Langsung ke konten utama

Formasi Perbukitan Es Ditemukan di Pluto

formasi-perbukitan-es-pluto-astronomi
Pluto. "Penitentes" atau formasi es daerah dataran tinggi yang terbentuk oleh erosi menyerupai mangkuk dengan bulatan di bagian tepi, tingginya sekitar beberapa meter.
Kredit: Laboratorium Fisika Terapan NASA/Johns Hopkins University/Southwest Research Institute


Menggunakan metode ramalan cuaca yang digunakan ahli meteorologi untuk meramalkan cuaca di Bumi dan simulasi komputer untuk menjelaskan peristiwa penguapan es secara fisika, sebuah studi baru yang diterbitkan di journal Nature oleh Profesor John Moores dari Departemen Sains dan Teknik Bumi di Sekolah Tinggi Teknik York Lassonde, menemukan bukti fitur es dan salju di Pluto sama dengan yang ada di Bumi.

"Penitentes" atau formasi es daerah dataran tinggi di Pluto yang terbentuk oleh erosi menyerupai mangkuk dengan bulatan di bagian tepi, tingginya sekitar beberapa meter.

Sebuah terobosan penelitian kerja sama antara para peneliti NASA dan Universitas Johns Hopkins, menunjukkan bahwa fitur es ini kemungkinan juga ada di planet-planet yang memiliki kondisi lingkungannya serupa.

"Identifikasi perbukitan es yang diberi nama Tartarus Dorsa Penitentes, menunjukkan peran atmosfer yang diperlukan untuk pembentukan penitentes dan akan menjelaskan mengapa sebelumnya tidak pernah terlihat di satelit-satelit alami atau planet-planet katainya yang lapisan atmosfernya tipis," kata Moores. "Tapi perbedaan eksotis kondisi lingkungan memunculkan fitur dengan skala yang sangat berbeda. Simulasi terestrial untuk penitentes ini juga menunjukkan kita dapat menemukan fitur serupa di tempat-tempat lain di tata surya, dan di sistem planet lainnya yang kondisinya lingkungannya mendukung."

Moores, bersama para kolega, Dr. Christina Smith dan Dr. Anthony Toigo dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins, dan Dr. Scott D. Guzewich, dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Maryland, Amerika Serikat, telah membandingkan model perbukitan es Pluto yang dicitrakan oleh pesawat antariksa New Horizons pada tahun 2015. Dataran tinggi es Pluto jauh lebih besar, menjulang hingga 500 meter dan masing-masing dipisahkan dengan jarak antara tiga sampai lima kilometer, apabila dibandingkan dengan dataran tinggi es di Bumi.

"Ukuran yang besar ini sudah diprediksi dengan teori serupa yang menjelaskan pembentukan penitentes di Bumi," ucap penanggung jawab studi John Moores dari York University, AS, sebagaimana dikutip dari situs resmi NASA. "Justru kita dapat mencocokkan ukuran, rentang jarak, arah bukit dan juga usianya," lanjut Moores.

Menurut Moores lingkungan Pluto memang sangat jauh berbeda dengan Bumi. Di sana lebih dingin, udara lebih tipis, Matahari lebih redup, dan komposisi permukaannya terdiri dari metana dan nitrogen. Namun, menurut Moores hal itu tak bisa mengesampingkan sifat dasar alam. Dua hal yang membedakan antara Tartarus Dorsa dengan perbukitan es di Bumi adalah komposisi dan ukurannya. Perbukitan es di Bumi tercipta dari salju atau es air, sedangkan Tartarus Dorsa didominasi oleh metana dan es nitrogen.

Baik NASA maupun Universitas Johns Hopkins berperan penting dalam kolaborasi yang menghasilkan temuan baru ini. Keduanya memberikan informasi latar belakang tentang atmosfer Pluto menggunakan model serupa yang digunakan ahli meteorologi untuk meramalkan cuaca di Bumi. Metode tersebut adalah kunci bagi model penitentes Moores, yang tanpanya penemuan ini tidak akan terwujud.



Ditulis oleh: Staf  www.sciencedaily.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang