Kelanjutan
dari artikel: Bagaimanapun Juga Big Bang Bukanlah Permulaan
Kecuali, dalam beberapa hal, ada tiga hal spesifik yang kita harapkan tidak
terjadi dari Big Bang, secara khusus meliputi:
- Suhu di alam semesta seragam, meskipun sebuah wilayah yang jauhnya miliaran tahun cahaya dalam satu arah tidak pernah memiliki waktu (sejak Big Bang) untuk berinteraksi atau bertukar informasi dengan sebuah wilayah lain dalam arah yang berlawanan.
- Alam semesta tidak memiliki ukuran kelengkungan spasial yang berbeda dari nol, meskipun alam semesta yang datar sempurna secara spasial memerlukan keseimbangan sempurna antara ekspansi awal, kerapatan materi dan radiasi.
- Alam semesta tidak memiliki sisa peninggalan energi ultra-tinggi sejak permulaan, meskipun suhu yang membuat peninggalan energi ultra-tinggi ini seharusnya ada jika alam semesta panas.
Para ilmuwan yang memikirkan permasalahan ini mulai menggagas alternatif untuk “singularitas” Big Bang, daripada menciptakan ulang gagasan tentang keadaan alam semesta yang panas, padat, meluas dan mendingin. Pada bulan Desember 1979, mereka menemukan sebuah solusi.
Justru keadaan alam semesta yang panas dan padat dapat bermula dari sebuah keadaan tanpa materi, radiasi, antimateri, neutrino dan partikel sama sekali. Semua energi di seluruh kosmos diperkirakan
terikat pada struktur ruang itu sendiri, suatu bentuk energi vakum yang
menyebabkan kosmos meluas dengan kecepatan eksponensial. Dalam
keadaan kosmik seperti ini, fluktuasi kuantum akan tetap ada dan seiring perluasan
ruang, fluktuasi akan semakin membentang di alam semesta, menciptakan wilayah-wilayah dengan lebih banyak atau lebih sedikit dari rata-rata kerapatan energi.
Dan akhirnya, ketika fase periode inflasi alam semesta berakhir, energi akan diubah menjadi materi dan radiasi, menciptakan keadaan padat dan panas
yang identik dengan Big Bang.
Gagasan
ini dianggap menarik tetapi spekulatif, namun ada cara untuk mengujinya. Jika
kita dapat mengukur fluktuasi cahaya sisa radiasi Big Bang yang menunjukkan pola tertentu sesuai prediksi inflasi, maka akan menjadi
bukti ilmiah yang tak terbantahkan bagi gagasan inflasi kosmik. Selain itu, ukuran
fluktuasi harus sangat kecil, cukup kecil sehingga kosmos tidak akan
pernah mencapai suhu yang diperlukan untuk menciptakan sisa peninggalan energi
tinggi, juga harus jauh lebih kecil daripada suhu dan kerapatan saat ruang dan
waktu muncul dari singularitas. Pada tahun 1990-an, 2000-an, dan kemudian
di tahun 2010-an, kita mengukur fluktuasi secara rinci dan menemukan bukti kuat untuk itu.
Kesimpulannya
tak terhindarkan: Big Bang pasti terjadi, tapi tidak bisa kembali
ke keadaan alam semesta yang panas dan padat seperti semula. Sebaliknya, alam semesta awal mengalami periode waktu ketika semua energi yang akan menjadi materi
dan radiasi yang ada saat ini, justru terikat pada struktur ruang itu sendiri.
Periode itu, yang disebut inflasi kosmik, berakhir dan memicu Big
Bang, namun tidak pernah menciptakan keadaan panas dan rapat, juga
tidak menciptakan singularitas. Lantas, apa yang terjadi sebelum inflasi kosmik adalah pertanyaan terbuka, tapi
satu hal yang pasti: Big Bang bukanlah awal alam semesta!
Ditulis
oleh: Ethan Siegel, kontributor www.forbes.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar