Langsung ke konten utama

Pemandangan Menakjubkan Venus dari Akatsuki

Hampir semua orang menganggap pesawat antariksa pengorbit Venus besutan Jepang akan gagal dalam misi. Namun Akatsuki ternyata mampu bertahan, mencapai tujuan dan membuat kagum para ilmuwan dengan hasil pelaksanaan misi.

akatsuki-jaxa-venus-informasi-astronomi
Ilustrasi pesawat antariksa Akatsuki milik JAXA di Venus.
JAXA/Akihiro Ikeshita

Karena mesinnya meledak tujuh tahun yang lalu, pesawat antariksa Akatsuki seharusnya tidak dapat bertahan. Namun para insinyur di JAXA (Badan Antariksa Jepang) enggan menyerah begitu saja.

Tak sekadar bertahan dari bencana di luar angkasa, Akatsuki justru tiba dengan selamat di orbit Venus dan menghasilkan galeri gambar menakjubkan formasi awan yang berputar di berbagai lapisan atmosfer planet yang sangat tebal. Bahkan para ilmuwan yang tergabung dalam misi pesawat antariksa Venus Express besutan ESA (Badan Antariksa Eropa), yang juga mengelilingi planet kedua dari Matahari dari tahun 2006-2015, kagum dengan koleksi gambar Akatsuki yang baru saja dirilis, dua di antaranya ditampilkan di bawah ini.

Sesuai rencana, Akatsuki seharusnya mencapai Venus dan memasuki orbit pada tanggal 6 Desember 2010 menggunakan mesin pendorong keramik yang inovatif. Sayangnya, bagian mesin yang paling krusial mengalami kerusakan, saat tekanan memicu peningkatan temperatur mesin hingga memecahkan nosel. Pesawat antariksa secara otomatis mematikan mesin yang rusak menjelang memasuki orbit dan meluncur begitu saja melewati Venus.

Setelah menentukan mesin pendorong tidak lagi dapat diandalkan, tim misi Akatsuki di JAXA melepaskan semua sisa propelan untuk meringankan beban pesawat antariksa dan menyusun rencana berani demi memasuki orbit untuk yang kedua kalinya. Untuk meringkas cerita dramatis ini, mereka akhirnya berhasil.

Akatsuki telah mengorbit Venus sejak tanggal 9 Desember 2015 dan berada di sana hingga tanggal 4 April 2016. Periode orbit elips Akatsuki adalah 10,5 hari, menempuh perjalanan dari periapsis (titik terdekat orbit elips) sekitar 10.000 km ke apoapsis (titik terjauh orbit elips) sekitar 360.000 km. Takeshi Imamura, salah satu anggota tim misi Akatsuki, menyamakan misi dengan sebuah satelit cuaca untuk Venus, bertengger tinggi di atas formasi awan yang berputar-putar, dengan titik pandang beberapa hari ke pergerakan awan.

pemandangan-venus-dari-akatsuki-informasi-astronomi
Damia Bouic, seorang pemroses gambar amatir, menggabungkan gambar Akatsuki yang diambil menggunakan kamera UVI pada jarak yang berbeda, untuk menciptakan citra komposit ini. Wilayah yang berwarna coklat tertutupi awan-awan konvektif kecil.
JAXA/ISAS/DARTS/Damia Bouic

Akatsuki membawa lima kamera untuk mengamati Venus dalam panjang gelombang yang berbeda, masing-masing menembus lapisan atmosfer Venus dengan ketinggian yang berbeda. Resolusi instrumen pencitra Akatuski lebih tajam dibandingkan instrumen Venus Express ESA.

Instrumen panjang gelombang ultraviolet Akatsuki merekam formasi awan di ketinggian yang diterangi cahaya Matahari, pada panjang gelombang 285 dan 365 nanometer. Melayang sekitar 65-75 km dari permukaan, komposisi awan sebagian besar didominasi oleh asam sulfat (H2SO4). Pola mereka diurai oleh kehadiran “penyerap sinar ultraviolet” yang gelap dan belum dikenal pada gambar-gambar dalam panjang gelombang 365 nanometer.

Sementara itu, gambar-gambar dalam panjang gelombang yang lebih pendek (285 nanometer) lebih sensitif terhadap sulfur dioksida SO2 yang naik dari lapisan terbawah atmosfer, bertahan sesaat di lapisan teratas atmosfer sebelum radiasi ultraviolet Matahari memecahnya dan kandungan kimiawi di atmosfer menggabungkannya kembali dengan molekul-molekul lain.

Kamera inframerah (IR1 dan IR2) tidak membutuhkan cahaya Matahari untuk mengamati Venus. Kedua kamera melakukan pengamatan dalam panjang gelombang termal yang dipancarkan oleh radiasi panas atmosfer. IR2 memiliki dua saluran, 1,74 dan 2,26 mikron, yang mendeteksi panas dari ketinggian 48-55 km di atas permukaan. Dengan panjang gelombang ini, fitur-fitur gelap yang berada lebih tinggi dari awan menghalangi pandangan Akatsuki terhadap cahaya atmosfer hangat di bawahnya. Para ilmuwan menduga pergerakan awan di ketinggian menengah ini lebih sensitif terhadap topografi yang berada jauh di bawah.

Sayangnya dua kamera inframerah (IR1 dan IR2) mengalami gangguan elektrik pada bulan Desember 2016. Namun, instrumen pencitra lainnya, yaitu long-wave infrared (LIR), Lyman-alpha camera (LAC), dan ultraviolet imager (UVI) masih berfungsi.

Pada akhir tahun 2017, tim misi merillis data sains pertama ke arsip data Akatsuki. Saat itulah Damia Bouic, seorang pemroses gambar amatir asal Prancis, mempelajari file gambar mentah (raw image) dan mengolahnya menjadi pemandangan mengagumkan Venus sebagaimana terlihat oleh kamera ultraviolet dan inframerah.

kamera-ir2-akatsuki-pemandangan-sisi-malam-venus-informasi-astronomi
Kamera IR2 Akatsuki memperoleh pemandangan sisi malam Venus. Energi inframerah dari formasi awan panas di ketinggian menengah terlihat tampak cerah, sementara formasi awan yang lebih tinggi menghalangi panas dan terlihat tampak gelap. Fitur gelap yang mirip gergaji di bagian tengah mungkin adalah batas turbulensi. Sedangkan fitur planet yang mirip Bulan sabit di bagian atas terlihat terlalu terang.
JAXA/ISAS/DARTS/Damia Bouic

Ditulis oleh: Emily Lakdawalla, www.skyandtelescope.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang