Langsung ke konten utama

Petunjuk Menarik Fitur Pendukung Kehidupan di Eksoplanet Ros 128 b

zona-layak-huni-eksoplanet-ros-128-b-informasi-astronomi

Tahun lalu, para ilmuwan mengumumkan penemuan sebuah eksoplanet (planet di luar tata surya) yang relatif dekat, hanya 11 tahun cahaya (3,37 parsec) dari Bumi. Planet terestrial (berbatu) yang berpotensi layak huni ini diberi kode Ross 128 b. Sekarang, tim ilmuwan lain telah melakukan studi tindak lanjut dan menemukan bukti yang mendukung perkiraan tersebut.

Bintang induk Ross 128 menjadi fokus dari studi terbaru oleh tim astronom yang dipimpin oleh Diogo Souto dari Observatório Nacional Brasil.

Menggunakan spektrograf APOGEE yang terpasang di Teleskop Sloan Foundation 2,5 meter di Apache Point Observatory Amerika Serikat, tim menganalisis panjang gelombang inframerah-dekat bintang induk untuk mengetahui susunan kimiawinya, menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Souto tahun lalu.

“Sulit untuk memperoleh limpahan kandungan kimiawi secara terperinci di bintang semacam ini,” katanya.

Ross 128 adalah katai merah, tipe yang mendominasi populasi bintang di galaksi Bima Sakti, sekitar 70%. Mereka lebih dingin dan lebih kecil daripada Matahari kita dan kerap ditemukan diorbit oleh sistem planet. Karena sangat dingin, zona layak huni katai merah berada jauh lebih dekat daripada jarak Bumi-Matahari.

Namun sebagian besar katai merah cenderung lebih aktif. Seperti bintang katai merah Proxima Centauri yang diorbit oleh beberapa planet terestrial, zona layak huninya lebih sempit daripada Ross 128, tetapi Proxima Centauri meletuskan begitu banyak suar bintang ganas yang mengancam kehidupan di planet-planet yang mengorbit.

Sementara Ross 128 dianggap sebagai katai merah langka karena tidak terlalu aktif. Berarti Ross 128 berpotensi menyediakan lingkungan yang ramah terhadap kehidupan. Tapi karena terkendala orientasi sudut pandang, sulit untuk mempelajari planet Ross 128b saat mengorbit bintang induk. Jadi mempelajari bintang induk itu sendiri adalah cara terbaik berikutnya.

“Kemampuan APOGEE untuk melakukan pengukuran panjang gelombang inframerah-dekat yang dipancarkan oleh Ross 128 adalah kunci untuk studi ini,” ungkap astronom Johanna Teske dari Carnegie Institution for Science di AS. “Studi mengarahkan kami untuk menjawab beberapa pertanyaan fundamental tentang kemiripan Ross 128 b dengan Bumi.”

Dengan menganalisis spektrum inframerah-dekat yang dipancarkan bintang induk, tim mampu menentukan berapa banyak karbon, oksigen, magnesium, aluminium, kalium, kalsium, titanium dan zat besi yang dikandungnya.

Setelah komposisi bintang diketahui, tim dapat memahami planet yang mengorbit, karena komposisi kimiawi bintang memengaruhi cakram debu dan gas protoplanet yang mengelilingi bintang saat berusia masih sangat muda. Cakram debu dan gas protoplanet kemudian membentuk planet, sementara komposisi interior planet terbentuk dari mineral bintang induk. Dalam makalah ilmiah yang melaporkan hasil penelitian, tim menulis jumlah magnesium, besi dan silikon berpotensi mengendalikan rasio massa dari inti ke lapisan-lapisan planet terestrial.

Kadar besi Ross 128 ternyata setara dengan Matahari kita. Tim belum bisa menentukan tingkat silikon, tetapi mereka dapat mempelajari kandungan magnesium. Dari informasi kadar besi dan magnesium bintang induk, tim dapat memprediksi ukuran minimum inti dan radius planet.

Mereka menyimpulkan ukuran Ross 128 b mungkin lebih besar daripada Bumi, tetapi masih dalam kisaran planet terestrial, bukannya raksasa gas.

Radius planet juga memungkinkan tim untuk memprediksi seberapa banyak panas dan cahaya dari bintang induk yang diterima oleh planet. Dari semua parameter tersebut, Ross 128 b dipastikan mengorbit dari zona layak huni.

Memang masih ada begitu banyak yang tidak kita ketahui, misalnya seperti apa medan magnetnya, apakah memiliki lapisan atmosfer. Jika memang seperti itu, apakah kondisi cuacanya ramah terhadap kehidupan. Mengingat Venus, meskipun memiliki atmosfer, kita akan hangus sebelum mendarat ke permukaan.

Meskipun begitu, penelitian ini menunjukkan efektifitas metode menggunakan bintang induk untuk mempelajari planet yang sulit diamati secara langsung. Setidaknya kita berada di jalur yang diharapkan terkait Ross 128 b, setidaknya untuk saat ini.

“Sungguh menarik, kita dapat mempelajari planet dengan cara menentukan sistem kimiawi dari cahaya bintang induk,” pungkas Souto.

“Meskipun bukan kembaran Bumi, termasuk masih banyak yang belum kita ketahui tentang aktivitas geologinya, kita bisa memperkuat argumen bahwa Ross 128 b adalah planet beriklim sedang yang berpotensi menampung air cair di permukaan.”

Makalah ilmiah telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters.

Ditulis oleh: Michelle Starr, www.sciencealert.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang