Langsung ke konten utama

Lokasi Sempurna untuk Membangun Koloni Bawah Tanah di Bulan

bukit-marius-fitur-kawah-jalan-masuk-ke-tabung-lava-bulan-astronomi
Bukit Marius, seperti yang diamati oleh tim peneliti SELENE/Kaguya Jepang.
Kredit: NASA/Goddard/Universitas Negeri Arizona

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan merasa penasaran apakah ada fitur menyerupai lubang kawah gelap di permukaan Bulan, yang kemungkinan adalah jalan masuk ke gua-gua raksasa bawah tanah yang terbentuk oleh aliran lava. Tim ilmuwan dari Jepang (JAXA) dan Amerika Serikat (NASA) telah membuktikan bahwa fitur tersebut benar-benar ada dan menjadi "angin segar" bagi koloni Bulan masa depan yang mencari tempat tinggal yang aman dan nyaman.

Makalah studi yang melaporkan penemuan telah dipublikasikan di Geophysical Research Letters, dan menyimpulkan beberapa lubang di dekat wilayah Bukit Marius adalah tabung lava terbuka berukuran besar. Gua-gua purba ini berpotensi untuk menjadi lokasi yang menurut istilah para peneliti adalah sebuah "lingkungan murni untuk mempelajari komposisi Bulan dan berpotensi menjadi tempat penampungan yang aman bagi manusia dan instrumen penelitian." Tim menggabungkan data radar dan gravitasi untuk menghasilkan temuan tersebut.

Tidak diragukan lagi, gua-gua ini sangat ideal bagi para kandidat penghuni Bulan. Di dalam lubang yang besar ini, manusia akan terlindung dari bahaya paparan sinar Matahari dan radiasi luar angkasa lainnya. Mengingat Bulan tidak memiliki lapisan atmosfer yang mampu menopang koloni, tempat penampungan "instan" ini merupakan lokasi alternatif terbaik untuk menguasai Bulan.

pemandangan-bukit-marius-lokasi-aman-koloni-bulan-masa-depan-astronomi
Rumah masa depan kita. Pemandangan Bukit Marius sebelah timur, dengan kawah Marius di kanan atas.
(Gambar: NASA/Lunar Orbiter 2)

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan menduga fitur ini adalah tabung lava, saluran yang terbentuk secara alami saat lahar berubah menjadi kerak padat. Jutaan tahun yang lalu ketika Bulan masih mengalami aktivitas vulkanik, lahar mengalir dan mengukir permukaan Bulan dan kerap meninggalkan ruang kosong saat saluran mengering. Penelitian sebelumnya juga menyimpulkan bahwa jika gua-gua ini memang benar-benar eksis, maka cukup stabil untuk digunakan sebagai basis bawah tanah.

Ilmuwan JAXA menganalisis data radar dari pesawat antariksa SELENE, yang dirancang untuk mempelajari asal usul dan sejarah geologis Bulan. Sebagaimana ditunjukkan oleh studi terbaru ini, SELENE mampu mendeteksi tabung lava dengan cara memantulkan radar dari permukaan Bulan. Dengan menghujani ledakan radar ke pintu masuk gua-gua yang diprediksi, tim dapat mendeteksi variasi pola gema yang selalu diikuti oleh puncak gema besar kedua. Pola gema dianggap menjadi bukti konklusif yang menandakan lantai dan langit-langit tabung lava. Karena tim juga menemukan beberapa pola gema serupa di lokasi terdekat, paling tidak akan ada lebih dari satu tabung lava.

Kebetulan sekali wilayah Bukit Marius merupakan lokasi misi GRAIL NASA, yang telah berhasil mengidentifikasi defisit massal atau lokasi di permukaan Bulan yang massanya tampak berkurang atau menghilang.

koloni-masa-depan-di-bulan-akan-aman-di-tabung-lava-astronomi
Philadelphia ditampilkan di dalam tabung lava lalar teoritis.
(Gambar: Universitas Purdue/David Blair)

Dengan mengkombinasikan data SELENE dan GRAIL, tim tak sekadar membuktikan eksistensi lubang lava, tapi juga mengetahui kedalaman dan tinggi rongga lubang lava. Ternyata ukuran lubang lava sangat besar, memanjang hingga beberapa kilometer dengan tinggi dan lebar paling tidak satu kilometer.

Secara tiba-tiba, penemuan ini membuat Bulan terlihat sebagai tempat yang lebih ramah. Sudah saatnya kita kembali ke sana.

Ditulis oleh: George Dvorsky, gizmodo.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang