Sebuah penelitian terhadap lebih dari 200.000 galaksi menunjukkan alam semesta kini hanya menghasilkan separuh energi dibandingkan dua
miliar tahun yang lalu. Alam semesta seolah perlahan-lahan sekarat
dalam hal penurunan tingkat energi, kata para
astronom.
Tim internasional yang terdiri dari sejumlah negara, menggunakan beberapa teleskop paling
kuat di dunia untuk mempelajari ratusan ribu galaksi pada berbagai panjang gelombang, mulai dari inframerah hingga ultraviolet-jauh untuk mengukur berapa banyak
energi yang mereka keluarkan.
Temuan studi sesuai dengan perhitungan sebelumnya, bahwa cahaya alam semesta dalam berbagai panjang
gelombang tersebut akan berangsur-angsur padam.
"Galaksi yang lebih baru hanya mengeluarkan lebih sedikit
energi daripada galaksi di masa lalu," ujar astronom Mehmet Alpasian dari
Pusat Penelitian Ames NASA di Mountain View, California.
Dengan bintang-bintang tua yang memudar dan runtuh lebih cepat daripada
pembentukan bintang-bintang baru, alam semesta akan berakhir sebagai
tempat yang dingin dan sangat gelap, katanya.
"Pada titik tertentu, semua materi pada akhirnya akan
meluruh," ia menjelaskan. "Kami mengamati cahaya yang perlahan-lahan memudar."
‘Tidur abadi’ diperkirakan masih jauh, mungkin
ratusan trilyun tahun kedepan.
Studi yang diberi nama Galaxy and Mass Assembly atau
GAMA, dipresentasikan saat pertemuan rutin Himpunan Astronomi Internasional yang diselenggarakan di Hawaii.
Makalah studi juga telah dikirim ke Monthly Notice of Royal Astronomical Society.
Rentang panjang gelombang yang dipindai dalam studi memperbolehkan para astronom untuk melihat bintang dari segala umur, baik
bintang muda maupun bintang tua, di berbagai galaksi, bahkan termasuk yang disembunyikan oleh debu antargalaksi.
Hasil studi mengkonfirmasi asumsi sebelumnya dan mendukung perhitungan yang lebih akurat mengenai penurunan tingkat energi alam semesta, tutur para
peneliti.
"Kita sudah lama mengetahui puncak pembentukan bintang terjadi beberapa miliar
tahun yang lalu dan telah mulai menurun sejak saat itu," kata anggota tim GAMA
Stephen Wilkins dari University of Sussex di Inggris. "Studi ini hanyalah cara baru
untuk mengukur penurunan tersebut."
Total output energi dari galaksi-galaksi yang disurvei menunjukkan
penurunan signifikan dalam rentang waktu yang lama, menurut para peneliti.
Dari 2,25 hingga 7,5 miliar tahun yang lalu, output
energi alam semesta telah menurun sekitar 40 persen.
Alam semesta memang berumur panjang, namun terbatas, pungkas investigator utama studi Simon Driver dari Pusat Penelitian Radio Astronomi Internasional di Australia
Barat.
"Alam semesta akan menurun, layaknya seseorang yang telah lanjut usia dan hidup abadi," katanya. "Alam semesta pada dasarnya sedang duduk di sofa, menarik
selimut dan akan menunduk untuk tidur yang kekal."
Ditulis oleh: Jim Algar, www.techtimes.com
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar