Sebagai
penghormatan terakhir kepada planet yang telah menjadi rumahnya selama lebih
dari 13 tahun, pesawat antariksa Cassini besutan NASA terus menatap Saturnus beserta sistem cincinnya yang menakjubkan. Sebelum menyelesaikan misi, Cassini mengambil serangkaian gambar yang telah disusun menjadi sebuah mosaik baru.
Kamera
sudut-lebar Cassini menangkap 42 gambar dalam warna merah, hijau dan
biru yang menutupi Saturnus dan cincin utama dari ujung ke ujung pada
tanggal 13 September 2017. Para ilmuwan pencitraan kemudian merakitnya untuk menghasilkan tampilan warna natural. Mosaik gambar juga mencakup bulan Prometheus, Pandora, Janus, Epimetheus, Mimas dan Enceladus.
Ada
banyak hal untuk dikenang dan dirayakan sebagai penanda berakhirnya misi. Penjelajahan sains Cassini di Saturnus telah meninggalkan
kesan mendalam, komprehensif dan bersejarah.
“Kontribusi ilmiah yang diberikan oleh Cassini benar-benar spektakuler, serangkaian hasil yang
mengarah ke wawasan dan kejutan-kejutan baru, mulai dari partikel-partikel
terkecil cincin, terobosan sains di Titan dan Enceladus, hingga ke interior planet Saturnus,” ungkap Robert West, wakil ketua tim pencitraan Cassini di
Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA di Pasadena, California.
Selama bertahun-tahun, tim
pencitraan Cassini telah merencanakan sebuah tampilan istimewa sebagai cinderamata perpisahan dengan Saturnus. Ketika misi telah selesai, sulit untuk mengucapkan selamat tinggal bagi beberapa orang.
“Terasa mudah saat menerima gambar-gambar baru dari sistem Saturnus setiap
harinya, melihat pemandangan-pemandangan baru dan melihat segala sesuatunya
berubah,” kenang Elizabeth Turtle dari Laboratorium
Fisika Terapan Univeritas Johns Hopkins di Laurel, Maryland. “Lebih sulit mengucapkan
selamat tinggal saat harus menerima gambar untuk terakhir kalinya, tapi
betapa beruntungnya kita bisa melihat semuanya melalui mata Cassini!”
Bagi
beberapa orang yang terlibat misi, perpisahan antara Cassini dengan Saturnus
mengingatkan pada momen serupa di masa lalu.
“Selama
37 tahun, menurut saya pengamatan terakhir Saturnus oleh Voyager adalah gambar-gambar paling menggugah yang pernah diambil dari eksplorasi tata surya,” kata Carolyn Porco, mantan anggota tim pencitraan
Voyager dan penanggung jawab tim pencitraan Cassini dari Space Telescope Science Institute di
Boulder, Colorado. “Dengan momen serupa, perpisahan dengan Saturnus kali ini
akan selalu dikenang sebagai akhir dramatis dari waktu menakjubkan yang
dihabiskan oleh manusia untuk mempelajari sistem planet yang paling ikonik di tata surya.”
Diluncurkan
pada tahun 1997, Cassini mengorbit Saturnus dari tahun
2004 hingga tahun 2017. Misi Cassini telah menghasilkan banyak penemuan dramatis, termasuk aktivitas geologis mengejutkan di Enceladus, salah satu bulan Saturnus, dan lautan metana cair di Titan, bulan terbesar Saturnus. Cassini
mengakhiri petualangannya dengan menerjunkan diri ke atmosfer
Saturnus pada tanggal 15 September 2017, dan terus mengirim data
sains sebanyak mungkin, sampai kehilangan kontak dengan Bumi.
Ditulis
oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Tony Greicius
Artikel terkait: Simfoni Kenangan Pahit Cassini dan R.IP. Cassini
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar