Aurora terlihat di langit Bumi sebagai pemandangan cahaya berwarna-warni yang kerap terjadi di dekat kutub. Demikian pula dengan planet tetangga Mars yang juga memiliki aurora, bahkan pesawat antariksa MAVEN NASA baru saja menemukan
sebuah tipe baru aurora yang berlangsung di sebagian besar sisi siang hari Mars yang sulit dilihat.
Cahaya aurora disebabkan oleh partikel-partikel berenergik yang memasuki atmosfer sebuah planet,
membombardir molekul gas dan membuatnya bercahaya. Pada umumnya, elektron adalah partikel yang bertanggung jawab atas fenomena alam menakjubkan ini, namun terkadang proton juga menimbulkan efek serupa, meskipun lebih jarang. Tim ilmuwan misi MAVEN
saat ini telah meneliti efek aurora Mars yang disebabkan oleh proton,
serupa dengan aurora yang biasanya disebabkan oleh elektron di Bumi. Aurora proton terjadi saat Matahari mengeluarkan denyut proton yang sangat kuat,
yaitu atom hidrogen yang dilepaskan dari elektron tunggal oleh panas yang
intens. Matahari mengeluarkan proton dengan kecepatan melampaui 3 juta
kilometer per jam dalam aliran tidak menentu yang disebut angin surya.
Tim
misi MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile
Evolution) sedang mempelajari atmosfer Mars menggunakan instrumen Imaging UltraViolet Spectrograph (IUVS). Saat itulah tim mengamati sinar ultraviolet yang berasal dari
gas hidrogen di lapisan teratas atmosfer Mars secara misterius menjadi terang
selama beberapa jam. Tim lalu memperhatikan bagaimana lapisan teratas
atmosfer menjadi terang setelah instrumen MAVEN lainnya, Solar Wind Ion Analyzer (SWIA), mengukur
peningkatan proton angin surya.
Tetapi ada dua teka-teki yang harus dipecahkan terlebih dahulu oleh tim. Bagaimana proton dapat melewati “bow
shock” planet, yaitu hambatan magnetik yang biasanya mengalihkan
partikel bermuatan dari angin surya? Dan bagaimana
cara proton melepaskan cahaya, karena atom membutuhkan elektron untuk
melakukannya?
“Jawabannya
terletak pada proses pencurian,” ungkap penulis makalah ilmiah Justin Deighan dari Laboratorium Fisika
Atmosfer dan Antariksa Universitas Colorado, yang telah mempublikasikan makalah di jurnal Nature
Astronomy pada tanggal 23 Juli 2018. “Saat mendekati Mars, proton yang berasal dari angin surya berubah menjadi atom netral dengan mencuri
elektron dari bagian tepi terluar awan hidrogen yang mengelilingi planet.
Bow shock hanya dapat mengalihkan
partikel bermuatan, sehingga atom netral dapat terus bersinar.” Atom yang melaju sangat cepat menghantam atmosfer, sebagian energi
mereka dipancarkan sebagai sinar ultraviolet yang tidak terlihat oleh mata
manusia tetapi dapat dideteksi oleh instrumen IUVS MAVEN. Bahkan, satu atom dapat bertabrakan dengan molekul di
atmosfer ratusan kali sebelum melambat dan menghasilkan banyak foton
ultraviolet.
“Aurora
proton Mars lebih dari sekadar sebuah pertunjukan cahaya,” tambah Jasper Halekas
dari Universitas Iowa, yang bertanggung jawab atas instrumen SWIA. “Mereka
mengungkap bagaimana angin surya tidak sepenuhnya dialihkan di sekitar Mars dan menunjukkan bagaimana proton angin surya dapat menyelinap melewati bow shock dan berdampak terhadap atmosfer,
menyimpan energi bahkan membuat molekul hidrogen bercahaya.”
Aurora
proton juga memang terjadi di Bumi, tetapi tidak sesering di Mars. Perbedaan
utama terletak pada medan magnet Bumi yang mengalihkan angin surya dalam
tingkat yang jauh lebih besar daripada di Mars. Di Bumi, aurora proton hanya
terjadi di area yang sangat kecil di dekat kutub, sedangkan di Mars mereka
dapat terjadi di mana-mana.
Namun,
aurora proton bisa saja terjadi secara global di Venus dan Titan, bulan Saturnus.
Seperti Mars, medan magnet dua dunia ini tidak terlalu kuat dan menampung banyak molekul hidrogen di lapisan teratas atmosfer, sehingga memiliki lebih
banyak elektron untuk dibagikan. Barangkali, banyak planet yang mengorbit bintang selain Matahari juga memiliki kondisi serupa, jadi langit mereka mungkin dihiasi oleh aurora proton secara global.
Ditulis
oleh: Staf www.nasa.gov, editor: Bill Steigerwald
Komentar
Posting Komentar