Langsung ke konten utama

Ular Kosmik, Lokasi Pembibitan Bintang Alam Semesta Awal

ular-kosmik-astronomi
Ular kosmik.
NASA, ESA, M. Postman (STSCI) dan Tim Clash

Bintang-bintang terbentuk di gumpalan padat yang terbuat dari gas dan debu yang oleh para astronom kerap disebut lokasi pembibitan bintang. Hubble telah mengamati banyak sampel gumpalan padat, baik di galaksi kita sendiri maupun di galaksi lain. Namun serangkaian observasi terhadap lokasi pembibitan bintang justru mengejutkan para astronom. Alam semesta ternyata penuh sesak dengan lokasi pembibitan bintang, fenomena yang seharusnya tidak mungkin terjadi.

Berkat observasi tindak lanjut terhadap benda langit yang disebut “Ular Kosmik”, kolaborasi antara para astronom dari Prancis dan Swiss telah menghasilkan studi terperinci tentang lokasi pembibitan bintang di galaksi-galaksi jauh. Identitas tulen ular kosmik ternyata adalah galaksi-galaksi jauh yang berada di belakang inti gugus galaksi MACS J1206.2-084747. Karena sangat masif, gaya gravitasi gugus bertindak layaknya lensa yang mendistorsi dan memperkuat cahaya latar belakang, sehingga akhirnya membentuk struktur menyerupai ular.

“Gambar telah diperkuat hingga 100 kali lebih tajam,” ungkap penulis utama makalah studi Dr. Antonio Cava dari Universitas Jenewa di Swiss.

Tim mempelajari gumpalan-gumpalan gas yang berjarak terletak sekitar 3.200 tahun cahaya, plus minus 100 tahun cahaya. Dalam observasi sebelumnya, wilayah tersebut diperkirakan mengandung cukup molekul gas untuk menghasilkan lebih dari 3 miliar bintang seperti Matahari kita. Namun, tim yang dipimpin oleh Dr. Antonio Cava telah mengungkap kebanyakan dari mereka hanya membentuk bintang dalam jumlah yang lebih kecil, mengingat rata-rata massa gumpalan hanya 100 juta kali massa Matahari. Perhitungan tim konsisten dengan beberapa simulasi komputer. Adapun makalah studi telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy.

Tim memfokuskan diri terhadap massa gumpalan-gumpalan raksasa yang ternyata lebih kecil daripada perkiraan sebelumnya. Kesimpulan studi tidak akan terwujud tanpa bantuan dari lensa gravitasi.

ular-kosmik-01-astronomi
Ular kosmik.
NASA, ESA, Cava dkk.

“Kami telah merevisi selisih antara apa yang kita amati di alam semesta lokal dan galaksi-galaksi jauh hingga 1.000 faktor,” pungkas Profesor Daniel Schaerer dari Observatorium Jenewa.

Penelitian ini merupakan kemajuan signifikan dalam memahami pembentukan bintang di alam semesta awal. Para astronom memperkirakan pembentukan bintang mencapai puncak sekitar 3,5 miliar tahun setelah Big Bang. Sementara Ular Kosmik menghasilkan bintang 30 kali lebih banyak daripada galaksi Bima Sakti, termasuk galaksi-galaksi lain yang membentuk bintang 100-1.000 kali lebih banyak daripada galaksi kita.

Ditulis oleh: Alfredo Carpineti, www.iflscience.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang