Langsung ke konten utama

Perkampungan Lubang Hitam di Pusat Bima Sakti

Selama bertahun-tahun, para astronom memprediksi setiap lubang hitam supermasif layaknya ‘Goliat’ yang bersarang di pusat perkampungan lubang hitam, tetapi mereka selalu gagal memperoleh bukti yang kuat. Akhirnya, setelah bertahun-tahun prediksi dan pengumpulan data, para astrofisikawan dari Universitas Columbia telah mengungkap bukti pertama eksistensi perkampungan kosmik semacam itu di lingkungan lingkungan galaksi Bima Sakti kita sendiri.

Massa lubang hitam supermasif tak tertandingi, dan asal usulnya tetap menjadi misteri dalam astronomi. Ukurannya yang abnormal mustahil dihasilkan hanya dari sebuah bintang yang telah mati. Untuk menjelaskan ukurannya, astrofisikawan menggagas hipotesis bahwa gugus-gugus bintang bergabung dalam fenomena yang penuh gejolak untuk mengumpulkan cukup massa bagi lubang hitam supermasif tunggal. Namun mempertimbangkan usia alam semesta saat ini, hipotesis tersebut dianggap kurang tepat, karena proses yang dibutuhkan untuk membentuk lubang hitam supermasif melalui penggabungan gugus-gugus bintang justru melampaui usia alam semesta itu sendiri. Jadi, belum ada penjelasan yang memuaskan terkait pembentukan lubang hitam supermasif tanpa mekanisme yang mempercepat proses pembentukannya.

perkampungan-lubang-hitam-di-pusat-galaksi-bima-sakti-informasi-astronomi
Karena lubang hitam supermasif kerap ditemukan bersemayam di pusat galaksi, para ilmuwan memprediksi ia dilahirkan dari banyak lubang hitam berukuran lebih kecil yang bergabung di pusat galaksi.

Berbeda dengan gugus bintang, pusat galaksi dihuni oleh objek-objek masif yang gaya gravitasinya dapat bertindak seperti lubang hitam. Di pusat galaksi, banyak bintang yang telah mati berkumpul dengan cepat, membentuk sistem biner dan bergabung menjadi satu lubang hitam supermasif. Fakta lubang hitam supermasif yang bersemayam di pusat galaksi, mengarahkan para astrofisikawan untuk menyetujui model yang digagas ini.

Namun dibutuhkan bukti untuk memperkuat hipotesis gaya gravitasi objek-objek masif yang bertindak seperti lubang hitam. Density cusp, atau peningkatan jumlah lubang hitam bermassa bintang di dekat wilayah tepi lubang hitam supermasif tunggal, berpotensi mewakili gambaran dari model yang menggagas pembentukan lubang hitam supermasif. Tetapi lubang hitam sulit dideteksi, dan yang lebih memperumit situasi adalah derau luar biasa di sekitar pusat galaksi.

Setelah beberapa dekade upaya pencarian, Universitas Columbia telah memberikan bukti pertama density cusp untuk mendukung hipotesis, yaitu sisa-sisa dari pembentukan lubang hitam supermasif. Menggunakan arsip data Observatorium Sinar-X Chandra NASA, Chuck Hailey bersama para kolega menentukan setidaknya ada selusin objek kosmik kandidat lubang hitam di wilayah tepi Sagitarius A*, lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti.

Hailey mengakui enam dari dua belas lubang hitam telah dikonfirmasi, sedangkan enam lubang hitam lainnya dapat dikaitkan dengan derau dan kesalahan statistik, misalnya dari emisi pulsar milidetik yang berdekatan.

Meskipun begitu, lokasi mereka adalah faktor krusial, mengingat kita hanya mengidentifikasi sekitar enam puluh lubang hitam di galaksi kita, tetapi sebagian besar terkonsentrasi menuju pusat galaksi. Penelitian telah menambahkan setidaknya enam lubang yang telah dikonfirmasi kebenarannya, sedangkan enam lubang hitam lainnya menunggu konfirmasi lebih lanjut, dan yang paling terpenting berada di wilayah tepi Sagitarius A*.

Berikut laporan Chuck Haily untuk Scientific American: “Objek-objek ini ..... menyediakan laboratorium unik untuk mempelajari bagaimana lubang hitam berukuran besar berinteraksi dengan lubang hitam yang lebih kecil, karena lebih sulit mempelajari proses serupa di galaksi lain yang lebih jauh.”

Penelitian juga memberikan implikasi yang supermasif. Jika density cusp ditemukan di lingkungan galaksi kita, prinsip serupa dapat diterapkan ke galaksi lain, hanya tinggal menunggu untuk dideteksi di seluruh kosmos. Selain itu, juga dapat memperkuat teori tentang 20.000 lubang hitam yang bersembunyi di galaksi Bima Sakti kita.


Ditulis oleh: Tiffany Dill, www.pbs.org


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Mengapa Bentuk Bulan Selalu Berubah?

Ketika memandang langit malam, kamu mungkin pernah memperhatikan bentuk bulan yang terlihat sedikit berbeda pada setiap malamnya. Perbedaan tampilan bentuk ini disebabkan oleh fase dan tipe bulan menurut sudut pandang kita di bumi. Bulan purnama berlangsung saat seluruh sisi bulan yang menghadap bumi diterangi oleh cahaya matahari. Tapi tahukah kamu, bulan purnama tidak selalu terlihat sama? Terkadang, bulan tampak bersinar merah. Sementara pada waktu yang lain, ukuran bulan tampak lebih besar daripada biasanya. Sebenarnya warna dan ukuran bulan tidak pernah berubah. Perubahan penampilan ini bisa terjadi karena pergeseran posisi bulan di antara matahari dan bumi. Ada beberapa jenis bulan purnama yang dianggap istimewa karena lebih jarang terjadi, Mereka adalah bloodmoon (bulan darah), supermoon (bulan super), blue moon (bulan biru) dan harvest moon . Bloodmoon (bulan darah) Bloodmoon di langit malam pada tahun 2014. Kredit: Pusat Penelitian Ames NASA/Brian Da...