Langsung ke konten utama

NASA Pelajari Tubuh Manusia di Luar Angkasa demi Misi ke Mars

Ilustrasi misi ke Mars.
Kredit: NASA

Sebelum melompat atau berlari, kita belajar berjalan terlebih dahulu. Sebelum mengirim manusia ke Mars, NASA harus dapat memahami pengaruh yang dialami oleh tubuh para astronot selama hidup dan bekerja di luar angkasa. Misi khusus ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) telah digelar selama enam bulan terakhir. Perjalanan pulang pergi Bumi-Mars membutuhkan waktu selama tiga tahun. Lantas, bagaimana pengaruhnya terhadap tubuh para astronot selama menempuh perjalanan yang cukup lama? NASA telah meminta komunitas sains untuk mengajukan penelitian yang diharapkan membantu menyediakan informasi tentang efek jangka panjang yang dialami oleh manusia selama berada di luar angkasa.

Permintaan Proposal untuk Mengatasi Efek Fisiologis dan Psikologis Penerbangan Antariksa

Human Research Program NASA telah mengajukan proposal penelitian, yang apabila dikombinasikan dengan penelitian yang sedang digelar oleh NASA saat ini, dapat menunjang perjalanan antariksa berawak yang lebih aman dan lebih efisien. NASA menunggu proposal penelitian dari tujuh bidang sains, yang akan membantu NASA untuk menyusun baseline misi antariksa ruang angkasa yang dijadwalkan berlangsung selama 400 hari. Sekaligus untuk memahami, mencegah, mendiagnosis, mengobati, mengurangi, dan menyembuhkan potensi penyakit yang ditimbulkan selama misi antariksa jangka panjang. Komunitas sains bisa menemukan deskripsi yang menjadi fokus penelitian, termasuk proses pengajuan proposal dan reward di situs web NSPIRES.

“Untuk menarik kesimpulan tentang efek kumulatif paparan kosmik, kita harus lebih banyak memonitor para astronot yang menghabiskan waktu di luar angkasa,” kata John Charles, Ph.D., associate director for Exploration Research Planning of the Human Research Program di Pusat Penerbangan Antariksa Johnson NASA. “Para ilmuwan dapat menggunakan informasi yang tersedia untuk memprediksi tren perilaku dan kesehatan fisik.”

Proposal penelitian yang lulus seleksi, diharapkan dapat membangun data selama misi satu tahun pertama misi astronot Scott Kelly dan Mikhail Kornienko di luar angkasa. Studi tambahan di ISS dan penelitian serupa berbasis darat, akan membantu NASA untuk mengumpulkan serangkaian data komprehensif tentang biomedis, perilaku, dan kinerja astronot. Selanjutnya, NASA akan menerapkan data untuk mendukung misi berawak jangka panjang ke Mars. Termasuk menggunakannya untuk mendukung pendekatan diagnostik dan perilaku inovatif di Bumi, misalnya, penelitian tentang potensi kemampuan memecahkan masalah oleh semua personil yang tergabung dalam tim misi antariksa jangka panjang.

Proposal dapat diajukan mulai tanggal 4 Januari 2018 dan NASA berharap dapat menyeleksi 15-18 proposal saat musim panas berakhir, yang berhak atas dana hibah dengan durasi maksimum tujuh tahun.

Menghubungkan Setiap Titik dari Berbagai Penelitian Disiplin Ilmu

Proposal penelitian untuk durasi misi satu tahun, akan meletakkan dasar bagi misi eksplorasi sekaligus membantu NASA untuk memulai perencanaan dan persiapan sebuah program yang diusulkan dari beberapa misi secara simultan. Para peneliti dan ilmuwan yang mengajukan proposal harus mempertimbangkan program mencakup 30 astronot, yang terdiri dari 10 astronot misi jangka pendek, 10 astronot misi standar selama enam bulan, dan 10 astronot untuk misi satu tahun di luar angkasa. 18 topik penelitian tambahan diusulkan untuk penelitian analog berbasis Bumi (yang direncakan berlangsung empat bulan, delapan bulan dan satu tahun).

Dengan data yang terkumpul dari studi terpilih, NASA berharap dapat mengatasi lima potensi berbahaya yang mengancam para astronot selama menempuh perjalanan antariksa, meliputi radiasi luar angkasa, isolasi dan pembatasan, jarak dari Bumi, medan gravitasi (gravitasi mikro) dan lingkungan tertutup yang berpengaruh besar terhadap pikiran dan tubuh manusia di luar angkasa. Analisis terhadap pengalaman beberapa astronot dalam rentang waktu yang bervariasi, berpotensi menutup celah kritis dalam pemahaman sains saat ini. Seiring upaya untuk melakukan misi proving ground (mengambil sampel tanah) di Bulan, NASA terus menguji kemampuannya. Setelah itu, NASA dapat mengekstrapolasi tren dalam kurun waktu enam bulan hingga dua atau tiga tahun, sesuai perkiraan durasi misi khusus ke Mars. Pada akhirnya, penelitian semacam itu membantu NASA untuk mengembangkan dan menguji teknologi, tindakan pencegahan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para awak pesawat antariksa yang akan mencetak sejarah ekspedisi antar planet.

Saat manusia benar-benar meluncur ke Mars, kita akan memperolah lompatan besar lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian juga memungkinkan NASA untuk mencuri start.

Ditulis oleh: Laurie Abadie dan Amanda von Deak, NASA Human Research Strategic Communications, www.nasa.gov, editor: Timothy Gushanas



#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang