Langsung ke konten utama

Resesi Hebat Galaksi

resesi-hebat-galaksi-astronomi
Kepadatan gas di dalam dan di sekitar galaksi disimulasikan lebih dari satu miliar tahun setelah Big Bang. Pada saat itu gas baru tiba pada tingkat yang terlalu tinggi bagi kebanyakan galaksi untuk mengubahnya menjadi bintang dan tumpukan gas.

Sebuah simulasi alam semesta yang dibuat oleh Universitas Tehnologi Swinburne dan Universitas Melbourne, telah mengungkap bagaimana galaksi yang muncul pada miliaran tahun pertama setelah Big Bang mengalami resesi/kemerosotan.

Telah lama dibayangkan oleh para ilmuwan, galaksi-galaksi pertama yang terbentuk setelah Big Bang akan tumbuh dengan cepat, mengubah awan gas murni raksasa menjadi bintang dengan laju ribuan kali lebih cepat daripada Bima Sakti saat ini.

Namun, pemodelan baru yang terinspirasi oleh teori ekonomi malah mengungkap bahwa galaksi-galaksi awal tidak terbentuk secepat yang dibayangkan.

Profesor Alan Duffy, nama untuk Asosiasi Astronom di Swinburne, telah membuat simulasi alam semesta awal dengan superkomputer dan memperlakukan pembentukan kompleks galaksi sebagai model ekonomi sederhana dengan bahan-bahan mentah yang sampai (di bawah gaya gravitasi) dan diproses (menjadi bintang).

Yang mengejutkan Asosiasi Professor Duffy dan para kolega adalah molekul gas yang seharusnya tidak dapat membentuk bintang, ternyata juga mampu membentuk bintang.

"Di lingkungan lokal kosmos saat ini, kita memikirkan galaksi dalam keseimbangan, yang menaikkan laju internal saat gas telah mencapai tahap tertentu untuk membentuk bintang," kata rekan penulis makalah studi Profesor Stuart Wyithe dari Universitas Melbourne.

"Jika tingkat konsumsi internal terlalu tinggi, maka persediaan gas cepat habis dan galaksi akan mengalami bencana kelaparan sampai material baru tiba untuk kembali mengisi persediaan. Kami pikir hal itu juga terjadi di alam semesta awal, faktanya konsep tersebut ternyata salah besar.

Kredit: Swinburne University of Technology

Associate Professor Duffy menjelaskan galaksi-galaksi pertama memiliki aliran gas dingin yang mengalir ke dalam sehingga mereka tidak dapat mengikutinya.

"Konsumsi gas internal tidak dapat mencukupi kebutuhan dengan cukup cepat. Dalam istilah ekonomi, penawaran yang melampaui permintaan membawa galaksi ke dalam resesi. Hanya setelah alam semesta tumbuh selama miliaran tahun lagi, tingkat kebutuhan semakin melambat dan memungkinkan galaksi untuk menemukan keseimbangan sebagaimana yang kita amati sekarang," kata Associate Professor Duffy.

Secara kolektif dikenal sebagai Smaug, simulasi gas yang ditampilkan dalam karya ini adalah bagian dari seri DRAGONS yang lebih besar (Dark-ages, Reionization and Galaxy-formation Observables Numerical Simulation) yang dipimpin oleh Profesor Stuart Wyithe dari Universitas Melbourne dan didanai oleh Australian Research Council Laureate Fellowship.

Makalah studi telah dipublikasikan di Monthly Notice Royal Astronomical Society.

Ditulis oleh: Lea Kivivali, phys.org


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b...

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia ...

Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet

Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) Gambar penuh warna ini menampilkan sebagian kecil dari struktur objek Messier 78, sebuah nebula refleksi yang terletak di rasi Orion. Nebula refleksi diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya bintang yang berada di dekatnya. Messier 78 terletak sekitar 1.600 tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 8. Ditemukan pada tahun 1780 oleh Pierre Méchain, salah satu kolega Charles Messier, Messier 78 dan paling ideal diamati pada bulan Januari menggunakan teropong dan teleskop kecil. Dibutuhkan setidaknya teleskop berdiameter 8 inci untuk mengungkap nebula refleksi secara mendetail. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, yaitu salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang mendorong mereka untuk meyakini telah membuat penemuan baru. Observasi dalam spektrum inf...