Langsung ke konten utama

W Hydrae, Prediksi Takdir Pamungkas Masa Depan Matahari

Sebuah bintang berukuran sangat besar yang telah lanjut usia di rasi Hydra, layaknya bola kristal yang membantu para astronom untuk memprediksi masa depan Matahari kita.

Untuk pertama kalinya, para astronom telah mendapatkan gambaran rinci tentang permukaan bintang raksasa merah W Hydrae yang alur kehidupannya serupa dengan Matahari. Terletak 320 tahun cahaya dari Bumi, massa W Hydrae setara dengan Matahari tapi usianya jauh lebih tua dan saat ini tengah menjalani tahap evolusi untuk menutup usia. Jadi, W Hydrae dianggap sebagai jendela kita ke masa depan untuk mengetahui takdir pamungkas Matahari.

Jendela itu termasuk penemuan tak terduga, gelombang-gelombang kejut yang sangat kuat di dalam atmosfer bintang yang menunjukkan bahwa lapisan di atas permukaan bintang lebih panas daripada perkiraan para astronom berdasarkan pemodelan bintang mirip Matahari.

Tim melakukan pengamatan menggunakan teleskop radio Atacama Large Millimeter Array (ALMA) di Gurun Atacama Chili utara dan telah melaporkan hasil penelitian ke jurnal Nature Astronomy.

bintang-w-hydrae-menunjukkan-masa-depan-matahari-astronomi
Gambar rinci bintang raksasa merah W Hydrae, yang menunjukkan kepada kita tentang masa depan Matahari. Cincin menunjukkan di mana lokasi Bumi jika mengorbit bintang ini.
Foto: Alma (ESO/NAOJ/NRAO)/W. Vlemmings

Sebagaimana dicatat dalam studi, gagasan kita tentang bagaimana bintang mirip Matahari akan berevolusi selama tahap akhir kehidupan mereka, dalam hal bagaimana massa terlepas dan bagaimana susunan kimiawi berubah, didasarkan pada pemahaman kita tentang susunan dan pergerakan atmosfer bintang. Tapi prediksi dari model justru berbeda dari fakta yang sebenarnya, sehingga para astronom mempelajari W Hydrae untuk membantu memperbaiki gagasan tersebut.

“Tak sekadar memahami seperti apa bintang raksasa merah itu, kita juga harus mengetahui bagaimana mereka berevolusi dan bagaimana mereka memberikan benih kepada galaksi dengan unsur-unsur building blocks kehidupan," kata astronom Wouter Vlemmings dari Universitas Tekhnologi Chalmers di Swedia.

Radius raksasa merah lanjut usia mencapai sekitar 186 juta mil, setara dengan dua kali jarak Bumi-Matahari. Jika berada di pusat tata surya kita, atmosfer W Hydrae akan menutupi planet kita dan melumat habis Bumi.

Inilah prediksi takdir pamungkas Matahari. Bintang massa menengah seperti Matahari akan membengkak menjadi raksasa merah seiring pertambahan usia, kemudian mendingin dan melontarkan potongan-potongan massa melalui angin surya. Matahari memang telah menghembuskan partikel-partikelnya dengan cara ini, mengirim radiasi ke Bumi dan planet-planet lainnya, namun seiring bertambahnya usia Matahari, angin surya akan terjadi dalam skala yang jauh lebih besar. Raksasa merah melepaskan karbon dan nitrogen yang dihasilkan di interior. Elemen-elemen tersebut menghujani lingkungan kosmik di sekitarnya dan akan menjadi bahan baku untuk memproduksi objek langit baru, tim menjelaskan.

bintang-w-hydrae-menunjukkan-masa-depan-matahari-01-astronomi
Ilustrasi W Hydrae saat berevolusi menjadi raksasa merah dan menjadi pusat tata surya. Inilah takdir pamungkas Matahari yang akan membengkak sedemikian rupa sampai tega “mengkonsumsi” planet-planet terdalamnya sendiri, mungkin termasuk Bumi.
Foto: Alma (ESO/NAOJ/NRAO)/W. Vlemmings

“Kita lahir dari material yang diciptakan bintang seperti ini, jadi sangat menarik untuk memahami sesuatu yang memberikan informasi tentang asal mula dan masa depan kita,” tambah astronom Elvire De Beck sesama astronom dari Chalmers.

Fenomena ini bukanlah yang pertama bagi para astronom. Awal tahun ini misalnya, para astronom merilis foto Betelgeuse yang berada di rasi Orion. ALMA juga digunakan untuk observasi tersebut. Selain itu, Very Large Telescope ESO juga pernah mengambil foto close-up bintang maharaksasa merah Antares di rasi Scorpius.

Namun, Chalmers merujuk observasi terbaru ini sebagai “observasi yang lebih tajam dari bintang dengan massa original setara Matahari.”

Para ilmuwan akan terus menggunakan ALMA dan instrumen-instrumen lainnya untuk mempelajari atmosfer W Hydrae secara lebih mendetail.

Ditulis oleh: Elana Glowatz, www.ibtimes.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang