Apakah
kamu tahu sebagian besar komposisi dari alam semesta kita? Jawabannya ternyata bukan bintang, planet
atau bahkan atom. Penyusun terbesar alam semesta justru adalah wujud energi
yang disebut energi gelap oleh para ilmuwan. Dan sejauh ini, tidak ada satu pun
yang memahami tentang apa itu energi gelap sebenarnya.
Pertama kali ditemukan pada tahun 1998, energi gelap adalah gaya misterius yang mendorong alam semesta untuk saling terpisah dengan laju yang semakin cepat. Para ilmuwan menduga energi gelap mulai melenturkan dorongannya terhadap alam semesta sekitar lima miliar tahun lalu, dan lebih dari itu kita hanya mengantongi sedikit informasi.
Mempelajari energi gelap adalah salah satu alasan utama mengapa NASA menggelar misi WFIRST, sebuah teleskop antariksa baru yang mengemban misi untuk membantu para ilmuwan mengungkap komponen kosmik yang misterius ini. Tanpa memahami energi gelap, pengetahuan kita tentang evolusi masa lalu dan masa depan alam semesta tidak akan pernah lengkap.
WFIRST akan mencoba mengatasi misteri yang menyelimuti energi gelap menggunakan survei komplementer wide-field. Aspek kunci survei survei WFIRST terletak pada pengukuran yang disebut “pergeseran merah”. Karena ruang itu sendiri terus mengembang, maka semakin jauh kita melihat, semakin cepat galaksi menjauh dari kita.
Fenomena itu menghasilkan pergeseran terukur dalam cahaya galaksi ke arah warna yang lebih merah. Pergeseran merah mengindikasikan seberapa cepat alam semesta mengembang dan membawa galaksi-galaksi semakin menjauh dari kita.
Jika dapat mengetahui jarak galaksi menggunakan metode lain, para ilmuwan dapat memanfaatkan kedua informasi tersebut untuk mengukur bagaimana alam semesta mengembang saat cahaya galaksi bergerak menuju kita.
WFIRST akan memetakan posisi dan jarak jutaan galaksi, yang memungkinkan para astronom untuk melihat perubahan pada distribusi galaksi di alam semesta, sekaligus mengungkap bagaimana energi gelap berevolusi dari waktu ke waktu dalam skala kosmik.
Cara alternatif untuk mengukur energi gelap adalah melalui ledakan bintang supernova tipe Ia, yang dipicu oleh kehancuran total bintang katai putih. Setiap ledakan supernova tipe Ia memang memancarkan jumlah cahaya yang setara, tetapi semakin jauh jarak mereka, semakin redup ledakan terlihat. Melalui pengukuran kecerahan semu, para astronom dapat menentukan jarak supernova tipe Ia.
Dari perbandingan pergeseran merah dan kecerahan semu supernova tipe Ia itulah, para astonom menemukan eksistensi energi gelap. Studi perbandingan pergeseran merah dan kecerahan semu supernova tipe Ia menunjukkan bahwa ledakan pada pergeseran merah yang lebih jauh, ternyata lebih redup daripada yang seharusnya dalam model apa pun di mana laju ekspansi alam semesta tidak terakselerasi.
WFIRST akan mempelajari ribuan ledakan yang berlangsung pada jarak lebih jauh untuk mengukur pengaruh energi gelap dari waktu ke waktu.
Keunikan pada sejarah awal alam semesta juga menyediakan cara lain untuk menemukan energi gelap. Dalam waktu 500 ribu tahun pertama sejarahnya, alam semesta terdiri dari cairan panas padat yang mengembang. Perubahan kecil massa jenis cairan itu, memicu gelombang suara merambat di seluruh cairan.
Meskipun gelombang-gelombang yang disebut osilasi akustik baryonik itu akhirnya berhenti, para astronom telah mengamati jejak samar mereka dalam pengelompokan gugus galaksi, yang menyediakan cara lain untuk mengukur jarak galaksi.
WFIRST akan mengukur bagaimana osilasi akustik baryonik berubah melalui sejarah kosmik, memungkinkan para astronom untuk memetakan ekspansi alam semesta secara lebih rinci dan menyelidiki efek energi gelap dari waktu ke waktu.
Dengan setiap teknik yang saling mengoreksi, survei WFIRST akan mengintip lebih jauh ke dalam energi gelap, demi memberikan data penting untuk membantu para ilmuwan mengungkap identitas tulen energi gelap dan pengaruhnya terhadap takdir pamungkas alam semesta.
Sumber: Unraveling the Mysteries of Dark Energy with NASA's WFIRST
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Pertama kali ditemukan pada tahun 1998, energi gelap adalah gaya misterius yang mendorong alam semesta untuk saling terpisah dengan laju yang semakin cepat. Para ilmuwan menduga energi gelap mulai melenturkan dorongannya terhadap alam semesta sekitar lima miliar tahun lalu, dan lebih dari itu kita hanya mengantongi sedikit informasi.
Mempelajari energi gelap adalah salah satu alasan utama mengapa NASA menggelar misi WFIRST, sebuah teleskop antariksa baru yang mengemban misi untuk membantu para ilmuwan mengungkap komponen kosmik yang misterius ini. Tanpa memahami energi gelap, pengetahuan kita tentang evolusi masa lalu dan masa depan alam semesta tidak akan pernah lengkap.
WFIRST akan mencoba mengatasi misteri yang menyelimuti energi gelap menggunakan survei komplementer wide-field. Aspek kunci survei survei WFIRST terletak pada pengukuran yang disebut “pergeseran merah”. Karena ruang itu sendiri terus mengembang, maka semakin jauh kita melihat, semakin cepat galaksi menjauh dari kita.
Fenomena itu menghasilkan pergeseran terukur dalam cahaya galaksi ke arah warna yang lebih merah. Pergeseran merah mengindikasikan seberapa cepat alam semesta mengembang dan membawa galaksi-galaksi semakin menjauh dari kita.
Jika dapat mengetahui jarak galaksi menggunakan metode lain, para ilmuwan dapat memanfaatkan kedua informasi tersebut untuk mengukur bagaimana alam semesta mengembang saat cahaya galaksi bergerak menuju kita.
WFIRST akan memetakan posisi dan jarak jutaan galaksi, yang memungkinkan para astronom untuk melihat perubahan pada distribusi galaksi di alam semesta, sekaligus mengungkap bagaimana energi gelap berevolusi dari waktu ke waktu dalam skala kosmik.
Cara alternatif untuk mengukur energi gelap adalah melalui ledakan bintang supernova tipe Ia, yang dipicu oleh kehancuran total bintang katai putih. Setiap ledakan supernova tipe Ia memang memancarkan jumlah cahaya yang setara, tetapi semakin jauh jarak mereka, semakin redup ledakan terlihat. Melalui pengukuran kecerahan semu, para astronom dapat menentukan jarak supernova tipe Ia.
Dari perbandingan pergeseran merah dan kecerahan semu supernova tipe Ia itulah, para astonom menemukan eksistensi energi gelap. Studi perbandingan pergeseran merah dan kecerahan semu supernova tipe Ia menunjukkan bahwa ledakan pada pergeseran merah yang lebih jauh, ternyata lebih redup daripada yang seharusnya dalam model apa pun di mana laju ekspansi alam semesta tidak terakselerasi.
WFIRST akan mempelajari ribuan ledakan yang berlangsung pada jarak lebih jauh untuk mengukur pengaruh energi gelap dari waktu ke waktu.
Keunikan pada sejarah awal alam semesta juga menyediakan cara lain untuk menemukan energi gelap. Dalam waktu 500 ribu tahun pertama sejarahnya, alam semesta terdiri dari cairan panas padat yang mengembang. Perubahan kecil massa jenis cairan itu, memicu gelombang suara merambat di seluruh cairan.
Meskipun gelombang-gelombang yang disebut osilasi akustik baryonik itu akhirnya berhenti, para astronom telah mengamati jejak samar mereka dalam pengelompokan gugus galaksi, yang menyediakan cara lain untuk mengukur jarak galaksi.
WFIRST akan mengukur bagaimana osilasi akustik baryonik berubah melalui sejarah kosmik, memungkinkan para astronom untuk memetakan ekspansi alam semesta secara lebih rinci dan menyelidiki efek energi gelap dari waktu ke waktu.
Dengan setiap teknik yang saling mengoreksi, survei WFIRST akan mengintip lebih jauh ke dalam energi gelap, demi memberikan data penting untuk membantu para ilmuwan mengungkap identitas tulen energi gelap dan pengaruhnya terhadap takdir pamungkas alam semesta.
Sumber: Unraveling the Mysteries of Dark Energy with NASA's WFIRST
#terimakasihgoogle dan #terimakasihnasa
Komentar
Posting Komentar