Google
mengenang astrofisikawan Subrahmanyan Chandrasekhar dengan doodle pada tanggal
19 Oktober 2017 untuk memperingati hari kelahirannya yang ke-107. Bersama Dr. William Fowler dari California Institute of Technology, Chandrasekhar adalah
astrofisikawan pertama yang pernah memenangkan Penghargaan Nobel atas teori evolusi bintang yang ia cetuskan.
Siapakah S. Chandrasekhar?
Lahir
pada tanggal 19 Oktober 1910 di Lahore, Punjab, India, Chandrasekhar adalah
seorang ilmuwan jenius yang mengembangkan teori "batas
Chandrasekhar" sebelum menginjak usia 20 tahun.
Seperti
yang dijelaskan oleh Google dalam sebuah pernyataan, "Batas Chandrasekhar menjelaskan tentang massa sebuah bintang yang kurang dari 1,4 massa Matahari,
pada akhirnya akan runtuh dan berevolusi menjadi 'bintang katai
putih'. Jika melampaui 1,4 massa Matahari, tahap evolusi yang dijalani oleh bintang katai putih bisa saja berlanjut menjadi lubang hitam atau memicu ledakan supernova."
![]() |
Subrahmanyan Chandrasekhar, pemenang Penghargaan Nobel pada tahun 1983. Sumber gambar: astro.uchicago.edu |
Teori Chandrasekhar awalnya ditolak para kolega dan sempat diremehkan oleh Sir Arthur Eddington, seorang
astrofisikawan terkemuka saat itu. Bagaimanapun juga, Chandrasekhar adalah orang yang tertawa paling akhir saat memenangkan Penghargaan Nobel bidang Fisika pada tahun
1983.
Observatorium Antariksa Sinar-X Chandra milik NASA juga turut mengabadikan namanya. Secara luas, ia dianggap
sebagai salah satu astrofisikawan terkemuka pada abad ke-20.
Kehidupan
Bersama keluarganya, Chandrasekhar pindah ke Madras saat masih berusia delapan tahun. Dia melanjutkan studi Fisika di Presidency
College, Madras, dan meraih gelar PhD dari Universitas Cambridge. Pada
tahun 1937, Chandrasekhar pindah ke Amerika Serikat untuk bergabung dengan salah satu fakultas di Universitas Chicago hingga akhir hayatnya.
Dalam
obituarinya (biografi singkat), The New
York Times menulis apa yang melatarbelakangi "matematikawan brilian" ini
beralih ke astrofisika.
Orbituari
mendiang Chandrasekhar ditulis oleh Walter Sullivan sebagai berikut:
"Darah ilmiah mengalir sangat kuat di keluarganya. Pamannya, Sir Chandrasekhara Venkata Raman,
telah menemukan sebuah bentuk penghamburan cahaya yang disebut "efek Raman". Penemuan ini diganjar Penghargaan Nobel pada tahun 1930. Bahkan saat remaja, Dr. Chandrasekhar telah diakui sebagai seorang matematikawan brilian, tetapi tulisan Sir Arthur Eddington tentang astrofisika, selain sejumlah observasi benda langit yang tidak biasa, mengalihkan minatnya ke astrofisika.
Salah satunya adalah penemuan bintang katai putih pengiring Sirius, bintang paling
terang di langit malam hari. Eddington
menulis demikian: Saya terbentuk dari material yang 3.000 kali lebih padat daripada benda
apapun yang bisa Anda temukan; satu ton bobot material saya hanya setara dengan benda seukuran kotak korek api."
![]() |
Google doodle |
Setahun
sebelum pindah ke Amerika, Chandrasekhar menikah dengan ilmuwan fisika Lalitha Doraiswamy. Ketika menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun
1953, Sullivan menulis ayah kandungnya sangat murka, karena telah mengkhianati
tempat kelahirannya, namun dia (Chandrasekhar) tetap setia pada tradisi India, dia adalah seorang vegetarian dan selalu memperhatikan masa depan
India secara mendalam.
Chandrasekhar
menulis banyak buku tentang berbagai topik "mulai dari transfer energi radiologis melalui atmosfer bintang hingga pergerakan bintang di dalam
galaksi". Selain itu, ia juga adalah seorang guru yang berdedikasi tinggi, menurut Universitas
Chicago, dan selama hampir dua dekade menjadi seorang editor di Astrophysical
Journal, jurnal terkemuka di bidang astrofisika.
"Chandra
memperhatikan setiap kesehatan dan intelektual murid-muridnya, mengajar mereka
dengan hati-hati dan bersedia menghabiskan banyak waktu untuk mereka. Dia
adalah teladan yang hebat bagi semua orang yang pernah menjalin hubungan dengannya," kata Jeremiah
Ostriker dari Universitas Princeton, salah satu siswa Chandrasekhar setelah kematiannya.
Di situs resminya, Universitas Chicago menghisahkan kejadian tertentu yang
"menggambarkan pengabdian Chandrasekhar terhadap sains dan
mahasiswanya".
"Pada
tahun 1940-an, saat ditempatkan di Observatorium Yerkes di Teluk Williams, dia menempuh perjalanan pulang-pergi lebih dari 100 mil dalam satu minggu hanya untuk mengajar kelas dengan dua siswa terdaftar. Keprihatinan yang timbul
tentang efektivitas biaya dan komitmen semacam itu terhapus pada tahun 1957, saat seluruh kelas yang hanya terdiri dari dua murid bernama TD Lee dan CN
Yang, memenangkan Penghargaan Nobel bidang fisika."
Chandrasekhar
juga menyukai sastra, musik dan filsafat sains.
"Dia
menerima 20 gelar kehormatan, terpilih menjadi 21 masyarakat terpelajar dan
mendapat banyak penghargaan selain Hadiah Nobel, termasuk Medali Emas dari Royal Astronomical Society of London;
Medali Rumford dari American Academy of
Arts and Sciences; the Royal Medali
Royal Society, London, the National Medal of Science, dan Medali Henry
Draper dari National Academy of Sciences," jelas Universitas Chicago.
Doodle
Google juga menulis, "Hari ini kita menghormati seorang manusia bintang tulen atas teori universalnya yang mendorong penelitian antariksa dan astronomi
modern dalam misi ambisius mereka. Selamat ulang tahun, Chandra!"
Google
Doodle adalah logo-logo Google yang telah dimodifikasi sedemikian rupa dan ditampilkan saat ada event tertentu atau untuk memperingati hari kelahiran seorang tokoh yang telah berjasa terhadap dunia.
Ditulis
oleh: staf thenewsminute.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar