Lubang
hitam adalah satu dari beberapa objek yang paling membingungkan di
seluruh jagad raya. Objek ini begitu padat, gravitasinya sangat kuat,
sehingga tidak ada yang bisa meloloskan diri darinya, termasuk cahaya
sekalipun. Secara fisik, banyak lubang hitam yang telah diidentifikasi, mulai dari lubang hitam bermassa bintang di galaksi kita sendiri, hingga yang supermasif di
jantung sebagian besar galaksi, jutaan atau bahkan milyaran kali lipat lebih besar dari
massa Matahari kita. Struktur utama yang mengelilingi lubang hitam adalah horizon peristiwa yang membentuk batas antara lubang hitam dengan lingkungan kosmik di sekitarnya. Jika melewatinya, Anda dipastikan binasa mengarah ke singularitas sentral. Tapi, apakah yang akan Anda lihat saat jatuh ke lubang hitam? Apakah cahaya akan tetap terang atau justru menjadi gelap? Akhirnya fisika telah memecahkan jawabannya, dan menurut saya sangat
indah.
Di
pusat galaksi Bima Sakti, kita bisa mengamati pergerakan bintang yang mengorbit sebuah objek dengan massa sekitar 4 juta kali lipat Matahari dan sama sekali tidak memancarkan cahaya. Objek yang diberi nama Sagitarius
A* dipastikan adalah sebuah lubang hitam, yang dikonfirmasi melalui pengukuran bintang-bintang yang mengorbitnya selama dua dekade.
Tapi
ada sejumlah hal yang sangat berlawanan dengan intuisi saat Anda mendekati
horizon peristiwa, dan keadaan semakin memburuk saat Anda
melewatinya. Terdapat alasan yang cukup bagus mengapa begitu Anda meluncur ke arah
penghalang tak kasat mata itu, maka Anda tidak akan pernah bisa keluar! Hal ini juga berlaku terhadap setiap kelas lubang hitam yang Anda masuki, meskipun Anda menunggangi pesawat antariksa yang mampu melaju ke segala arah kapanpun
Anda kehendaki. Ternyata Relativitas Umum adalah hukum yang sangat tegas,
terutama bila menyangkut lubang hitam. Alasannya terkait dengan prestasi
terbesar Einstein yang baru saja merayakan ulang tahun teorinya yang ke- 100, semua
karena keunikan lubang hitam di antara objek kosmik yang memiliki
massa, yaitu menekuk ruang dan waktu.
Jika berada sangat jauh dari lubang hitam, maka jalinan ruang dan waktu di sekitarnya tidak terlihat
terlalu melengkung. Sebenarnya saat kita berada sangat jauh dari lubang
hitam, gaya gravitasi lubang hitam tak terlalu berbeda dengan gaya gravitasi objek kosmik lainnya, misalnya bintang neutron, bintang atau gumpalan awan gas. Ruang dan waktu memang tetap akan melengkung, tapi berada di lokasi yang terpisah sangat jauh, hal itu bukan disebabkan oleh eksistensi massa,
bukan pula oleh sifat atau distribusi massa itu sendiri. Tapi, jika kita mengamati
dengan mata, terlihat sebuah bulatan yang benar-benar hitam di bagian tengah, sebab
cahaya tidak bisa meneranginya. (Oleh karena “hitam” itulah, maka diberi nama “lubang hitam”.)
![]() |
Materi, medan magnet dan akselerasi partikel dikombinasikan menjadi satu untuk menciptakan pemandangan visual di sekitar lubang hitam. NASA/JPL-Caltech |
Wilayah
berbentuk bulat yang disebut horiozon peristiwa bukanlah wujud
fisik, melainkan wilayah ruang angkasa dengan ukuran tertentu yang cahaya tidak
dapat meloloskan diri darinya. Dari jarak yang sangat jauh, tampaknya seperti itulah
ukuran lubang hitam yang sebenarnya, sebagaimana ekspektasi kita. Dengan kata
lain, saat Anda mendekatinya, maka lubang hitam akan benar-benar terlihat seperti siluet
lubang kegelapan total dengan latar belakang ruang angkasa, dengan cahaya dari
lingkungan di sekitarnya yang sangat terdistorsi.
![]() |
Visualisasi siluet lubang hitam dengan latar belakang Bima Sakti akan terlihat seperti ini. Tim SXS; Bohn et al. 2015 |
Untuk
lubang hitam dengan massa yang setara dengan massa Bumi, maka wujud fisik spheroidnya akan sangat kecil: hanya sekitar 1 cm. Sementara untuk lubang hitam yang setara dengan
massa Matahari, maka wujud fisik spheroidnya sekitar 3 km. Jika Anda
membandingkan skala lubang hitam, dalam hal ini ukuran lubang hitam supermasif
seperti yang ada di pusat galaksi kita, maka akan setara dengan wilayah orbit sebuah planet atau bintang raksasa merah seperti Betelgeuse!
Jadi,
apakah sekarang Anda siap untuk melihat visualisasi pamungkas lubang hitam,
caranya adalah dengan mendekati dan memasukinya!
Dari
jarak yang jauh, geometri terlihat jelas sesuai dengan ekspektasi kita dan berlaku seperti yang kita harapkan, sesuai perhitungan kita. Tapi saat terbang mendekati lubang hitam menggunakan pesawat antariksa tangguh yang didesain tidak bisa dihancurkan, Anda akan mulai menyadari sesuatu yang aneh.
Jika Anda membagi setengah jarak antara Anda dan bintang, maka ukuran sudut
bintang akan tampak dua kali lebih besar. Jika Anda membagi jarak hingga
seperempat, maka ukuran sudut akan tampak empat kali lebih besar. Tapi, aturan
ini tidak berlaku bagi lubang hitam.
Tidak
seperti objek kosmik lain yang Anda bayangkan, yang ukurannya terlihat secara
proporsional tergantung jarak, lubang
hitam justru nampak membesar jauh lebih cepat daripada yang Anda perkirakan, karena kelengkungan ruang yang sangat luar biasa.
Dari
perspektif kita di Bumi, lubang hitam di pusat galaksi akan tampak mungil,
dengan radiusnya yang diukur dalam mikro busur detik. Namun, dibandingkan dengan
jari-jari yang Anda hitung dalam relativitas, tetap saja akan terlihat 150%
lebih besar, karena kelengkungan ruang. Jika mendekatinya, pada
saat horizon peristiwa setara dengan ukuran Bulan purnama di langit malam hari, ukuran yang sebenarnya melampaui empat kali lipat ukuran Bulan purnama itu! Tentu saja alasannya karena jalinan ruang dan waktu yang semakin melengkung saat Anda mendekati lubang hitam. Jadi “garis-garis terang” yang dapat Anda lihat berasal dari
cahaya bintang-bintang di alam semesta yang mengelilingi Anda, telah ditekuk.
Kelanjutan
artikel: Apa yang Anda Lihat saat Jatuh ke Dalam Lubang Hitam? (Bagian 2)
Komentar
Posting Komentar