Langsung ke konten utama

Sepuluh Bulan Baru Jupiter ditemukan, di Mana Mereka Bersembunyi?

Jupiter kini memiliki setidaknya 79 bulan, termasuk satu di antaranya yang paling aneh dan mungkin dapat menjelaskan mengapa Jupiter memiliki begitu banyak Bulan.

jupiter-sang-raja-planet-informasi-astronomi
Jupiter setidaknya diorbit oleh 79 bulan.
NASA/JPL-Caltech/SwRI/MSSS/Kevin M. Gill

Jupiter sering digambarkan sebagai miniatur tata surya. Komposisi planet raksasa gas ini serupa dengan material dasar penyusun Matahari, hidrogen dan helium, serta dikelilingi oleh banyak bulan yang secara geologis bervariasi.

Himpunan Astronomi Internasional (IAU) telah mengkonfirmasi penemuan 10 bulan yang menambah jumlah bulan Jupiter ke angka 79. 1 dari 10 bulan baru Jupiter memiliki sifat yang sangat aneh, namun justru berpotensi mengungkap penyebab mengapa ada begitu banyak bulan yang mengorbit planet terbesar tata surya.

Di Mana Selama Ini Mereka Bersembunyi?

Kamu mungkin heran, bagaimana mungkin ada 10 bulan yang luput dari perhatian kita?

Jawaban singkatnya adalah karena ukuran mereka relatif kecil, hanya beberapa mil atau bahkan lebih kecil lagi. Bahkan teleskop dengan resolusi terkuat sekalipun, kesulitan untuk menemukan objek kecil redup di sekitar sesuatu yang besar dan bercahaya seperti Jupiter.

“Seiring kemajuan teknologi, kita akhirnya mampu mengamati objek yang tampak redup. Jadi kita dapat menemukan bulan yang berukuran kecil,” ungkap penanggung jawab tim studi Scott S. Sheppard dari Carnegie Institution of Science.

Bulan-bulan baru Jupiter ditemukan oleh kamera 520 megapiksel yang diinstal di Teleskop Victor M. Blanco, Chili. Sebagai perbandingan, kamera iPhone terbaru resolusinya hanya 12 megapiksel. Tak sekadar beresolusi tinggi, kamera juga dikalibrasi secara khusus untuk menemukan objek-objek redup.

Selain itu, gaya gravitasi Jupiter yang sangat kuat mampu mempertahankan objek pengiring untuk tetap berada di lintasan orbit hingga 18,6 juta mil. (Jarak rata-rata Bulan ke Bumi hanya 239.000 mil). Bagi para astronom, keampuhan kamera M. Blanco memungkinkan penjelajahan ruang di sekitar Jupiter untuk mengungkap eksistensi 10 bulan baru.

Bagaimana 10 Bulan Baru Jupiter Ditemukan?

Sheppard bersama tim sebenarnya tidak menargetkan sistem bulan Jupiter, mereka justru sedang mencari objek-objek jauh yang susah ditemukan di luar Pluto.

Ketika memindai langit, teleskop menangkap seluruh objek di sepanjang bidang pengamatannya, termasuk bintang yang terletak jutaan tahun cahaya dari Bumi, objek Sabuk Kuiper di wilayah terluar tata surya, delapan planet utama tata surya dan objek-objek yang berada di dekat Bumi. Seluruh objek dapat terpotret dalam satu gambar.

Pergerakan kesepuluh bulan itu sendiri selama periode waktu tertentu adalah penyebab mereka ditemukan. “Layaknya mengendarai mobil,” Sheppard menjelaskan. “Saat melihat ke seberang jalan, rambu-rambu lalu lintas berlalu sangat cepat saat kita mengemudi, sedangkan pegunungan di latar belakang bergerak sangat lambat.” Objek yang lebih lambat berarti jaraknya lebih jauh. Jika sebuah objek bergerak dalam kecepatan yang sama dengan Jupiter, kemungkinan objek juga berada di lokasi yang sama.

Tim pertama kali mengamati bulan-bulan baru Jupiter pada tahun 2017, tetapi mereka membutuhkan waktu satu tahun lagi untuk observasi lebih lanjut demi memetakan bentuk orbit dan memastikan mereka bukanlah asteroid atau komet yang mengorbit Matahari.

Citra di bawah inilah yang sebenarnya ditangkap oleh teleskop. Sebagian besar titik putih yang terlihat di dalam foto adalah bintang. Tapi kita dapat melihat sebuah bulan Jupiter, yang ditandai dengan garis oranye di kedua sisi, yang bergerak perlahan dari satu bingkai ke bingkai berikutnya. Inilah petunjuk utama yang mengungkap identitasnya sebagai bulan Jupiter, karena bergerak berlawanan dengan latar belakang bintang yang statis.

sepuluh-bulan-baru-jupiter-ditemukan-informasi-astronomi
Carnegie Institution for Science

Para astronom telah menemukan banyak bulan Jupiter sejak Galileo mengamati empat bulan pertama yang berukuran besar, Callisto, Io, Europa, dan Ganymede, pada tahun 1610.

Penemuan 10 bulan baru Jupiter dianggap tidak terlalu mengejutkan, mengingat kemajuan teleskop kita untuk mengamati objek-objek redup. Penemuan dua bulan Jupiter lainnya juga telah dipublikasikan tahun lalu. Sheppard menduga masih ada bulan Jupiter lain yang menunggu untuk ditemukan. Dari kesepuluh bulan yang ditemukan oleh tim, hanya satu yang diberi nama, Valetudo, karena dianggap paling unik dan istimewa daripada rekan-rekannya.

Valetudo diambil dari nama Dewi Kesehatan dan Kebersihan Romawi, mengingat Jupiter juga menyandang salah satu nama dewa dari mitologi romawi. Valetudo adalah cicit Jupiter. Selain itu, Sheppard memilih nama Valetudo, karena ia memiliki kekasih yang ia deskripsikan sebagai “orang yang sangat bersih.”

sepuluh-bulan-baru-jupiter-ditemukan-01-informasi-astronomi
Carnegie Institution for Science

Sistem bulan terdalam Jupiter cenderung mengorbit secara “prograde”, bergerak ke arah yang sama dengan rotasi Jupiter. Sebaliknya, sistem bulan terluar cenderung mengorbit secara “retrograde”. Tapi Valetudo seolah menentang "tradisi" sistem, karena mengorbit secara prograde di wilayah terluar yang seharusnya bergerak retrograde.

“Seperti melawan arus saat mengemudi di jalan raya,” jelas Sheppard. “Orbit Valetudo mengitari Jupiter berlawanan arah dengan 40 bulan lainnya.” “Valetudo mungkin telah menjadi biang keladi tabrakan langsung antar bulan-bulan Jupiter dari waktu ke waktu.”

Dan itulah petunjuk penting mengapa ada begitu banyak bulan yang mengorbit Jupiter. Sheppard memprediksi jumlah bulan Jupiter dulu lebih sedikit, hanya bulan-bulan yang berukuran besar yang mengorbit di wilayah retrograde. Namun, seiring waktu mereka hancur berkeping-keping.

Barangkali Valetudo dalam versi sebelumnya yang berukuran lebih besar, bertanggung jawab atas kekuatan destruktif di balik tabrakan antara bulan-bulan Jupiter. Bayangkan kekacauan yang akan terjadi jika sebuah trailer melaju melawan arus lalu lintas di jalan raya, seperti itulah Valetudo. “Valetudo mungkin telah memberi kita sekumpulan objek yang kita lihat hari ini,” Sheppard menambahkan.

Masih banyak yang belum kita ketahui tentang sistem bulan Jupiter. Juno, pesawat antariksa besutan NASA yang saat ini mengorbit Jupiter, tidak didesain untuk mempelajari mereka. Jadi dibutuhkan misi baru untuk mengungkap fenomena sistem bulan Jupiter. Saat ini para ilmuwan harus berpuas diri dengan perkiraan ukuran dan lintasan orbit mereka.

Tetapi jika kita menggelar penelitian lebih lanjut, mereka berpotensi mengungkap petunjuk tentang asal usul tata surya kita. Planet-planet terluar, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, terbentuk setelah mengakumulasi objek-objek kecil di jalur orbit mereka. Sementara objek yang tidak terakumulasi, ditangkap oleh gaya gravitasi mereka dan membentuk sistem bulan.

“Bulan-bulan terluar ini,” pungkas Sheppard, “adalah sisa-sisa terakhir planetesimal, objek-objek pertama yang membentuk tata surya kita.”

Ditulis oleh: Brian Resnick, www.vox.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang