Langsung ke konten utama

288P, Asteroid Biner Menyerupai Komet di Sabuk Utama Asteroid

asteroid-biner-288p-mirip-komet-sabuk-utama-astronomi
Ilustrasi asteroid biner 288P di sabuk asteroid utama yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Dianggap unik karena merupakan asteroid biner yang juga berperilaku mirip komet, yaitu sublimasi air (perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu) oleh panas Matahari. Orbit asteroid ditandai dengan elips biru.
Kredit: ESA/Hubble, L. Calçada.

Dengan bantuan Teleskop Antariksa Hubble NASA/ESA, satu tim astronom telah mengamati karakteristik unik dari sejenis objek di sabuk asteroid utama yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Dua asteroid yang saling mengorbit menunjukkan karakteristik menyerupai komet, termasuk koma dan ekor yang panjang. Inilah asteroid biner pertama yang juga diklasifikasikan sebagai komet. Hasil studi telah dilaporkan di makalah studi yang dipublikasikan di journal Nature edisi 20 September 2017.

Pada bulan September 2016, tepat sebelum mencapai titik orbit terdekat mengelilingi Matahari, sepasang asteroid yang diberi nama 288P ini berada cukup dekat dari Bumi dan memungkinkan para astronom untuk mempelajarinya secara mendetail menggunakan Hubble. Hubble berhasil mengungkap identitas sejati 288P, yang sebenarnya terdiri dari dua asteroid dengan massa dan ukuran yang hampir sebanding, saling mengorbit dan hanya dipisahkan oleh jarak sekitar 100 kilometer. Penemuan ini dianggap cukup penting, karena mereka saling mengorbit sehingga ukuran dan massanya dapat diukur.

Namun, observasi juga mengungkapkan aktivitas unik yang sedang berlangsung di dalam sistem biner ini. "Kami mendeteksi indikasi kuat sublimasi air es karena peningkatan pemanasan oleh Matahari, serupa dengan bagaimana ekor komet dihasilkan," jelas penulis utama makalah studi dan penanggung jawab tim Jessica Agarwal dari Max Planck Institute for Solar System Research. Dengan penemuan ini, 288P dinobatkan sebagai asteroid biner pertama sekaligus komet dari sabuk asteroid .

asteroid-biner-288p-mirip-komet-sabuk-utama-astronomi
Kredit: NASA, ESA, dan J. Agarwal

Galeri gambar Hubble juga mengungkap fitur koma dan ekor debu panjang yang biasanya ditemukan di komet. Pergerakan ekor yang diamati dengan sangat jelas dihasilkan oleh efek proyeksi karena kesejajaran relatif antara Matahari, Bumi dan 288P yang terus berubah selama observasi. Orientasi ekor juga dipengaruhi oleh perubahan ukuran partikel.

Awalnya ekor dibentuk oleh partikel-partikel debu yang relatif besar (berukuran sekitar 1 milimeter) pada akhir Juli. Namun, mulai 20 September 2016 dan seterusnya, ekor mulai bergerak ke arah yang berlawanan dari Matahari menuju partikel-partikel kecil (berukuran sekitar 10 mikron) yang terlepas dari nukleus karena tekanan radiasi.

Memahami asal mula dan evolusi komet sabuk asteroid, atau komet di antara sejumlah besar asteroid di antara Mars dan Jupiter, adalah elemen penting bagi pemahaman kita tentang pembentukan dan evolusi tata surya secara keseluruhan. Di antara pertanyaan yang timbul tentang komet sabuk asteroid adalah bagaimana air bisa sampai ke Bumi. Karena hanya segelintir dari objek semacam ini yang diketahui, 288P dianggap sangat penting untuk penelitian selanjutnya.

Berbagai fitur 288P, pemisahan jarak dan ukuran yang hampir sebanding, eksentrisitas tinggi dan aktivitas menyerupai komet, membuatnya unik di antara beberapa asteroid biner lainnya di tata surya. Aktivitas 288P juga menyediakan informasi tentang masa lalunya, tulis Agarwal: "Es di permukaan tidak dapat bertahan selama umur tata surya, namun dapat dilindungi selama miliaran tahun oleh mantel debu refraktor yang tebalnya hanya beberapa meter."

Animasi yang mengilustrasikan komet biner sabuk utama 288P.
Kredit: ESA / Hubble, L. Calçada, M. Kornmesser

Dari situ, tim menyimpulkan 288P adalah sistem biner yang hanya bisa bertahan sekitar 5.000 tahun. Agarwal menjelaskan skenario formasi: "Skenario pemisahan 288P diperkirakan terjadi karena rotasi cepat. Setelah itu, pasangan ini mungkin akan terpisah lebih jauh oleh torsi sublimasi."

288P yang sangat berbeda dibandingkan seluruh asteroid biner lainnya, menimbulkan beberapa pertanyaan tentang apakah sekadar kebetulan 288P memiliki sifat unik semacam itu. Karena menemukan 288P termasuk sebuah keberuntungan dan kemungkinan akan tetap menjadi satu-satunya sampel untuk waktu yang cukup lama. "Kami membutuhkan lebih banyak studi teoritis dan observasional, serta lebih banyak sampel yang mirip 288P untuk menjawab pertanyaan tersebut," tutup Agarwal.

Ditulis oleh: Staf phys.org


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang