Alam
Semesta adalah sebuah tempat yang sangat besar. Teleskop Antariksa Hubble NASA telah menggali alam semesta hingga jauh ke dalam ruang dan waktu, meskipun hanya
mengcover sebagian kecil area seluas Bulan purnama di langit malam hari.
Tantangan area kecil langit yang disebut “sampel inti”, mungkin tidak sepenuhnya
mewakili kosmos secara luas, sebuah dilema dalam kosmologi yang disebut
varian kosmik. Dengan memperluas area survei, ketidakpastian dalam struktur alam semesta dapat diminimalisir.
Misi observasi terbaru yang diberi nama Beyond Ultra-deep Frontier Fields And Legacy Observations
(BUFFALO), akan memperluas pengamatan Hubble ke wilayah di dekat enam gugus galaksi raksasa yang sebelumnya telah diabadikan oleh Hubble dan Teleskop Antariksa Spitzer NASA di bawah program Frontier Fields.
Keenam
gugus galaksi raksasa dimanfaatkan sebagai “teleskop alami” untuk mengambil
gambar galaksi dan supernova redup yang terletak sangat jauh. Teleskop alami menghasilkan fenomena pelensaan gravitasi yang memperbesar dan memperkuat cahaya yang berasal dari objek-objek kosmik jauh. Massa gugus galaksi yang sangat masif, yang terutama terdiri dari materi gelap,
akan mendistorsi cahaya yang bersumber dari galaksi-galaksi latar belakang yang tidak dapat dideteksi oleh Hubble. Program BUFFALO dirancang untuk mengidentifikasi tahap awal pembentukan galaksi, yang berlangsung kurang dari 800 juta tahun
setelah Big Bang.
Dalam
program Frontier Fields, Spitzer mencitrakan area langit yang jauh lebih luas
daripada Hubble, tetapi tidak bisa mengukur jarak galaksi yang diamati. Dengan BUFFALO, Hubble kini kembali ke cakupan area langit Spitzer untuk mengukur jarak ribuan galaksi. Pengukuran semacam ini dianggap sangat penting, karena enam bidang langit yang diamati oleh Hubble relatif kecil dan tidak sepenuhnya mewakili jumlah galaksi dari alam semesta awal.
Abell 370 adalah gugus galaksi pertama yang diamati.
Motif
penting program BUFFALO adalah untuk menentukan apakah jumlah galaksi jauh yang ditemukan dalam survei Frontier Fields, lebih sedikit
daripada perkiraan sebelumnya. Oleh karena itu, para astronom mengusulkan
perluasan area pencarian di sekitar masing-masing gugus galaksi dalam program
Frontier Fields untuk mengungkap galaksi yang terletak lebih jauh lagi, sehingga mereka dapat menentukan jumlah galaksi jauh secara lebih akurat.
Perluasan
area pencarian mengharuskan para astronom untuk melakukan sensus singkat terhadap
galaksi-galaksi pertama di suatu area seluas mungkin. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kemungkinan identifikasi beberapa area yang
memiliki kepadatan galaksi dari alam semesta awal dan area yang belum membentuk galaksi dengan cepat.
Karena
pengamatan program Frontier Fields telah menetapkan seperti apa galaksi awal seharusnya terlihat, area luas yang disurvei BUFFALO mempermudah pencarian dibandingkan progam original Frontier
Fields. BUFFALO juga akan memanfaatkan observasi jajaran teleskop
berbasis antariksa, termasuk observasi ultra-deep Spitzer terhadap gugus galaksi raksasa ini.
Program
BUFFALO dirancang untuk mengidentifikasi tahap awal pembentukan galaksi, yang berlangsung kurang dari 800 juta tahun setelah big bang. Galaksi generasi pertama kosmos seharusnya dapat membantu menjelaskan proses pembentukan galaksi. Salah satu tujuan utama BUFFALO adalah menentukan seberapa cepat
galaksi terbentuk pada masa awal sejarah alam semesta, termasuk membantu para
astronom merancang strategi untuk menggunakan Teleskop Antariksa James Webb NASA yang akan segera diluncurkan. Webb akan menyelidiki lingkungan alam semesta jauh
dengan visi inframerahnya.
Para
astronom juga mengantisipasi apakah survei BUFFALO akan menghasilkan wawasan
baru ketika galaksi-galaksi paling terang dan masif terbentuk, bagaimana mereka
terkait dengan materi gelap, bagaimana dinamika gugus memengaruhi galaksi
di dalam dan di sekitar mereka. Survei BUFFALO juga menyediakan kesempatan untuk mengambil gambar galaksi dan supernova jauh.
Video
ini diawali dengan gambar rasi Cetus (monster laut), yang diperbesar
untuk memperlihatkan gugus galaksi Abell 370, sekitar 4 miliar
tahun cahaya dari Bumi.
Kredit: NASA, ESA, dan G. Bacon (STScI)
BUFFALO
adalah program kolaborasi yang dipimpin oleh Charles Steinhardt (Institut Niels
Bohr Universitas Kopenhagen) dan Mathilde Jauzac (Universitas Durham,
Inggris) yang melibatkan tim internasional yang terdiri dari hampir 100
astronom dari 13 negara, termasuk para ahli di bidang teori, simulasi komputer dan pengamatan evolusi galaksi awal, pelensaan gravitasi dan supernova. Sekitar
160 jam masa operasional Hubble dijadwalkan untuk proyek BUFFALO.
Ditulis
oleh: Staf www,nasa.gov, editor: Karl Hille
Komentar
Posting Komentar