Langsung ke konten utama

Materi Gelap Tidak Ditemukan di Sebuah Galaksi Aneh

Galaksi dan materi gelap selalu bersatu dan tidak dapat dipisahkan, seperti selai kacang dan jelly. Kita biasanya tidak pernah menjumpai pasangan ini terpisah.

Oleh karena itu, para peneliti terkejut saat mereka menemukan sebuah galaksi tanpa materi gelap atau tidak memiliki sebagian besar materi gelap. Substansi materi gelap yang tak kasat mata adalah sebagai scaffolding/perancah untuk membentuk galaksi. Materi gelap layaknya lem yang menahan materi kasat mata di dalam galaksi, seperti bintang dan molekul gas, untuk tetap terikat dan membentuk galaksi.

“Kami berpikir setiap galaksi tentunya memiliki materi gelap, mengingat materi gelap adalah syarat pertama pembentukan galaksi,” ungkap Pieter van Dokkum dari Universitas Yale di New Haven, Connecticut, peneliti utama misi observasi menggunakan Teleskop Antariksa Hubble NASA. “Substansi misterius materi gelap yang tak kasat mata adalah aspek paling dominan bagi setiap galaksi. Jadi menemukan galaksi tanpa materi gelap benar-benar tak terduga. Penemuan ini menantang gagasan standar tentang konsep sifat galaksi, karena gagasan standar selama ini menunjukkan bahwa materi gelap memang eksis. Materi gelap terpisah dari komponen lain di dalam galaksi. Hasil observasi juga mengungkap kemungkinan ada lebih dari satu cara untuk membentuk sebuah galaksi.”

Hubble membidik galaksi misterius NGC 1052-DF2 yang hanya memiliki sedikit atau tanpa materi gelap. Inilah galaksi pertama yang ditemukan oleh para astronom sangat minim dalam hal jumlah materi gelap, sementara persentase materi gelap mendominasi dengan angka 85% dari seluruh massa di alam semesta kita. Kredit video: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA/Studio Visualisasi Ilmiah

Galaksi unik yang diberi kode NGC 1052-DF2, hanya mengandung paling banyak 1/400 materi gelap dari keseluruhan massa galaksi. Ukurannya sebanding dengan Bima Sakti kita, tetapi selama ini luput dari perhatian karena jumlah bintang di dalamnya hanya sedikit. Mengingat ukurannya yang besar dan penampilannya yang pudar, para astronom mengklasifikasikan NGC 1052-DF2 sebagai galaksi ultra-diffuse. Survei terhadap gugus galaksi Coma pada tahun 2015, menempatkan galaksi serupa sebagai objek yang sangat umum di alam semesta.

Namun tidak satupun galaksi ultra-diffuse yang sejauh ini ditemukan kurang dalam hal jumlah materi gelap. Jadi, bahkan di antara kelas galaksi yang tidak biasa ini, NGC 1052-DF2 sangat aneh.

Van Dokkum bersama tim mengamati NGC 1052-DF2 menggunakan Dragonfly Telephoto Array, teleskop yang dibuat secara khusus di New Mexico dan dirancang untuk menemukan galaksi redup semacam ini. Mereka kemudian menggunakan Observatorium W.M. Keck di Hawaii untuk mengukur pergerakan 10 gugus bintang globular di dalam galaksi. Keck menemukan gugus bintang globular yang bergerak dengan kecepatan relatif rendah, kurang dari 23.000 mil per jam. Bintang dan gugus yang berada di tepi galaksi yang mengandung materi gelap bergerak setidaknya tiga kali lebih cepat. Tim lalu menghitung massa galaksi. “Jika memang ada materi gelap, maka jumlahnya sangat sedikit,” jelas van Dokkum. “Bintang di dalam galaksi ini dapat menjelaskan total massa, dan sepertinya tidak ada ruang memadai untuk materi gelap.”

Tim kemudian menggunakan Hubble dan Observatorium Gemini di Hawaii untuk mengungkap lebih banyak rincian tentang NGC 1052-DF2. Gemini mengungkap NGC 1052-DF2 tidak menunjukkan tanda-tanda interaksi dengan galaksi-galaksi lainnya. Hubble lalu membantu para astronom untuk mengidentifikasi gugus bintang globular dan mengukur jarak galaksi secara akurat.

materi-gelap-tidak-ditemukan-di-sebuah-galaksi-aneh-informasi-astronomi
Galaksi berukuran besar dan tampak redup ini memiliki karakteristik yang begitu menyebar. Para astronom menyebutnya galaksi “transparan”, karena galaksi-galaksi jauh yang berada di belakangnya dapat terlihat dengan jelas. Objek yang misterius ini tidak memiliki wilayah pusat, bahkan tidak memiliki lengan spiral dan cakram galaksi, fitur khas dari galaksi spiral. Tapi NGC 1052-DF2 juga bukan galaksi elips. Bahkan gugus bintang globularnya sangat aneh, sebab dua kali lebih besar daripada yang terlihat di galaksi lainnya. Semua keanehan ini tidak berarti, jka dibandingkan dengan aspek teraneh dari galaksi ini: NGC 1052-DF tidak memiliki materi gelap atau tidak memiliki sebagian besar materi gelap.
Kredit: NASA, ESA, dan P. van Dokkum (Universitas Yale)

Gambar-gambar Hubble juga mengungkap penampilan aneh galaksi. “Saya menghabiskan waktu selama satu jam hanya untuk menatap gambar-gambar Hubble,” kenang van Dokkum. “Sangat jarang, khususnya belakangan ini setelah bertahun-tahun operasional Hubble, kami mendapatkan gambaran tentang sesuatu dan berkomentar, ‘Saya belum pernah melihat itu sebelumnya.’ Sungguh menakjubkan: gumpalan raksasa yang transparan. Sangat langka, kita bahkan dapat melihat semua galaksi yang berada jauh di belakangnya. Benar-benar galaksi yang transparan.”

Galaksi misterius NGC 1052-DF2 tidak memiliki wilayah pusat, bahkan tanpa lengan spiral dan cakram galaksi yang menjadi fitur khas galaksi spiral. Tapi juga tidak terlihat seperti galaksi elips. Juga tidak menunjukkan bukti sebagai induk bagi sebuah lubang hitam supermasif pusat. Berdasarkan warna gugus bintang globular, NGC 1052-DF2 diperkirakan telah berusia sekitar 10 miliar tahun. Bahkan gugus bintang globularnya sangat aneh, karena dua kali lebih besar daripada yang terlihat di galaksi lainnya.

“Seperti kita membentuk sebuah galaksi dari lingkaran halo bintang dan gugus bintang globular, dan entah bagaimana kita lupa untuk menambahkan komponen-komponen lainnya,” ujar van Dokkum. “Tidak ada teori yang pernah meramalkan jenis galaksi semacam ini. NGC 1052-DF2 sepenuhnya misteri, karena segala sesuatu tentang dirinya menyimpang. Bagaimana asal usulnya benar-benar tidak diketahui.”

Tetapi para peneliti telah memiliki beberapa penjelasan alternatif. NGC 1052-DF2 terletak sekitar 65 juta tahun cahaya dari Bumi di ikatan galaksi yang didominasi oleh galaksi elips raksasa NGC 1052. Pembentukan galaksi di sana terjadi sangat keras dan penuh pergolakan. Van Dokkum memprediksi pertumbuhan bibit galaksi berukuran masif miliaran tahun yang lalu mungkin turut memainkan peran atas defisiensi materi gelap NGC 1052-DF2.

Penjelasan lain adalah pergerakan molekul gas yang mengarah ke galaksi elips raksasa NGC 1052 mungkin telah terfragmentasi dan membentuk NGC 1052-DF2. Pembentukan NGC 1052-DF2 mungkin telah dibantu oleh angin kuat yang berasal dari lubang hitam muda yang tumbuh di wilayah pusat NGC 1052. Kemungkinan ini bersifat spekulatif dan tidak menjelaskan semua karakteristik NGC 1052-DF2.

Tim juga berupaya mencari galaksi lain tanpa materi gelap atau dengan materi gelap yang jumlahnya sangat sedikit. Mereka menganalisis gambar 23 galaksi diffuse lainnya yang diambil oleh Hubble. Tiga di antaranya tampak mirip dengan NGC 1052-DF2.

"Setiap galaksi yang pernah kita temukan selalu memiliki materi gelap, dan mereka adalah galaksi dalam kategori yang familiar, seperti galaksi spiral atau elips,” pungkas van Dokkum. “Tapi apa yang akan kita peroleh jika tanpa materi gelap sama sekali? Mungkin keanehan-keanehan inilah yang kita peroleh.”

Makalah studi yang melaporkan hasil penemuan telah dipublikasikan di jurnal Nature edisi 29/03/18.

Ditulis oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Karl Hille


#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang