Kredit: ESA/Hubble & NASA
Rentang usia hidup rata-rata manusia adalah
sekitar 75 tahun. Dibandingkan skala waktu evolusi yang membentang hingga
miliaran tahun, tiga perempat abad hanyalah satu kedipan mata. Jadi para
ilmuwan dihadapkan pada pekerjaan besar untuk membangun koneksi evolusi yang
rentang waktunya jauh lebih lama daripada rentang usia hidup manusia.
Di bidang arkeologi, misalnya, masalah klasik
yang belum terselesaikan hingga saat ini adalah upaya pencarian “mata rantai
yang hilang” antara spesies primata dan manusia. Dengan analogi serupa, upaya pencarian
mata rantai yang hilang antara galaksi elips dengan galaksi spiral yang saling
bertabrakan telah menjadi salah satu pertanyaan utama di bidang astronomi.
Karena tidak dapat menyaksikan evolusi setiap
galaksi secara langsung, para astronom bergantung pada sekumpulan gambar untuk
menceritakan sejarah kehidupan galaksi. Namun para astronom tidak mengetahui
urut-urutan evolusi galaksi, jadi yang dibutuhkan adalah mata rantai untuk
menempatkan evolusi galaksi secara runtut.
Gugus-gugus bintang belia yang terbentuk saat
penyatuan antar galaksi menyediakan mata rantai semacam itu. Segera setelah
terbentuk, gugus bintang begitu terang dan berwarna biru, karena
bintang-bintang penyusunnya sangat panas dan berkilau (bintang biru berarti
bintang yang sangat panas).
Selama tahap ini, gugus bintang akan 100 kali
lipat lebih terang daripada gugus bintang yang telah lanjut usia. Setelah 10
juta tahun, bintang-bintang biru yang sangat terang ini memudar dan menjadi
lebih merah. Para astronom kemudian dapat memanfaatkannya untuk menentukan usia
gugus bintang.
Dengan teknik ini, Teleskop Antariksa Hubble
NASA telah mengantongi banyak bukti sisa-sisa penyatuan antar galaksi. Koleksi
foto Hubble berkisar antara interaksi dua galaksi yang sedang berlangsung (NGC
4038/4039 atau galaksi Antena yang interaksinya terjadi sekitar 50 juta tahun
yang lalu), hingga sisa-sisa penyatuan yang menunjukkan karakteristik galaksi
elips dan penyatuan antar galaksi (NGC 3921 dan NGC 7252, interaksi mereka
terjadi sekitar 500 juta tahun yang lalu), dan galaksi elips muda dinamis,
seperti NGC 3610, yang sejarah penyatuannya hanya bisa diungkap melalui fitur-fitur
simpul dan cangkang redup.
Para ilmuwan berharap dapat menggunakan
informasi yang dikumpulkan dari observasi Hubble untuk menentukan apakah sampel
galaksi-galaksi di atas dapat dihubungkan menjadi suatu urutan evolusi. Observasi
Hubble juga menyediakan bukti galaksi elips hipotesis yang dihasilkan dari penyatuan
dua galaksi spiral.
Berdasarkan analisis data sampel galaksi, teknik
penggunaan warna gugus bintang untuk menentukan tanggal penyatuan antar galaksi
dianggap cukup menjanjikan. Namun para astronom harus memperoleh lebih banyak
data sampel galaksi sebelum menyimpulkan apakah galaksi elips dapat terbentuk
melalui penyatuan dua galaksi spiral.
Ditulis oleh: Staf hubblesite.org
Komentar
Posting Komentar