Teleskop Antariksa Sinar Gamma Fermi NASA telah menemukan gugus bintang yang "tak
terlihat" dan sebuah “dinamo kosmik” yang berputar sangat cepat yang dikenal sebagai mercusuar alam semesta.
Dalam
dua penelitian terbaru yang diumumkan hari ini, para periset menggunakan Fermi untuk menemukan sembilan pulsar yang sebelumnya
tak terlihat dan menetapkan salah satunya sebagai pulsar termuda dan paling terang.
Penemuan ini akan membantu para astronom untuk dapat memahami pulsar dengan lebih baik, kata para periset, sekaligus akan memunculkan berbagai
pertanyaan baru.
“Sangat
fantastik, menakjubkan dan sungguh hasil yang tak terduga,” ungkap Profesor Victoria Kaspi dari Universitas McGill di Montreal kepada media. “Tapi sekarang kami justru memiliki banyak pekerjaan untuk memahami dampak
yang ditimbulkannya terhadap sensus galaksi dan pemahaman kita tentang evolusi
bintang.”
Mercusuar Alam Semesta
Pulsar
terbentuk saat bintang masif mati dalam ledakan supernova, inti bintang kemudian runtuh dan berevolusi menjadi objek padat yang seluruh komposisinya terdiri dari partikel neutron.
Bintang
neutron hanya berukuran sebesar sebuah kota. Jika
massa bintang yang sangat masif dimampatkan ke dalam ruang yang relatif kecil ini, maka lahirlah pulsar: Momentum sudut yang terus terjaga menyebabkan bintang berputar
dengan sangat cepat, sembari memancarkan berkas cahaya berenergi tinggi yang “menyapu” sekelilingnya
seperti cahaya lampu mercusuar.
Pulsar
tampak berdenyut karena para astronom hanya bisa mendeteksi berkas panjang gelombang radio atau sinar gamma saat mengarah ke Bumi. Sebagian besar pulsar
berputar antara 7 hingga 3.750 putaran per menit, meskipun beberapa di antara mereka yang disebut pulsar milidetik, dapat berputar hingga 43.000 putaran per
menit.
Fermi adalah perangkat yang tepat untuk menemukan dan
mengkarakterisasi beberapa tipe pulsar, karena mampu mendeteksi sinar
gamma dengan sangat baik. Dan periset memanfaatkannya dalam dua
studi terbaru.
Pulsar yang Tak Terlihat
Satu
tim astronom menggunakan data Fermi untuk menemukan sembilan sumber sinar gamma
relatif redup dari pulsar-pulsar yang sebelumnya tidak diketahui. Penemuan ini menambah daftar pulsar yang pernah ditemukan ke angka lebih dari 100. Sebelum Fermi diluncurkan pada tahun 2008, hanya 7 pulsar sumber sinar gamma yang bisa diketahui,
kata para periset.
Para
ilmuwan menciptakan sebuah algoritma baru dan menggunakan superkomputer untuk
membantu melacak foton sinar gamma kembali ke sumber pulsar. Algoritma dan
superkomputer memiliki tingkat presisi yang sangat tinggi, karena sebanyak
8.000 foton yang mengarah ke Bumi berhasil terdeteksi menggunakan
teleskop setiap harinya. Fermi rata-rata mendeteksi 8 sumber foton setiap hari sejak diluncurkan.
“Layaknya mendengar percakapan di sebuah pesta koktail dan kita mencoba untuk menguping apa yang mereka bahas,” jelas Bruce Allen, direktur Institut Albert Einstein di Hanover,
Jerman.
Metode ini dirasa cukup berhasil. Sembilan pulsar baru yang mereka temukan
memancarkan tingkat radiasi gamma yang lebih lemah dibandingkan objek sejenis yang telah ditemukan sebelumnya. Rotasi mereka antara 180-720 kali per menit, kata para periset.
Makalah studi akan dipublikasikan di Astrophysical
Journal edisi mendatang.
Keanehan Bintang Terang Berusia Muda
Dalam
studi lain, yang makalahnya diterbitkan hari ini di jurnal Science, tim peneliti mengarahkan Fermi ke gugus bintang globular yang terdiri dari banyak bintang masif dan terletak 27.000 tahun cahaya di rasi Sagitarius.
Para
peneliti mendeteksi radiasi sinar gamma dalam jumlah yang besar. Sedemikian besar, sehingga awalnya diperkirakan bersumber dari sekelompok besar pulsar milidetik.
Tapi observasi tindak lanjut mengungkap bahwa perkiraan tersebut tidak tepat.
“Sungguh menakjubkan,” ujar penulis utama makalah studi Paulo Freire dari Institut
Radio Astronomi Max Planck di Bonn, Jerman. “Kami awalnya menduga sinar gamma berasal dari 100 pulsar milidetik, namun kini kami mengetahui hanya bersumber
dari 1 pulsar saja.”
Pulsar
milidetik ultra terang yang diberi kode J1823-3021A, emisi radionya
pertama kali diamati pada tahun 1990-an. Dan observasi dalam panjang gelombang sinar gamma, menobatkan J1823-3021A sebagai pulsar milidetik paling terang yang pernah diketahui. Para
peneliti menghitung umurnya baru 25 juta tahun, sekaligus menobatkannya sebagai pulsar termuda. Sebagian besar pulsar yang telah ditemukan rata-rata telah berusia sekitar satu miliar tahun, menurut para periset.
Fakta
bahwa J1823-3021A ditemukan dalam gugus bintang globular dan berusia masih sangat muda, selain lebih besar, merupakan sebuah kejutan, kata Kaspi, karena gugus bintang globular biasanya didominasi oleh bintang-bintang lanjut usia.
“Bagaikan menemukan Justin Bieber di konser Stones,” katanya.
Tingkat
kecerahan J1823-3021A yang sangat ekstrem mungkin akan mendorong para astronom untuk memikirkan kembali gagasan mereka tentang bagaimana objek semacam itu terbentuk.
Dan mengetahui usianya yang masih sangat muda menunjukkan bahwa pulsar milidetik hiperenergik kemungkinan lebih umum di alam semesta daripada yang pernah dibayangkan oleh para astronom.
Fermi dapat membantu para periset untuk mengungkap misteri-misteri ini.
“Cukp sportif untuk mengatakan bahwa masa depan sains pulsar bersama
Fermi akan sangat cerah,” pungkas Pablo Saz Parkinson dari Universitas California,
Santa Cruz.
Ditulis
oleh: Mike Wall, penulis senior, space.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar