Langsung ke konten utama

Perbedaan Lubang Hitam di Galaksi Aktif Tipe I dan II

lubang-hitam-rakus-di-galaksi-aktif-astronomi
Ilustrasi galaksi aktif dengan lubang hitam supermasif di pusat galaksi yang dikelilingi awan gas dan debu raksasa menyerupai donat. Perbedaan antara galaksi aktif Tipe I dan Tipe II mungkin disebabkan oleh orientasi awan semacam ini yang terlihat dari Bumi. Tapi studi terbaru justru menunjukkan hal yang sebaliknya.
Kredit: NASA/JPL-Caltech.

Satu tim astronom internasional yang berasal dari berbagai negara baru saja merilis hasil studi mereka (27 September 2017), tentang sumber sinar-X galaksi aktif yang mengandung sebuah objek sangat padat dan terang dibandingkan galaksi normal lainnya. Hasil studi justru bertentangan dengan teori populer "unified model of active galaxies" yang dicetuskan satu dekade yang lalu dan menyediakan jawaban untuk pertanyaan mengapa galaksi aktif Tipe I tampak lebih terang daripada Tipe II.

Kedua tipe galaksi aktif diperkirakan menampung lubang hitam supermasif di inti masing-masing. Model-model lama memprediksi galaksi Tipe I tampak lebih bersinar apabila dilihat dari Bumi karena orientasi sudut pandang yang berbeda. Sementara studi baru menunjukkan perbedaan fisik mendasar bagaimana galaksi Tipe I mengkonsumsi materi dan mengeluarkan energi. Secara khusus, model menunjukkan Tipe I sebagai galaksi “pelahap” yang lebih efisien.

Hasil studi akan dipublikasikan pada tanggal 28 September di penelaahan sejawat journal Nature.

Profesor astronomi Richard Mushotzky dari Universitas Maryland dan rekan penulis makalah studi mengatakan: “Unified model telah diyakini selama bertahun-tahun. Namun tidak sepenuhnya menjelaskan perbedaan yang kita amati di sidik jari spektra galaksi dan banyak yang telah mencari parameter tambahan untuk mengisi celah kosong. Analisis terbaru kami dari data sinar-X Swift Burst Alert Telescope milik NASA menunjukkan galaksi Tipe I jauh lebih efisien dalam memancarkan energi.”

Dalam studi ini, Mushotzky bersama tim memeriksa kembali arsip data 836 galaksi aktif yang terdeteksi oleh Swift Burst Alert Telescope yang memancarkan sinar-X berenergi tinggi atau hard X-rays yang sering digunakan oleh teknisi medis untuk memvisualisasikan kerangka manusia.

Untuk mengukur massa dan tingkat pertumbuhan inti galaksi aktif, termasuk lubang hitam supermasif di pusat galaksi, tim menggunakan arsip data yang dikumpulkan oleh 12 teleskop berbasis darat yang tersebar di seluruh dunia untuk melengkapi data Swift.

Rekan penulis makalah studi Michael Koss dari Eureka Scientific, Inc,. mengatakan, “Proyek dimulai pada tahun 2009 sebagai bagian dari hasil karya doktoral saya di Uvinersitas Maryland, dan telah berkembang oleh bantuan lebih dari 40 peneliti di seluruh dunia. Setelah keluar dari proyek, saya menghabiskan kesunyian malam selama satu bulan di Observatorium Nasional Kitt Peak untuk mengamati beberapa lusin galaksi. Saya tidak pernah bermimpi kami akhirnya dapat memperluas sampel sebegitu besar, sehingga membantu kami untuk menjawab banyak pertanyaan sains yang menakjubkan untuk pertama kalinya.”

Tim mengatakan ketika membandingkan perbedaan spektrum sinar-X antara galaksi Tipe I dan Tipe II, mereka menemukan terlepas dari orientasi galaksi mengarah ke Bumi, lubang hitam pusat galaksi Tipe I mengkonsumsi materi dan memancarkan energi lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan lubang hitam di pusat galaksi tipe II.

Mushotzky mengatakan, “Hasil studi menunjukkan fenomena ini erat terkait dengan jumlah debu di dekat lubang hitam pusat galaksi. Galaksi tipe II memiliki lebih banyak debu di dekat lubang hitam dan debu mendorong molekul gas saat memasuki lubang hitam.

Para astronom juga berkomentar, bahwa selama beberapa dekade mereka akan terus mempelajari galaksi tipe II daripada tipe I. Karena inti galaksi aktif tipe I sangat terang, sehingga menyulitkan dalam observasi bintang dan awan molekul gas, menyebabkan unified model memprediksi semua galaksi aktif pada dasarnya sama.

Mushotzky mengatakan, “Mengingat hasil studi kami menunjukkan perbedaan fundamental di antara kedua tipe galaksi aktif, kemungkinan besar banyak peneliti yang akan mengevaluasi ulang data dan melihat lagi galaksi Tipe I. Melalui penempatan jalur untuk lebih memahami perbedaan antara galaksi Tipe I dan II, makalah studi akan membantu kita dalam memahami bagaimana lubang hitam supermasif memengaruhi evolusi galaksi induk.”

Ditulis oleh: Deborah Byrd, earthsky.org


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet

Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) Gambar penuh warna ini menampilkan sebagian kecil dari struktur objek Messier 78, sebuah nebula refleksi yang terletak di rasi Orion. Nebula refleksi diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya bintang yang berada di dekatnya. Messier 78 terletak sekitar 1.600 tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 8. Ditemukan pada tahun 1780 oleh Pierre Méchain, salah satu kolega Charles Messier, Messier 78 dan paling ideal diamati pada bulan Januari menggunakan teropong dan teleskop kecil. Dibutuhkan setidaknya teleskop berdiameter 8 inci untuk mengungkap nebula refleksi secara mendetail. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, yaitu salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang mendorong mereka untuk meyakini telah membuat penemuan baru. Observasi dalam spektrum inf...