Planet Mars telah mempesona para ilmuwan
selama lebih dari satu abad. Saat ini Mars adalah planet gurun yang tidak ramah
dengan lapisan atmosfer karbon dioksida yang 100 kali lebih tipis daripada Bumi. Tapi pada awal sejarah tata surya, Mars pernah memiliki lautan. Teleskop Antariksa James Webb NASA yang segera diluncurkan akan mempelajari Mars demi pemahaman mendalam tentang transisi planet, dari sebuah
dunia basah menjadi dunia kering, dan bagaimana perbedaan habitabilitas masa lalu dan masa kini Mars.
Atom hidrogen meloloskan diri ke luar angkasa
dari lapisan teratas atmosfer Mars, sedangkan air yang mengandung atom hidrogen
berat (deuterium) tetap terjebak di dalam planet. Setelah hidrogen menguap, Mars berubah dari sebuah dunia basah 4,5 miliar tahun yang lalu menjadi dunia kering
saat ini.
Kredit video: NASA
Mars menjadi target studi proyek Guaranteed Time Observation
(GTO) yang dipimpin oleh astronom Heidi Hammel, Wakil
Presiden Universities for Research
in Astronomy (AURA) di Washington, D.C. Program GTO menyediakan waktu
khusus bagi para ilmuwan yang telah menjalin kerja sama dengan NASA untuk memanfaatkan kemampuan sains Webb selama tahap pengembangan. Hammel dipilih oleh NASA sebagai
Ilmuwan Interdisipliner Webb pada tahun 2003. Mars akan diamati oleh Webb dari bulan Mei hingga September 2020 selama tahun pertama operasional yang disebut Cycle 1.
“Webb akan kembali melakukan pengukuran kimiawi di lapisan atmosfer Mars,” ungkap Hammel. “Yang terpenting, data Mars akan segera
tersedia bagi komunitas keplanetan untuk merencanakan observasi Mars secara lebih rinci lagi melalui cycle Webb selanjutnya.”
“Kita menantikan observasi Mars oleh Webb. Saya yakin hasilnya fantastis, dengan potensi
penemuan-penemuan sains terbaru,” kata Jim Green, Direktur Planetary Science Division NASA, di Markas Besar NASA, Washington, D.C.
Kelebihan dan tantangan
Mars telah dikunjungi oleh berbagai misi
antariksa, lebih banyak daripada misi di planet-planet lain tata surya.
Saat ini Mars diorbit oleh enam pengorbit aktif, sementara dua rover menjelajahi permukaannya. Webb memiliki beberapa
kemampuan untuk melengkapi misi yang dijalankan di Mars.
Salah satu aset kunci adalah kemampuan Webb
untuk mengambil foto Mars secara utuh. Sebaliknya, pengorbit membutuhkan waktu lama untuk membuat peta global Mars, yang terganggu oleh variabilitas sehari-hari, sementara
rover hanya dapat mengukur satu lokasi. Kelebihan lain Webb adalah resolusi spektral tajam (kemampuan untuk mengukur perbedaan lemah pada
panjang gelombang cahaya) dan atmosfer tipis yang tidak terlalu mengganggu pengukuran dibandingkan pengukuran oleh jajaran teleskop berbasis darat.
Namun observasi Mars menggunakan Webb tidak
akan mudah. “Webb didesain untuk mendeteksi target yang sangat redup dalam jarak yang sangat jauh, sementara Mars adalah target yang jelas dan dekat,”
jelas Geronimo Villanueva, ketua proyek GTO dari Pusat Penerbangan
Antariksa Goddard NASA. Oleh karena itu, observasi menggunakan Webb akan
dirancang dengan seksama untuk meminimalisir kelimpahan cahaya yang diterima oleh
instrumen Webb.
“Yang paling penting, observasi Mars turut menguji kemampuan Webb untuk melacak objek yang bergerak melintasi
langit, faktor utama untuk menyelidiki tata surya kita,” tambah Stefanie
Milam, koordinator progam penelitian tata surya menggunakan Webb dari Pusat
Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.
Air
dan Metana
Sebagian besar kandungan air yang pernah
dimiliki Mars telah lenyap seiring waktu, karena terpapar sinar ultraviolet Matahari. Para periset dapat
memperkirakan berapa banyak kandungan air yang lenyap dengan mengukur
kelimpahan dua wujud air yang sedikit berbeda di atmosfer Mars, yaitu air
normal (H2O) dan air berat (HDO), satu atom hidrogen diganti dengan deuterium
alami. Secara khusus, menghilangnya hidrogen yang lebih ringan dari waktu ke
waktu, menghasilkan rasio H2O yang tidak simestris terhadap HDO, sekaligus menunjukkan berapa banyak air yang menghilang ke luar angkasa. Webb dapat mengukur rasio ini pada waktu, musim, dan lokasi yang berbeda.
Para periset yang menggunakan observatorium
berbasis darat telah mendeteksi peningkatan konsentrasi gas metana dan uap air
di atmosfer Mars selama musim panas di belahan utara.
Kredit video: NASA
“Dengan Webb, kita dapat memperoleh
pengukuran rasio antara H2O dan HDO secara akurat, yang memungkinkan kita
untuk menentukan berapa banyak kandungan air yang telah menghilang. Kita juga
bisa menentukan proses pertukaran kandungan air antara kutub es, atmosfer dan permukaan,” pungkas Villanueva.
Meskipun sebagian besar kandungan air Mars saat ini terkunci di dalam es, mungkin tetap ada endapan air cair di akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air). Reservoir air bawah tanah bahkan
berpotensi menjadi tempat perlindungan bagi kehidupan. Gagasan yang menarik ini mendapat
dukungan kuat pada tahun 2003 saat para astronom mendeteksi metana di
atmosfer Mars. Metana bisa saja dihasilkan oleh bakteri, meskipun tidak menutup kemungkinan dari proses geologi. Data yang dikumpulkan Webb dapat menyediakan petunjuk baru
tentang asal usul metana.
Ditulis oleh: Christine Pulliam, Space Telescope Science Institute di Baltimore, Maryland, www.nasa.gov, editor: Lynn Jenner
Komentar
Posting Komentar