Langsung ke konten utama

Investasi NASA dalam Pengembangan Konsep Misi ke Komet dan Titan

misi-masa-depan-nasa-informasi-astronomi
Kredit: NASA

NASA telah memilih dua konsep finalis misi robotik yang direncanakan meluncur pada pertengahan tahun 2020-an, yaitu misi untuk mengambil sampel dari komet dan membawanya ke Bumi; dan misi drone rotorcraft untuk menjelajah lokasi pendaratan potensial di Titan, bulan terbesar Saturnus.

Setelah proses penelaahan sejawat yang ekstensif dan kompetitif, NASA mengumumkan kedua konsep misi pada hari Rabu tanggal 20 Desember 2017. Mereka diseleksi dari 12 proposal yang diajukan pada bulan April di bawah program New Frontiers.

“Inilah lompatan besar untuk mengembangkan misi penemuan sains kami berikutnya,” tutur Thomas Zurbuchen, Administrator Asosiasi Direktorat Misi Sains NASA di Washington. “Misi terpilih akan berusaha menjawab beberapa pertanyaan terbesar di tata surya kita saat ini.”

Dua konsep finalis misi robotik adalah:

Comet Astrobiology Exploration Sample Return (CAESAR)

caesar-comet-astrobiology-exploration-sample-return-informasi-astronomi
CAESAR (Comet Astrobiology Exploration SAmple Return) akan mengambil sampel dari inti komet Churyumov-Gerasimenko dan membawanya kembali ke Bumi. Komet terbentuk dari material yang melahirkan tata surya kita, dan sampel yang dibawa oleh CAESAR akan mengungkap bagaimana material ini berkontribusi terhadap pembentukan Bumi, termasuk asal mula lautan dan kehidupan.
Kredit: NASA

Misi CAESAR akan mengambil sampel dari komet 67P/Churyumov-Gerasimenko dan membawanya kembali ke Bumi. Komet 67P telah dieksplorasi oleh pesawat antariksa Rosetta besutan Badan Antariksa Eropa (ESA), untuk menentukan asal usul dan sejarahnya. Dipimpin oleh Steve Squyres dari Universitas Cornell di Ithaca, New York, CAESAR akan dikelola oleh Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.

Dragonfly

dragonfly-misi-di-titan-bulan-saturnus-informasi-astronomi
Dragonfly adalah pendarat dual-quadcopter yang akan memanfaatkan lingkungan di Titan untuk terbang ke beberapa lokasi. Dragonfly akan terbang hingga beberapa ratus mil untuk meneliti sampel material dan menentukan komposisi permukaan guna mengungkap kandungan kimia organik dan habitatabilitas Titan, memantau kondisi atmosfer dan permukaan, mencitrakan bentangan alam untuk menyelidiki proses geologi dan melakukan penelitian seismik.
Kredit: NASA

Dragonfly adalah drone rotorcraft yang akan mengeksplorasi kimiawi prebiotik dan habitabilitas di Titan, bulan terbesar Saturnus. Selain Bumi, Titan adalah satu-satunya anggota tata surya dengan lautan cair di permukaan. Elizabeth Turtle dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins di Laurel, Maryland, akan menjadi peneliti ​​utama misi Dragonfly, sementara Laboratorium Fisika Terapan menyediakan manajemen proyek.

Misi CAESAR dan Dragonfly akan menerima dana hingga akhir tahun 2018 untuk mengembangkan konsep mereka lebih lanjut. NASA berencana untuk memilih salah satu dari mereka pada musim semi tahun 2019 untuk melanjutkan tahap misi selanjutnya.

Misi yang dipilih akan menjadi yang keempat dalam portofolio New Frontiers NASA, serangkaian investigasi sains keplanetan yang didanai oleh anggaran biaya pengembangan sekitar US $ 850 juta. Para pendahulu misi New Frontiers NASA adalah misi New Horizons ke Pluto dan objek Sabuk Kuiper 2014 MU69; misi Juno ke Jupiter; dan misi OSIRIS-REx yang akan mendarat dan mengambil sampel dari asteroid Bennu untuk dibawa ke Bumi.

NASA juga mengumumkan dua konsep misi yang akan menerima dana pengembangan teknologi, untuk mempersiapkan mereka dalam kompetisi misi masa depan.

Konsep yang dipilih untuk pengembangan teknologi adalah:

Enceladus Life Signatures and Habitability (ELSAH)

Konsep misi ELSAH akan menerima dana untuk mengembangkan teknik hemat biaya yang membatasi kontaminasi habitat asli target misi dari pesawat antariksa, sehingga memungkinkan deteksi kehidupan dalam misi berbiaya rendah. Peneliti utama misi ELSAH adalah Chris McKay dari Pusat Penelitian Ames NASA di Silicon Valley California dan akan dikelola oleh Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA.

Venus In situ Composition Investigations (VICI)

Dipimpin oleh Lori Glaze darii Goddard, konsep misi VICI selanjutnya adalah untuk mengembangkan Venus Element and Mineralogy Camera yang akan beroperasi di tengah lingkungan ganas di Venus. Instrumen menggunakan laser di wahana pendarat untuk mengukur mineralogi dan komposisi unsur bebatuan di permukaan Venus.

Konsep hanya terbatas pada enam tema misi: pengembalian sampel permukaan komet, pengembalian sampel Cekungan Aitken di kutub selatan Bulan, dunia lautan (Titan dan/atau Enceladus), probe Saturnus, perjalanan dan pendaratan ke asteroid Trojan dan penjelajahan in situ di Venus.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Karen Northon


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang