Galaksi
ultra-terang dari sejarah awal alam semesta mungkin tergolong langka daripada perkiraan sebelumnya, menurut penelitian terbaru.
Para
peneliti menggunakan Teleskop Antariksa Hubble NASA untuk mengamati dua galaksi
yang terletak begitu jauh, sehingga kita melihat mereka pada
masa lebih dari 13 miliar tahun yang lalu saat alam semesta masih sangat muda.
Survei terhadap dua galaksi Brightest of Reionizing Galaxies (BoRG) telah menemukan satu galaksi sebagai sumber terang sebagaimana yang diharapkan, tapi satu galaksi lainnya adalah BoRG ‘gadungan’, sebab jaraknya relatif dekat. Tim ilmuwan salah
memperkirakan jarak karena warnanya terlihat merah.
Efek
yang disebut redshift (pergeseran merah) memberikan karakteristik warna yang berbeda kepada galaksi-galaksi jauh, sekaligus mengungkap sebera jauh jarak mereka dari Bumi. Tetapi beberapa galaksi yang relatif
dekat juga memiliki warna yang serupa, sehingga mengakibatkan ketidakpastian pada perkiraan jarak.
Tim atronom mengklaim penemuan kandidat galaksi paling terang dari alam semesta
awal ini kurang tepat, yang membawa implikasi terhadap model yang menggagas bagaimana galaksi terbentuk saat alam semesta masih dalam masa
pertumbuhan.
Proyek BoRG
BoRG
dirancang untuk menemukan galaksi terang dari alam semesta awal. Proyek BoRG yang dipimpin oleh Profesor Michele Trenti dari University of Melbourne dan ARC Centre of Excellence for All Sky
Astrophysics, memanfaatkan
kemampuan Hubble dalam menggunakan beberapa kamera sekaligus.
Trenti
menjelaskan saat kamera lain sedang dioperasikan, tim memanfaatkan Wide Field Camera 3 Hubble yang sangat sensitif untuk mengamati petak langit secara acak selama beberapa jam. Pengamatan dilakukan lebih dari 100 kali demi membangun serangkaian data yang mencakup wilayah alam semesta yang tidak terkait, memaksimalkan kemungkinan untuk
mendapatkan galaksi muda yang langka dan terang.
“Karena
waktu operasional Hubble sangat terbatas, selain banyaknya permintaan
penggunaan, survei BoRG mewakili peluang ideal untuk melakukan sains mutakhir
tanpa biaya tambahan,” ungkap Trenti. “Upaya kami pada dasarnya menggandakan
produktivitas teleskop yang memang sudah menakjubkan.”
Tim semula mengamati dua galaksi sebagai bagian dari
survei BoRG dan melaporkan hasil pengamatan dalam sebuah makalah studi yang telah dipublikasikan pada tahun 2016.
Studi
terbaru menggunakan Hubble meninjau kembali kedua sumber untuk mengukur warna galaksi agar perkiraan jarak dapat diperoleh lebih akurat. Ternyata hanya satu galaksi yang benar-benar berasal dari periode sekitar 13 miliar tahun yang lalu, saat alam semesta baru berusia 5% dari usianya saat ini.
Muda dan Terang
Astrofisikawan
Rachael Livermore yang memimpin studi tindak lanjut penemuan
BoRG, menjelaskan galaksi tersebut lebih terang dibandingkan galaksi-galaksi
lainnya.
“Skala kecerahan galaksi menjadikannya target sempurna untuk studi lebih lanjut, agar kita benar-benar memahami fenomena yang terjadi di dalam galaksi dari alam semesta awal,” tambah Livermore.
Galaksi
kedua yang sebelumnya dianggap sebagai galaksi paling terang dan ditemukan sekitar 650
juta tahun setelah Big Bang, ternyata adalah BoRG ‘gadungan’.
“Melihat
ke arah yang sangat jauh memungkinkan kita untuk mengambil foto
bayi galaksi, sehingga kita dapat mempelajari bagaimana mereka mulai terbentuk dan pertumbuhan mereka menjadi tipe galaksi sebagaimana yang kita amati hari ini,” pungkas Livermore.
“Karena kita dapat menentukan warna galaksi dengan lebih baik, galaksi paling terang ini sebenarnya relatif
dekat, hanya sekitar 9 miliar tahun ke masa lalu, meskipun sebelumnya
diperkirakan berasal dari era 13 miliar yang lalu.”
Galaksi BoRG yang dipelajari oleh tim adalah target ideal bagi penerus Hubble, Teleskop Antariksa James Webb NASA yang akan diluncurkan pada tahun 2021. Webb didesain untuk
menemukan dan mengkarakterisasi galaksi dari alam semesta awal. Tim berharap dapat menggunakan masa operasional Webb demi studi tindak lanjut.
Makalah ilmiah yang melaporkan hasil penelitian telah dipublikasikan Astrophysical
Journal Letters.
Ditulis
oleh: U. Melbourne, www.futurity.org
Komentar
Posting Komentar