Radiasi
sinar-X tidak menimbulkan ancaman bagi sistem planet yang mengorbit dua bintang
induk mirip Matahari.
Ruang
lingkup pencarian eksoplanet layak huni semakin jauh dan meluas, mendorong
batas kemampuan dari jajaran teleskop modern kita. Tetapi kita harus
memastikan untuk tidak mengabaikan eksoplanet yang berada di halaman belakang
kosmik kita sendiri.
Para
peneliti berkomitmen untuk terus memantau Alpha Centauri, sistem bintang triple terdekat dari Bumi yang memiliki dua bintang mirip Matahari. Saat ini, sebuah makalah ilmiah yang dipubilkasikan di Research Notes, mempelajari faktor krusial zona layak huni dari dua bintang paling terang
di sistem Alpha Centauri, yaitu ancaman radiasi sinar-X.
Dalam
studi, Observatorium Sinar-X Chandra NASA mengamati tiga bintang
Alpha Centauri yang terletak empat tahun cahaya dari Bumi, dua kali dalam setahun
sejak 2005. Untuk menentukan habitabilitas planet yang
mengorbit mereka, Chandra memantau jumlah radiasi sinar-X yang dipancarkan oleh
setiap bintang yang memengaruhi zona layak huni. Radiasi sinar-X kuat berpotensi mendatangkan malapetaka sebab menghancurkan atmosfer planet, mengancam kehidupan dan
menciptakan cuaca antariksa yang merusak dan mengacaukan teknologi, apabila
memang ada di sana. Untungnya, zona layak huni planet potensial
(apabila ditemukan) yang mengorbit dua dari tiga bintang Alpha Centauri tak perlu
khawatir terhadap radiasi kuat sinar-X. Bahkan mereka dapat menciptakan kondisi yang menopang kehidupan planet, lebih baik daripada Matahari kita sendiri.
“Karena
jaraknya relatif dekat, sistem Alpha Centauri adalah kandidat terbaik untuk mencari tanda-tanda kehidupan,” kata penulis utama makalah ilmiah Tom
Ayres dari Universitas Colorado di Boulder.
“Pertanyaannya adalah, akankah kita menemukan planet di sebuah lingkungan yang
kondusif bagi kehidupan?”
Tiga
bintang yang membentuk sistem Alpha Centauri tidak terbentuk secara
equal, beberapa di antaranya lebih ramah terhadap kehidupan daripada
yang lain. Dua bintang paling terang di dalam sistem adalah pasangan yang disebut Alpha Centauri A dan Alpha Centauri B (AB untuk mempersingkat). Mereka saling mengorbit dari jarak dekat, sehingga Chandra adalah
satu-satunya observatorium yang tepat untuk membedakan emisi sinar-X mereka. Lebih jauh di dalam sistem adalah Alpha
Centauri C, yang kerap disebut Proxima Centauri, bintang terdekat dari Bumi tipe katai merah. Pasangan AB sangat mirip dengan Matahari kita, A hampir identik
dalam ukuran, kecerahan, dan usia, sedangkan B hanya sedikit lebih kecil dan
lebih redup.
Terkait
dengan radiasi sinar-X, A benar-benar menyediakan lingkungan kosmik yang lebih
aman daripada Matahari, memancarkan dosis radiasi sinar-X yang lebih rendah ke
zona layak huni planet. Sedangkan B menciptakan lingkungan yang sedikit lebih buruk
daripada Matahari, melepaskan jumlah radiasi sinar-X yang lebih tinggi hanya
sebanyak lima faktor.
“Kabar baik datang dari Alpha Centauri AB yang berpotensi menyediakan zona layak huni bagi sistem planet yang mengorbit mereka,” Ayres menambahkan. “Chandra mengungkap, kehidupan setidaknya memiliki kesempatan untuk bertahan di planet-planet yang
mengorbit salah satu dari Alpha Centauri AB.”
Sementara Proxima Centauri menceritakan kisah yang berbeda, karena merupakan bintang katai merah yang
meskipun ukurannya jauh lebih kecil, namun memancarkan sekitar 500 kali lipat radiasi sinar-X ke zona layak huni daripada yang diterima Bumi
dari Matahari, bahkan dapat memancarkan 50.000 kali lipat suar
sinar-X masif ke ruang angkasa. Radiasi sinar-X pasangan AB tak mengancam kehidupan, meskipun dosis besar yang dikeluarkan Proxima
pastinya mematikan.
Barangkali kita memang belum beruntung, satu-satunya planet yang berhasil
diidentifikasi di sistem Alpha Centauri justru mengorbit Proxima
yang sama sekali tidak layak huni. Namun, para peneliti tidak menyerah begitu saja dan terus mencari eksoplanet di sekitar pasangan AB, meskipun orbit rapat
mereka mempersulit penemuan objek apapun di antara keduanya. Bahkan apabila
pencarian tidak berhasil, penelitian Chandra dapat membantu para peneliti
untuk mempelajari pola radiasi sinar-X dari bintang yang mirip Matahari, memungkinkan kita untuk menentukan setiap ancaman potensial
terhadap Bumi.
Seandainya suatu hari nanti kita menemukan planet yang mengorbit pasangan AB, mungkin kita telah menemukan jejak biologis di halaman belakang kosmik
kita sendiri.
Ditulis
oleh: Amber Jorgenson, www.astronomy.com
Komentar
Posting Komentar