Langsung ke konten utama

Penghargaan Puncak Sains Bagi Penentu Usia Alam Semesta

Minggu malam pada sebuah acara bertabur bintang di Palo Alto, satu tim ilmuwan dianugerahi penghargaan oleh Breakthrough Prize senilai U.S. $ 3 juta dalam bidang Fisika Fundamental, yang dirancang sebagai wujud penghargaan kepada para fisikawan yang “mengungkap misteri tersulit kosmos”. Hadiah utama diserahkan kepada tim di balik proyek Wilkinson Microwave Anisotropy Probe, nama dari sebuah pesawat antariksa yang mengemban misi untuk mengukur Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmik, tolak ukur untuk menentukan usia dan asal usul alam semesta. Lantas, apa tujuan di balik semua penghargaan ini?

Wilheson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) adalah pesawat antariksa yang diluncurkan pada tahun 2001. WMAP terbang menjauhi Matahari ke sisi yang berlawanan dari orbit Bumi dan menghabiskan waktu sekitar sembilan tahun untuk menemukan perubahan lemah suhu di alam semesta. “Di seberang alam semesta” WMAP menatap cahaya paling tua sejauh mungkin.

“Alam semesta semakin meluas,” David Spergel, salah satu ilmuwan di balik proyek WMAP, menjelaskan kepada Scientific American.

Hasil misi adalah sebuah foto yang disebut “foto bayi” alam semesta, yang dipublikasikan hanya setahun setelah WMAP mulai melakukan pengukuran. Warna yang lebih gelap, seperti warna biru, mewakili area dengan suhu yang lebih dingin, warna yang lebih cerah, seperti warna merah, mewakili area dengan suhu yang lebih hangat, meskipun selisih derajat suhu di antara kedua warna tersebut hanya sedikit.

latar-belakang-gelombang-mikro-kosmik-foto-bayi-alam-semesta-astronomi
Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmik yang dijuluki “foto bayi” alam semesta.
TIM NASA/WMAP SCIENCE

Para ilmuwan dapat menggunakan pengukuran ini untuk memahami karakteristik alam semesta karena mengakar sangat kuat. Saat meluas, alam semesta mendingin dari suhu panas intens yang menandai Big Bang. Berarti sewaktu berukuran sangat kecil dan lebih panas, alam semesta awal meluas hanya seukuran lebih tipis daripada rambut, dan memiliki lebih banyak foton (partikel cahaya). Spergel menyebutnya “fosil cahaya”.

Sewaktu mendingin dalam ukuran yang sangat kecil ini, alam semesta mengandung lebih banyak materi gelap dan energi gelap. Para ilmuwan masih belum memahami tentang energi gelap atau materi gelap, namun berkat pengukuran WMAP, mereka kini mengetahui bahwa materi normal adalah sebagian kecil komposisi alam semesta, kurang dari 5%. Mengamati bagaimana materi gelap dan energi gelap melambangkan ekspansi alam semesta, WAMP adalah upaya terbaik untuk memahaminya.

“Jadi, saya pikir ada dua kejutan besar dari data latar belakang gelombang mikro kosmik. Pertama, alam semesta itu sederhana, dan kedua, alam semesta itu aneh,” ungkap Spergel kepada Scientific American.

Pengukuran WMAP telah ditindaklanjuti oleh satelit Planck milik Badan Antariksa Eropa (ESA), yang lebih mempertajam pengukuran sekaligus menemukan beberapa perbedaan dalam teori ilmuwan yang menggagas alam semesta awal.

Para ilmuwan di balik WMAP yang mendapatkan penghargaan dari Breakthrough Prize,  kini tengah mengerjakan instrumen lain untuk kembali memecahkan misteri alam semesta. Fisikawan Charles Bennett dari Universitas Johns Hopkins, sedang mengerjakan teleskop baru yang diberi nama Cosmology Large Angular Scale Surveyor untuk semakin jauh menembus garis waktu alam semesta. Fisikawan Gary Hinshaw dari Universitas British Columbia, sedang mengerjakan pembangunan teleskop radio baru untuk menjawab beberapa pertanyaan serupa. Sementara fisikawan Lyman Page, Jr. dari Universitas Princeton, sedang mengerjakan instrumen baru lainnya yang diberi nama Teleskop Kosmologi Atacama, untuk melakukan pengukuran dengan resistansi yang lebih tinggi dibandingkan WMAP.

Ditulis oleh: Meghan Bartels, www.newsweek.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang