Langsung ke konten utama

Galaksi Generasi Pertama di Alam Semesta Muda

bintang-bintang-membentuk-galaksi-di-alam-semesta-muda-astronomi

Para astronom yang mempelajari alam semesta jauh telah menemukan bahwa jumlah galaksi-galaksi berukuran kecil sangat melimpah ketika kosmos baru berusia 800 juta tahun, hanya beberapa persen dari usianya saat ini.

Hasil penelitian menunjukkan galaksi-galaksi generasi pertama yang menerangi dan mengionisasi alam semesta, bahkan telah terbentuk sejak awal.

Sekitar 300.000 tahun setelah Big Bang, alam semesta masih gelap gulita. Belum ada bintang dan galaksi, kosmos hanya dipenuhi oleh gas hidrogen netral. Di beberapa titik, galaksi-galaksi pertama mulai terbentuk dan radiasi energik mereka mulai mengionisasi gas antargalaksi yang yang menerangi dan mengubah alam semesta.

Sementara transformasi dramatis ini diketahui telah terjadi pada interval waktu antara 300 juta tahun dan 1 miliar tahun setelah Big Bang, menentukan kapan galaksi pertama terbentuk adalah sebuah tantangan. Molekul gas antargalaksi yang awalnya netral, menyerap dan menghamburkan cahaya ultraviolet yang dipancarkan oleh galaksi, membuat mereka sulit dideteksi.

Pada saat transformasi terjadi, para astronom memanfaatkan demografi galaksi untuk menentukan kapan gas antargalaksi mulai terionisasi. Dengan pendekatan tidak langsung ini, mereka dapat menyimpulkan sumber pengion, yaitu galaksi-galaksi pertama yang terbentuk di alam semesta. Jika bintang-bintang di galaksi-galaksi pertama bersinar dalam cahaya deret alfa hidrogen Lyman dikelilingi oleh gas hidrogen netral, maka foton alpha Lyman lebih mudah dihamburkan, layaknya lampu mobil menyorot kabut yang menutupi galaksi. Jika molekul gas terionisasi maka kabut terangkat dan galaksi lebih mudah dideteksi.

Studi terbaru yang menerapkan pendekatan ini telah menemukan 23 kandidat galaksi emisi alpha Lyman yang eksis 800 juta tahun setelah Big Bang (pada pergeseran merah z~7). Inilah sampel terbesar galaksi yang berhasil dideteksi pada zaman itu. Makalah studi berjudul "Lyman-Alpha Galaxies in the Epoch of Reionization" (LAGER), ditulis oleh satu tim internasional dari berbagai negara, yakni China, Amerika Serikat, dan Chili, menggunakan Dark Energy Camera (DECam) yang dipasang di teleskop CTIO 4-m Blanco.

Meskipun penelitian telah mendeteksi cukup banyak galaksi emisi alpha Lyman, jumlah mereka sekitar empat kali lebih jarang saat alam semesta berusia 800 juta tahun dibandingkan saat berusia alam semesta berusia 1 miliar tahun (pada pergeseran merah z~5,7). Hasil penelitian menyiratkan proses yang menginonisasi alam semesta dimulai lebih awal dan masih belum tuntas saat berusia 800 juta tahun, sekitar setengah gas antargalaksi terionoisasi sedangkan sisanya tetap netral. Rendahnya laju pembentukan galaksi emisi alpha Lyman saat alam semesta berusia 800 juta tahun diakibatkan oleh tekanan gas netral antargalaksi terhadap emisi alfa Lyman.

Studi menyimpulkan "kabut telah terangkat saat alam semesta menginjak 5% dari usianya saat ini," ungkap anggota tim Sangeeta Malhotra dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard dan Universitas Negeri Arizona.

Penanggung jawab studi Junxian Wang dari USTC selanjutnya menjelaskan, "Kami menemukan 50% gas antargalaksi terionisasi pada z~7, mengindikasikan sebagian besar galaksi pertama yang mengionisasi dan menyinari alam semesta terbentuk lebih awal, kurang dari 800 juta tahun setelah Big Bang."

Bagi penulis utama makalah studi Zhenya Zheng dari Observatorium Astronomi Shanghai (CAS) yang menjelaskan hasil penelitian, "800 juta tahun adalah batas usia kosmos untuk studi reionisasi." Sementara ratusan galaksi emisi alpha Lyman telah ditemukan setelah usia kosmos melampaui 800 juta tahun, hanya ditemukan 23 kandidat galaksi emisi alpha Lyman saat alam semesta berusia 800 juta tahun. Hasil terbaru secara dramatis meningkatkan jumlah galaksi emisi alpha Lyman yang diketahui pada zaman itu.

"Hasil studi hanya bisa dicapai karena kemampuan DECam dalam pengurangan data dan cakupan bidang pandang yang luas," tambah rekan penulis makalah studi James Rhoads. "DECam memungkinkan survei yang efisien dan mengarah ke penemuan galaksi-galaksi redup dan galaksi terang yang sangat langka."

Untuk menindaklanjuti hasil penelitian, tim "terus menatap alam semesta jauh di antara volume alam semesta modern yang jauh lebih besar," pungkas Leopoldo Infante dari Universitas Pontificia Catolica di Chili dan Institut Sains Carnegie, "untuk mempelajari pengelompokan galaksi emisi alpha Lyman." Pengelompokan menyediakan informasi unik tentang bagaimana kabut diangkat. Tim juga menyelidiki sifat alami galaksi-galaksi pertama di alam semesta.


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang