Kelanjutan
artikel dari: Seberapa Besar Alam Semesta yang Tak Teramati? (Bagian 1)
Jadi, apa yang bisa kita gambarkan tentang wilayah lain kosmos yang melampaui
batas pengamatan? Kita hanya bisa membuat kesimpulan berdasarkan
hukum-hukum fisika yang kita ketahui, ditambah segala sesuatu yang dapat kita ukur di alam semesta teramati. Sebagai contoh, dalam skala terbesar, kita mengamati bentuk kosmos yang spasial datar, tidak melengkung positif maupun
negatif, dengan margin error hanya 0,25%. Jika kita mengasumsikan hukum fisika kita saat ini benar, setidaknya kita dapat menetapkan batas seberapa
besar alam semesta seharusnya, sebelum kurva itu kembali ke dirinya sendiri.
Observasi menggunakan Sloan Digital Sky Survey
dan satelit Planck memberikan kita data terbaik. Mereka menyediakan informasi jika alam semesta melengkung dan tertutup sehingga kembali
ke dirinya sendiri, maka wilayah yang dapat kita lihat tidak bisa dibedakan dari “tanpa lengkungan”.
Berarti alam semesta tak teramati, dengan asumsi tidak ada keanehan topologi, setidaknya diameternya harus 23 triliun tahun cahaya dan mengandung volume ruang lebih dari 15 juta kali lipat dari volume yang dapat
kita amati. Namun, jika kita mau berspekulasi, kita dapat berdebat bahwa alam semesta tak teramati secara signifikan jauh lebih besar dari itu.
Big
Bang mungkin menandai awal alam semesta teramati, tetapi tidak menandai kelahiran jalinan ruang dan waktu itu sendiri. Sebelum
Big Bang, alam semesta mengalami periode inflasi kosmik. Bukannya panas dan dipenuhi materi dan radiasi, alam semesta:
- diisi dengan energi yang melekat pada ruang itu sendiri,
- meluas pada tingkat konstan eksponensial,
- dan menciptakan ruang baru begitu cepat sehingga skala panjang fisik terkecil, yaitu skala panjang Planck, akan direntangkan ke ukuran alam semesta teramati saat ini setiap 10-32 detik.
Memang
benar di wilayah alam semesta kita, inflasi berakhir. Tetapi ada tiga
pertanyaan yang jawabannya tidak kita ketahui dan memiliki pengaruh terhadap ukuran sejati kosmos, dan apakah kosmos terbatas atau tanpa batas.
- Seberapa besar wilayah alam semesta pasca inflasi, yang menghasilkan Big Bang?
- Apakah gagasan “inflasi abadi”, yaitu ekspansi selamanya kosmos ke masa depan, setidaknya di beberapa wilayah adalah benar?
- Dan, akhirnya, berapa lama inflasi kosmik berlangsung sebelum akhirnya menghasilkan Big Bang panas?
Ada
kemungkinan alam semesta adalah tempat terjadinya inflasi, hampir
mencapai ukuran yang lebih besar dari apa yang bisa kita amati. Ada kemungkinan setiap tahun dari sekarang, bukti “wilayah tepi” yang menjadi tempat
inflasi terjadi akan terungkap. Tetapi, tak menutup kemungkinan ukuran alam semesta jauh lebih besar dari apa yang bisa kita amati. Sampai kita dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini, kita mungkin tidak pernah tahu.
Di
luar alam semesta teramati, kita menduga ada lebih banyak alam semesta di
luar sana sama seperti kita, dengan hukum fisika, jenis fisik dan struktur
kosmik yang serupa, dan kesempatan yang setara untuk memunculkan kehidupan kompleks.
Juga harus ada ukuran dan skala terbatas pada “gelembung” alam semesta agar inflasi berakhir, dan sejumlah besar gelembung semacam itu secara
eksponensial berada di dalam inflasi ruang dan waktu yang lebih besar. Tetapi
seperti ukuran seluruh alam semesta yang tak bisa dibayangkan, atau dengan kata
lain mungkin “Multi Semesta” tetap memiliki batas. Faktanya, kecuali
inflasi berlangsung untuk selamanya, atau alam semesta yang dilahirkan dengan ukuran tak terhingga, seharusnya tetap memiliki batas.
Permasalahan terbesar adalah kita tidak memiliki cukup informasi untuk
menjawab pertanyaan secara definitif. Kita sekadar tahu bagaimana cara mengakses
informasi yang tersedia di dalam alam semesta teramati yang membentang 46 miliar tahun
cahaya ke segala arah. Jawaban atas pertanyaan terbesar, apakah alam semesta
terbatas atau tanpa batas, mungkin dikodekan di alam semesta itu sendiri,
tetapi kita tidak memiliki akses ke sana. Sampai kita
mengetahuinya atau menemukan skema cerdas untuk memperluas kemampuan fisika
kita, semua yang kita miliki saat ini hanyalah sebatas kemungkinan.
Ditulis
oleh: Ethan Siegel, kontributor www.forbes.com
Wah bermanfaat banget
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung gan
BalasHapus