Langsung ke konten utama

Bisakah Pesawat Terbang Mencapai Luar Angkasa?

bisakah-pesawat-terbang-mencapai-luar-angkasa-astronomi
Pesawat terbang hanya bisa ke luar angkasa jika mampu mengatasi gaya gravitasi Bumi.
Kredit: Adrian Mann

Gravitasi Bumi adalah penghalang utama bagi pesawat-pesawat standar untuk meloloskan diri ke luar angkasa, selain menjaga agar kita tetap tertambat dengan permukaan planet.

Menurut NASA, setiap pesawat terbang yang ingin meluncur di atas orbit Bumi harus melaju dengan kecepatan 11 kilometer per detik atau 40.000 km per jam. Namun, pesawat supersonikpun bahkan tidak terbang secepat itu.

Penghalang berikutnya adalah bahan bakar. Jarak terpendek antara permukaan Bumi dan luar angkasa adalah sekitar 100 kilometer tegak lurus ke atas, yang menurut kesepakatan umum merupakan wilayah perbatasan planet sebelum ruang suborbital.

Untuk mencapai orbit, NASA membutuhkan bahan bakar 520.000 galon propelan roket dan dua pendorong roket untuk mengangkut pesawat antariksa seberat 100 ton beserta muatannya ke luar angkasa hanya dalam waktu kurang dari sembilan menit. Terbang horizontal membutuhkan bahan bakar yang jauh lebih besar daripada yang dibutuhkan oleh pesawat konvensional.

Namun, masih ada beberapa cara agar pesawat terbang standar bisa mencapai luar angkasa. Burt Rutan, seorang desainer aerospace dari perusahaan Scaled Composites membangun sebuah pesawat roket suborbital yang disebut SpaceShipOne, yang akan diterbangkan dari sebuah pesawat dengan ketinggian tertentu. Setelah ketinggiannya dirasa cukup, pilot SpaceShipOne mengarahkan pesawat ke luar angkasa dan menyalakan mesin roket untuk mencapai ruang suborbital sebelum meluncur kembali ke Bumi.

Pesawat roket X-15 milik militer Amerika Serikat juga pernah menyentuh luar angkasa dengan cara serupa. Perusahaan Oklahoma's Rocketplane Global, Inc. juga berharap dapat mereparasi pesawat jet pribadi dengan mesin roket untuk penerbangan pariwisata ke ruang suborbital.

Ditulis oleh: Staf www. livescience.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Mengapa Bentuk Bulan Selalu Berubah?

Ketika memandang langit malam, kamu mungkin pernah memperhatikan bentuk bulan yang terlihat sedikit berbeda pada setiap malamnya. Perbedaan tampilan bentuk ini disebabkan oleh fase dan tipe bulan menurut sudut pandang kita di bumi. Bulan purnama berlangsung saat seluruh sisi bulan yang menghadap bumi diterangi oleh cahaya matahari. Tapi tahukah kamu, bulan purnama tidak selalu terlihat sama? Terkadang, bulan tampak bersinar merah. Sementara pada waktu yang lain, ukuran bulan tampak lebih besar daripada biasanya. Sebenarnya warna dan ukuran bulan tidak pernah berubah. Perubahan penampilan ini bisa terjadi karena pergeseran posisi bulan di antara matahari dan bumi. Ada beberapa jenis bulan purnama yang dianggap istimewa karena lebih jarang terjadi, Mereka adalah bloodmoon (bulan darah), supermoon (bulan super), blue moon (bulan biru) dan harvest moon . Bloodmoon (bulan darah) Bloodmoon di langit malam pada tahun 2014. Kredit: Pusat Penelitian Ames NASA/Brian Da...