memancarkan energi inframerah, dan mengindikasikan magma di bawah permukaan. Mereka juga menemukan bukti bebatuan Venus yang tidak menunjukkan sedikitpun tanda-tanda pelapukan karena cuaca, berarti mereka adalah batu-batu baru dalam hal skala waktu geologis.

idunn-mons-venus-terlihat-dari-atas-astronomi
Idunn Mons terlihat dari atas orbit, dengan lima area aliran lahar yang digaris bawahi.
Kredit: NASA/JPL-Caltech/ESA/DLR

Idunn Mons adalah salah satu daerah dengan batuan hangat yang ditemukan pada tahun 2010, dan para ilmuwan telah menemukan lebih banyak bukti untuk menghubungkan aliran lahar ke area Idunn Mons yang beremisivitas tinggi. Dengan menggunakan model numerik, para peneliti memetakan jalur lava saat mengalir dari gunung berapi. Mereka mendapati jalur ini cocok dengan area yang diidentifikasi sebagai tempat yang hangat, bukti bahwa aliran lava dingin mengalir di area yang aktif secara geologis.

"Untuk pertama kalinya, dengan menggabungkan arsip data dari dua misi yang berbeda, kita dapat melakukan pemetaan geologi resolusi tinggi dari struktur vulkanik yang baru-baru ini aktif dari permukaan planet selain Bumi," kata Piero D'Incecco, rekan penulis makalah studi yang mempresentasikan temuan mereka di California, dalam sebuah pernyataan.

Dua makalah studi lain yang dipresentasikan saat pertemuan tersebut juga membantu memperkuat bukti aktivitas geologis yang sedang berlangsung di Venus. Kedua makalah studi ditulis oleh para ilmuwan dari AS, Prancis dan Jepang, yang mengukur variasi kadar sulfur di atmosfer Venus dari waktu ke waktu. Sulfur dioksida dikaitkan dengan letusan gunung berapi di Bumi dan Venus terlihat sangat mirip dengan Bumi dalam hal komposisi. Kedua makalah mencatat tingkat fluktuasi dramatis sulfur dioksida di atmosfer, terkadang dalam skala waktu hanya beberapa jam. Hal ini bisa menjadi penyebab terjadinya pola cuaca aneh di Venus, namun teori lain menggagas aktivitas vulkanik melontarkan sulfurdioksida ke atmosfer.

sisi-malam-venus-dalam-inframerah-akatsuki-astronomi
Citra inframerah sisi malam Venus oleh pengorbit Akatsuki.
Kredit: JAXA

Sementara pengorbit Venus Express mengakhiri misinya pada tahun 2014, pengorbit Akatsuki justru baru mulai mengirim data. Pengorbit besutan Jepang direncanakan memasuki orbit Venus sekitar lima tahun yang lalu, namun katup klep yang tersumbat membuat Akatsuki gagal melakukan manuver pengereman, sehingga hanya diarahkan untuk mengelilingi Matahari selama bertahun-tahun. Para ilmuwan akhirnya mendapatkan kendali atas Akatsuki pada bulan Desember 2015. Sekarang Akatsuki mulai mengirim data mengenai kondisi atmosfer Venus menggunakan kamera inframerah, sinar ultraviolet dan cahaya kasat mata. Tidak seperti misi sebelumnya, Akatsuki mengorbit khatulistiwa Venus mengikuti arah pergerakan awan planet, demi pengukuran jangka panjang dinamika atmosfer Venus yang kompleks.


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang