Ketika
sampai pada pertanyaan astronomis, tidak akan jauh lebih besar daripada pertanyaan yang diajukan oleh Numberphile: Berapa banyak partikel di alam semesta? Mengingat sekitar lima triliun atom hidrogen dapat muat hanya di sebuah pentol jarum, dan masing-masing atom hidrogen memiliki empat
partikel (satu elektron dan tiga quark dalam proton), kita dapat
berasumsi jumlah seluruh partikel di alam semesta adalah, yah, masih di luar pemahaman kita!
Tapi
jangan beritahu Tony Padilla dari Universitas Nottingham, seorang profesor fisika yang telah mengembangkan cara untuk memperkirakan jumlah partikel di alam semesta, tidak termasuk foton atau neutrino, karena minimnya massa yang dapat dihitung.
Dalam perhitungannya, Padilla menggunakan data dari teleskop antariksa Planck yang digunakan untuk mengukur radiasi latar belakang mikro kosmik (CMB), atau cahaya tertua yang dapat kita amati dan telah
menempuh perjalanan paling jauh. Oleh karena itu, CMB dapat digunakan sebagai sesuatu
yang membatasi alam semesta. Data dari Planck dapat
memberi kita perkiraan bagus untuk kepadatan dan radius alam semesta
teramati.
Variabel
lain yang dibutuhkan adalah fraksi materi yang tersimpan dalam barion,
partikel subatomik seperti nukleon atau hyperon, yang memiliki massa setara atau lebih besar daripada proton. (Barion yang paling umum sejauh ini
adalah proton dan neutron, jadi Padilla hanya mempertimbangkan mereka berdua dalam
contoh ini.) Akhirnya, perhatikan massa proton dan neutron (kira-kira sama),
dan kita telah memiliki semua yang dibutuhkan untuk secara tepat memperkirakan
berapa banyak partikel yang ada di alam semesta teramati.
Intinya,
Padilla mengambil kerapatan total alam semesta, mengalikannya dengan fraksi
kerapatan pada barion (proton dan neutron), mengalikan kepadatan itu dengan
volume alam semesta untuk mendapatkan massa semua barion, kemudian membagi
massa itu dengan massa satu barion untuk mendapatkan jumlah barion di alam semesta.
Tapi kita tidak mencari jumlah barion, melainkan mencari jumlah partikelnya.
Setiap
barion terdiri dari tiga quark, yaitu partikel yang kita hitung. Terlebih
lagi, jumlah total proton akan sama dengan jumlah elektron, partikel lain yang juga kita hitung. Selain itu, kita tahu komposisi alam
semesta didominasi oleh hidrogen (75%) dan helium (25%). Dan dalam perhitungan
skala ini, sebagian kecil sisa komposisi diabaikan. Dengan menggunakan informasi ini, Padilla
menghitung jumlah barion yang terdiri dari neutron, proton, dan elektron. Setelah mengalikan semua proton dan neutron dengan angka tiga (quark), maka kita mendapatkan hasilnya.
Total
perhitungan jatuh pada angka 3,28 x 1080. Atau:
328.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
Jadi,
cukup banyak yang belum bisa dimengerti. Namun, mengingat besarnya alam semesta,
bahkan jumlah yang tidak dapat dipahami itu belum bisa memenuhi perhitungan
sebagian besar total volume. Jika ada 3,28 x 1080 partikel di
alam semesta, berarti hanya ada satu partikel untuk per meter kubik. Mayoritas
ruang angkasa adalah ruang hampa.
Padilla
dalam eksperimennya berpikir satu langkah lebih jauh untuk memperkirakan berapa
lama waktu yang dibutuhkan manusia, mengingat tingkat ekspansi populasi saat
ini untuk menyerap setiap partikel di alam semesta. Untuk itu, Anda harus
menonton video di atas, dan jawabannya mungkin mengejutkan Anda.
Ditulis oleh: Jay Bennet, www.popularmechanics.com
Ditulis oleh: Jay Bennet, www.popularmechanics.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar