Langsung ke konten utama

Di Luar Orbit Neptunus, Sebuah Planet Katai Ditemukan Memiliki Cincin

planet-katai-haumea-ditemukan-memiliki-sistem-cincin-astronomi
Ilustrasi planet katai Haumea dan sistem cincinnya yang terlihat oleh beberapa teleskop Eropa pada tanggal 21 Januari 2017.
(IAA-CSIC / UHU)

Mungkin ada lebih banyak objek bercincin di wilayah terluar tata surya daripada yang telah diketahui saat ini.

Minggu ini, para peneliti mengungkap sebuah planet katai menyerupai telur yang disebut Haumea, satu dari empat planet katai yang diketahui mengorbit Matahari dari luar orbit Neptunus, dikelilingi material cincin dengan lebar sekitar 43 mil. Meskipun material cincin lebih dikenal sebagai ciri khas Saturnus karena terlihat dengan jelas, demikian pula dengan Jupiter, Neptunus dan Uranus, penemuan terbaru ini merupakan yang ketiga kalinya dalam beberapa tahun terakhir, yaitu sistem cincin di anggota tata surya yang bukan planet utama.

Makalah studi yang melaporkan penemuan telah dipublikasikan di jurnal Nature edisi 11 Oktober 2017, menunjukkan bahwa sistem cincin di wilayah terluar tata surya adalah hal yang umum, ungkap astronom Amanda Sickafoose dari Observatorium Astronomi Afrika Selatan di Cape Town yang tidak terlibat studi. Dia menambahkan bahwa kita mungkin dapat menemukan lebih banyak lagi material cincin di masa depan.

Video penemuan sistem cincin Haumea.

Penemuan

Cincin Haumea ditemukan oleh tim astronom internasional dari berbagai negara ketika sedang menggarap program untuk mengkarakterisasi objek Trans-Neptunus (TNO) yang terletak di luar orbit Neptunus. Karena ukuran objek yang relatif kecil dan begitu jauh, tim kesulitan mengamatinya bahkan dengan teleskop paling canggih sekalipun.

"Sayangnya, dengan teleskop terbesar di Bumi, bahkan dengan Teleskop Antariksa Hubble NASA sekalipun, kita hanya melihat objek seperti Haumea sebagai sebuah titik terang," jelas penanggung jawab tim Jose Ortiz dari Institut Astrofisika Andalusia di Spanyol.

Tapi, ada cara alternatif untuk mengumpulkan informasi tentang benda langit relatif kecil di wilayah terluar tata surya.

Untuk lebih memahami TNO, tim sering menerapkan teknik yang disebut okultisme bintang. Dengan mengukur penurunan lemah skala kecerahan cahaya bintang saat ada objek melintas di depannya, tim dapat menentukan ukuran, bentuk, dan jumlah cahaya yang dipantulkannya, apakah memiliki atmosfer atau cincin.

Okultisme berasal dari bahasa latin, occultus (rahasia) dan occulere (tersembunyi), merujuk kepada pengetahuan yang tersembunyi dan belum terungkap namun sering disalahartikan oleh publik sebagai pengetahuan supranatural.

Dalam studi, tim mengandalkan data yang dikumpulkan oleh 12 teleskop yang tersebar di Italia, Jerman, Hungaria, Slowakia, Slovenia dan Republik Ceko. Penurunan lemah kecerahan cahaya bintang yang tercatat di semua lokasi, baik sebelum, sesaat dan setelah Haumea memblokir cahaya bintang memberi petunjuk planet katai yang dikelilingi oleh material cincin sekitar 600 mil dari permukaan. Tim juga dapat menentukan bagaimana cincin Haumea lima kali lebih gelap daripada permukaan.

Kemunculan Pola

Ortiz bersama para kolega adalah orang pertama yang menemukan cincin di sekitar benda non-planet pada tahun 2013. Pada saat itu, mereka mendeteksi sepasang cincin di sekitar komet-asteroid hibrid dengan lebar 155 mil yang diberi nama Chariklo.

"Kami memiliki data yang agak membingungkan dan belum tahu bagaimana cara menyesuaikannya," ujar Ortiz saat penemuan dipublikasikan pada tahun 2014. "Tetapi ketika saya menyadari keberadaan cincin elips dan dapat menjelaskan semua peristiwa okultisme sekunder, saya hampir melompat dari kursi!"

chariklo-objek-komet-asteroid-hibrida-memiliki-cincin-astronomi
Ilustrasi cincin yang mengelilingi Chariklo, objek komet-asteroid hibrid.
L. Calcada/Nick Risinger/ESO

Pada tahun 2015, tim yang sama juga menemukan bukti kemungkinan material cincin di sekitar objek serupa yang disebut Chiron, meskipun belum diterima secara universal oleh komunitas ilmiah. Ortiz mengatakan penemuan struktur cincin di Haumea cukup mengejutkan, dengan diameter 1.218 mil, Haumea lebih besar daripada Chiron dan Chariklo.

Tapi, era kejutan objek bercincin mungkin sudah berakhir.

"Setelah menemukan material cincin di Haumea, objek bercincin seharusnya tidak mengejutkan lagi," katanya.

Fenomena Wilayah Terluar Tata Surya

Para ilmuwan belum sepenuhnya yakin tentang bagaimana cincin terbentuk dan mungkin caranya akan berbeda untuk setiap objek. Dalam kasus Haumea, ada kemungkinan planet katai ini melepaskan material saat mengorbit dengan kecepatan tinggi, yang selenjutnya tetap mengorbit di sekelilingnya, dan tidak dapat melakukan akumulasi lagi untuk membentuk satelit alami (seperti bulan).

Selain itu, laju rotasi Haumea juga sangat cepat, menyelesaikan satu kali rotasi hanya dalam waktu empat jam sekali. Karena itu, Ortiz mengatakan ada kemungkinan cincin Haumea disebabkan oleh apa yang disebut fisi rotasi atau peluruhan massa.

"Di planet katai ini, gaya sentrifugal sangat tinggi sehingga material terlepas, bahkan benturan kecil pun bisa memicu pelepasan massa yang lebih besar," menurutnya.

Ada beberapa alasan mengapa sistem cincin akan lebih umum di wilayah terluar daripada di wilayah terdalam tata surya. Misalnya, kecepatan tumbukan di wilayah terluar jauh lebih lambat daripada di wilayah terdalam. Jika cincin terbentuk saat dua objek bertabrakan, material yang dilontarkan mungkin tidak bergerak cukup cepat untuk menghindari gaya gravitasi objek, Ortiz menjelaskan.

Cincin di wilayah terluar juga lebih stabil karena jaraknya lebih jauh dari Matahari, oleh karena itu gaya perturbasi (gangguan) radiasi Matahari juga jauh lebih lemah. Diperkirakan ada lebih banyak cincin di wilayah terluar karena ada lebih banyak satelit alami di sana dibandingkan di wilayah terdalam. Berarti ada lebih banyak objek yang dapat menciptakan struktur cincin.

Langkah Berikutnya

Ortiz dan para kolega terus menerapkan teknik okultisme bintang untuk mempelajari objek di wilayah terluar tata surya, sekaligus untuk mengetahui apakah di antara mereka ada yang memiliki cincin. Masih belum jelas berapa banyak objek di luar sana yang berukuran cukup besar dan memiliki sifat yang tepat untuk menopang struktur cincin, namun dia mengatakan ada beberapa petunjuk tidak langsung yang menunjukkan probabilitas 30% objek yang lebih besar dari 124 mil dapat memiliki cincin.

"Berarti mungkin ada ribuan objek yang memiliki material cincin," katanya. "Tapi untuk saat ini hanya sebatas spekulasi saja."

cincin-planet-katai-haumea-berjarak-sekitar-600-mil-dari-permukaannya-astronomi
Cincin Haumea terletak sekitar 600 mil dari permukaan.
IAA-CSIC/UHU

Ditulis oleh: Deborah Netburn, latimes.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang