Langsung ke konten utama

Kemungkinan Bukti Teori Siklus Alam Semesta Melalui Lubang Hitam

bukti-teori-siklus-alam-semesta-melalui-lubang-hitam-informasi-astronomi
Jurik Peter/Shutterstock

Beberapa ilmuwan telah mengklaim bukti untuk alam semesta sebelum saat ini, mungkin dapat ditemukan dari sisa-sisa lubang hitam alam semesta lain.

Sebagaimana dilansir dari situs New Scientist, klaim ini didasarkan pada teori yang disebut conformal cyclic cosmology (CCC) yang menggagas alam semesta kita selalu mengalami siklus konstan Big Bang-Kompresi, dan tidak berawal dari fenomena tunggal Big Bang.

Sementara sebagian besar kosmos akan mengalami kehancuran dari satu siklus ke siklus berikutnya, para ilmuwan mengklaim beberapa radiasi elektromagnetik dapat bertahan dari proses siklus. Makalah ilmiah yang merinci hasil penelitian telah dipublikasikan di arXiv.

“Kita sebenarnya dapat mengamati sisa-sisa terakhir kosmos setelah lubang hitam menguap pada aeon sebelumnya,” ungkap fisikawan matematis Roger Penrose dari Universitas Oxford, rekan penulis makalah ilmiah dan rekan penggagas teori CCC kepada New Scientist.

Bukti berwujud “titik Hawking,” menurut nama penemunya Stephen Hawking. Penrose bersama para kolega menggagas teori bahwa lubang hitam akan memancarkan radiasi yang disebut radiasi Hawking, yang berpotensi meloloskan diri dari alam semesta satu ke alam semesta berikutnya.

Mereka mengatakan titik Hawking bisa terdeteksi di latar belakang gelombang mikro kosmik dan akan terlihat seperti lingkaran cahaya yang disebut B-modes.

Sebelumnya, titik-titik anomali di latar belakang gelombang mikro kosmik diduga disebabkan oleh gelombang gravitasi debu antarbintang. Namun Penrose mengatakan teori mereka menyediakan sebuah jawaban yang lebih menarik, mengingat salah satu titik Hawking mungkin telah ditemukan oleh proyek misi BICEP2 yang memetakan latar belakang gelombang mikro kosmik.

“Meskipun akan berbenturan dengan inflasi kosmik, titik-titik anomali adalah implikasi dari CCC,” tulis tim ilmuwan dalam makalah ilmiah.

"Meskipun pada emisi suhu sangat rendah, radiasi di CCC sangat terkonsentrasi oleh kompresi konformal dari seluruh lubang hitam dan menghasilkan sebuah titik tunggal yang terletak di persimpangan menuju aeon kita saat ini.”

Teori siklus alam semesta memang menimbulkan kontroversi, karena sebagian besar bukti observasi justru menunjukkan akselerasi laju ekspansi alam semesta, sementara kepadatan materi tidak mencukupi untuk membuat alam semesta kembali lagi ke singularitas dan meluas lagi, sebuah teori siklus kosmos yang kadang-kadang disebut Big Bounce.

Kita juga belum menemukan bukti radiasi Hawking, apalagi titik Hawking. Jadi, meskipun sementara teori siklus kosmos yang digagas terlihat menarik, masih banyak bukti yang harus dikumpulkan, sebelum ada seseorang yang mengklaim eksistensi definitif dari alam semesta sebelumnya.

Ditulis oleh: Jonathan O’Callaghan, www.iflscience.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang