Langsung ke konten utama

Gagasan Menemukan Kehidupan Asing Melalui Reposisi Bintang

menemukan-kehidupan-asing-informasi-astronomi
Kredit: John Purvis

Astrofisikawan Dan Hooper berpikir pada akhirnya kita harus bergulat dengan bintang-bintang di langit malam kita, seperti seekor sapi yang hilang dari kawanannya, untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan. Ini karena Alam Semesta terus meluas dan menarik bintang-bintang bersamanya. Jika pikiran astrofisikawan ini benar, berarti secara logis juga akan berlaku untuk seluruh bentuk kehidupan cerdas yang ada di Alam Semesta, dan akan dapat membantu kita untuk menemukan bentuk kehidupan asing yang cerdas di luar Bumi.

Tanyakanlah kepada siapa saja yang percaya terhadap bentuk-bentuk kehidupan cerdas di luar Bumi, mengapa setelah ribuan tahun kita belum juga berhasil menemukan mereka, dan Anda akan mendapatkan jawaban bahwa kita tidak mencarinya di tempat yang tepat.

Tapi, bagaimana Anda menemukan tempat untuk mencarinya? Sekadar berdiri di permukaan Bumi dan mengarahkan pandangan kita ke langit, sama saja dengan menaiki tangga setinggi dua meter di Florida, A.S. untuk melihat piramida di Mesir. Dan tentu saja, kita memiliki peralatan-peralatan ilmiah canggih dan kemampuan untuk mengirim sinyal jauh ke ruang angkasa, tetapi sejauh ini hanya sekadar menjadi ‘pesan dalam botol’ yang mengapung di lautan kosmik tanpa batas.

Selalu ada pihak yang memiliki gagasan bahwa tidak ada kehidupan asing di luar sana, tetapi sama sekali bukan merupakan sebuah teori yang populer. Teori yang diajukan oleh Hooper, seperti tertulis di makalah ilmiahnya, ada hubungannya dengan teknologi maju yang belum ditemukan, yaitu bola Dyson. Dia berpendapat bahwa gagasan kita dalam mencari cara untuk dapat mempertahankan peradaban galaktik di masa depan, melalui berpindah dari planet satu ke planet lainnya untuk menghabiskan sumber dayanya, seperti dalam film “Independence Day”, sama sekali tidak tepat.

Bola Dyson merupakan solusi. Daripada menggali planet-planet yang ada di galaksi kita dan menggunakan sumber dayanya seperti yang telah kita lakukan terhadap Bumi, bola Dyson dapat memanfaatkan bintang sebagai sebuah pembangkit listrik. Pada dasarnya, gagasan bola Dyson adalah kita hanya perlu menggunakan sebagian kecil dari panas bintang sebagai sumber daya bagi pemenuhan segala sesuatu kebutuhan peradaban galaktik kita. Jika kita membangun sebuah struktur raksasa di sekitar bintang, kita akan dapat memanfaatkan lebih banyak energi, (terdengar cukup mudah).

Disinilah permulaan dari segala hal yang aneh dan apokaliptik. Dalam makalah yang ditulis oleh Hooper dan baru-baru ini diterbitkan ia menyatakan:

“Pada rentang waktu puluhan miliar tahun dan selanjutnya, perluasan Alam Semesta pada akhirnya akan membatasi kemampuan dari sebuah peradaban maju untuk mengakumulasi dan mengkonsumsi energi yang dapat digunakan, sebuah fakta yang diperburuk oleh penemuan energi gelap.”

Jadi, jika kita tidak tahu bagaimana cara membangun bola Dyson, seluruh peradaban kita dapat terhapus dalam jangka waktu puluhan miliar tahun. Makalah ini melanjutkan:

“Mengingat perluasan Alam Semesta adalah hal yang tidak dapat ditolak, maka setiap peradaban yang cukup maju ditakdirkan untuk memaksimalkan kemampuannya dalam memanfaatkan energi yang turut tertarik bersama ekspansi Alam Semesta ini, melalui cara sebanyak mungkin mengamankan bintang sebelum tidak dapat diakses secara permanen.”

Dan itulah cara yang harus kita lakukan dalam menemukan kehidupan asing. Alam Semesta berusia sekitar 13 miliar tahun, dan seperti halnya kehidupan cerdas muncul di Bumi, maka kemungkinan akan muncul juga di Alam Semesta yang terus meluas.

Mungkin saja bentuk-bentuk kehidupan asing yang cerdas sudah mulai berupaya mengamankan bintang-bintang mereka sebagai sumber energi dan menggunakan bola Dyson dengan mesin pendorong raksasa untuk mendorong bintang-bintang agar kembali ke pusat galaksi mereka.

Makalah tersebut juga menulis:

“Bagaimanapun juga, pasti ada kemungkinan bahwa kehidupan telah berevolusi di tempat lain di Alam Semesta kita, dan bahwa peradaban yang jauh lebih maju daripada kita mungkin sudah ada dalam volume perluasan Alam Semesta menurut konstanta Hubble kita. Jika memang benar, maka mereka mungkin sudah mulai mengumpulkan bintang dari lingkungan sekitar kosmik, mengubah distribusi bintang dan mengarah kepada potensi untuk dapat kita amati.”

Gagasan terbesarnya adalah apabila kita mencari bola Dyson yang dibuat oleh peradaban lain, maka sama dengan kita mencari jarum di tumpukan jerami. Tapi, jika kita mencari bukti peradaban maju yang bisa memanen energi bintang, maka akan sedikit lebih mudah karena kita hanya perlu mencari bintang-bintang terbesar yang ada di luar sana.

Menggerakkan sebuah bintang dengan bola Dyson berukuran raksasa kemungkinan akan menjadi upaya yang memakan waktu, sehingga para ilmuwan harus memilih bintang secara tepat. Peradaban galaktik tentunya akan menghindari bintang yang ukurannya terlalu besar karena masa hidupnya tidak lama. Dan itulah sebabnya kita harus mencari dalam petak-petak ruang angkasa yang tersusun secara aneh dan sebagian besar terdiri dari bintang-bintang berukuran besar, karena mereka merupakan sisa setelah digunakan oleh bentuk-bentuk kehidupan cerdas bagi peradaban galaktik mereka.

Jadi, jika Anda ingin menemukan kehidupan asing, yang harus Anda lakukan adalah melalui reposisi bintang, mencari bintang yang ‘tersesat’ dari kawanannya dan kemana ia mengarah. Namun, pertanyaan sebenarnya adalah, mengapa kehidupan asing belum menemukan kita? Apakah mereka tidak tahu kita punya taco (makanan khas Meksiko)?

Ditulis oleh: Tristan Greene, thenextweb.com



#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang