Langsung ke konten utama

Misteri Pluto yang Membingungkan Para Ilmuwan, Mungkin Terpecahkan

misteri-pluto-akhirnya-terpecahkan-astronomi
Mosaik global Pluto dalam warna natural.
Kredit: NASA

Untuk sebuah dunia yang begitu kecil, Pluto tentunya mendapat banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Setelah diturunkan statusnya dari sebuah “planet” menjadi “planet katai,” Pluto tetap menjadi subyek banyak penelitian dan kajian ilmiah. Bahkan penelitian terbaru barangkali telah memecahkan salah satu misteri yang paling membingungkan.

Dibandingkan Bumi, jarak Pluto sangat jauh dari Matahari, jadi para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa di sana sangat dingin, tapi ketika pesawat antariksa New Horizon NASA mengamatinya dari jarak dekat beberapa tahun yang lalu, ternyata Pluto jauh lebih dingin daripada yang diharapkan. Dan sekarang para ilmuwan telah mengetahui penyebabnya.

Dengan menggunakan pemodelan iklim yang canggih, para periset dari Universitas California di Santa Cruz, menunjukkan bahwa beberapa kondisi atmosfer yang sangat aneh bertanggung jawab atas suhu Pluto yang lebih dingin.

Beberapa observasi NASA telah membantu memecahkan teka-teki, karena New Horizons membuat penemuan penting tentang lapisan kabut aneh yang mengelilingi Pluto. Studi mensimulasikan bagaimana campuran kabut hidrokarbon di sekitar planet dapat memengaruhi suhu, data mengkonfirmasi suhu hingga mencapai titik beku adalah efek samping yang mungkin terjadi.

Lapisan kabut tak sekadar menyerap sebagian besar energi Matahari yang diterima Pluto, namun juga mengarahkannya kembali ke luar angkasa dan membuat Pluto lebih dingin. Karena lokasinya berada di dekat tepi tata surya, Pluto hanya mendapatkan sedikit energi Matahari, sehingga kabut memiliki efek dramatis terhadap suhu.

Para astronom sebelumnya tidak pernah mengetahui tentang lapisan kabut di sekitar Pluto, namun sekarang menjadi tampak jelas bahwa partikel inilah yang menurunkan suhu Pluto sekitar 50 derajat Fahrenheit lebih rendah daripada perkiraan model iklim sebelumnya.

Mengingat para ilmuwan sama sekali tidak mengetahui penyusun komposisi kabut, model yang disimulasikan hanya berdasarkan dugaan, jadi masih ada banyak PR yang harus diselesaikan. Sampai para ilmuwan mendapatkan sampel susunan kimia partikel, mereka tidak akan tahu persis bagaimana kabut bisa muncul, dan yang lebih penting, dari mana asalnya.

Ditulis oleh: Mike Wehner, bgr.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang