Langsung ke konten utama

LIGO, Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory

ligo-laser-interferometer-gravitational-wave-observatory-astronomi

Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) dirancang untuk membuka medan astrofisika gelombang gravitasi melalui pendeteksian langsung gelombang gravitasi yang diprediksi oleh Teori Relativitas Umum Einstein. Interferometer merupakan perangkat ukur yang digunakan untuk menghasilkan suatu pola interferensi, yaitu interaksi yang terjadi antar gelombang. Detektor gelombang gravitasi LIGO dalam skala multi-kilometer memiliki interferometri laser untuk mengukur fenomena riak-riak di jalinan ruang dan waktu oleh gelombang gravitasi yang berasal dari sumber kosmik dahsyat seperti penggabungan sepasang bintang neutron atau lubang hitam atau supernova. LIGO terdiri dari dua interferometer yang terpisah dalam jarak jauh di Amerika Serikat, yaitu di Hanford, Washington dan di Livingston, Louisiana, dan beroperasi secara simultan untuk mendeteksi gelombang gravitasi.

LIGO adalah fasilitas nasional untuk penelitian gelombang gravitasi, memberikan kesempatan bagi komunitas sains untuk berpartisipasi dalam pengembangan detektor, pengamatan, dan analisis data. Kemampuan detektor LIGO telah meningkat pesat seiring rampungnya proyek Advanced LIGO pada akhir 2014. Detektor Advanced LIGO akan meningkatkan sensitivitas dan rentang pengamatan LIGO hingga 10 kali lipat di atas pendahulunya, membawa 1.000 kali lebih banyak galaksi ke dalam rentang pengamatan LIGO.

Desain dan konstruksi LIGO dikerjakan oleh tim Laboratorium LIGO yang terdiri dari para ilmuwan, insinyur dan staf di California Institute of Technology (Caltech) dan Massachusetts Institute of Technology (MIT), beserta para kolaborator yang terdiri dari lebih dari 80 institusi ilmiah di seluruh dunia yang merupakan anggota LIGO Scientific Collaboration.

Tanggung jawab Laboratorium LIGO meliputi pengoperasian detektor, penelitian dan pengembangan LIGO untuk meningkatkan kemampuan detektor LIGO, penelitian fisika dasar gravitasi, astronomi, astrofisika, edukasi dan penjangkauan publik. LIGO didanai oleh National Science Foundation Amerika Serikat dan dioperasikan oleh Caltech dan MIT.

Misi LIGO

gelombang-gravitasi-deteksi-ligo-astronomi
Gelombang gravitasi sistem bintang biner rapat.
(Karya dari MoocSummers via Wikimedia Commons)

Sebagaimana didefinisikan di dalam anggaran dasar Laboratorium LIGO, misi LIGO adalah membuka medan astrofisika gelombang gravitasi melalui pendeteksian langsung gelombang gravitasi. Detektor LIGO menggunakan interferometri laser untuk mengukur distorsi jalinan ruang dan waktu karena fenomena gelombang gravitasi. LIGO adalah fasilitas nasional untuk penelitian gelombang gravitasi, memberikan kesempatan bagi komunitas sains untuk berpartisipasi dalam pengembangan detektor, pengamatan dan analisis data.

Selain mendapat dana dari National Science Foundation Amerika Serikat, LIGO juga mendapat dukungan finansial untuk konstruksinya dari Australia, Jerman, dan Inggris. Detektor LIGO dapat digunakan oleh anggota LIGO Scientific Collaboration (LSC), yang terdiri dari para peneliti mitra LIGO dari berbagai institusi yang tersebar di seluruh dunia.

Evolusi Detektor LIGO

peningkatan-jarak-jangkauan-ligo-astronomi
Dengan peningkatan jarak jangkauan sebesar 10 kali lipat, LIGO terbaru akan meneliti volume ruang angkasa 1.000 kali lebih luas daripada pendahulunya.

Meliputi instrumen optik presisi terbesar di dunia dan sistem vakum terbesar kedua di dunia, LIGO adalah kombinasi keajaiban teknik dan kecerdasan manusia. Konstruksi awal detektor gelombang gravitasi LIGO telah selesai pada tahun 1999. Pencarian pertama gelombang gravitasi dimulai pada tahun 2002 dan berhasil mendeteksi gelombang gravitasi pada tahun 2010, selama waktu itu, tidak ada gelombang gravitasi yang terdeteksi. Meskipun demikian, banyak yang telah dipelajari dari berbagai pengalaman yang telah dijalani untuk mempersiapkan LIGO dalam mendeteksi gelombang gravitasi tahap berikutnya.

Pelajaran yang dipetik selama operasi LIGO tahap awal mengarah ke perancangan ulang lengkap instrumen LIGO, yang kemudian dibangun kembali antara tahun 2010 dan 2014. Desain ulang ini meningkatkan interferer baru LIGO 10 kali lebih sensitif, berarti LIGO akan mampu mendeteksi gelombang gravitasi 10 kali lebih baik daripada LIGO tahap awal.

Peningkatan drastis sensitivitas akan memberi akses kepada LIGO ke volume ruang angkasa 1.000 kali lebih luas, volume meningkat melalui skala jarak kubik. Jadi 10 kali lipat berarti 10x10x10 = 1.000 kali volume ruang angkasa, dan mampu mendeteksi 1.000 kali lebih banyak galaksi yang menjadi sumber gelombang gravitasi. Pencarian gelombang gravitasi secara lebih mendalam dimulai pada bulan September 2015 dan dalam beberapa hari, detektor baru LIGO telah mencapai apa yang tidak mampu dilakukan oleh pendahulunya selama 8 tahun masa operasional.

Pada tanggal 14 September 2015, detektor LIGO di Livingston, Los Angeles dan di Hanford, Washington, menjanjikan era baru dalam eksplorasi astronomi. Gelombang gravitasi yang dideteksi oleh LIGO pada hari bersejarah tersebut, bersumber dari dua lubang hitam yang saling bertabrakan dan bergabung menjadi satu, terletak hampir 1,3 miliar tahun cahaya dari Bumi.

LIGO dan Penemuan Ilmah Tercanggih

peningkatan-jarak-jangkauan-sebanyak-10-faktor-ligo-astronomi
Jangkauan sepuluh kali lipat sama dengan 1.000 kali lipat volume ruang angkasa yang bisa diteliti.

LIGO adalah eksperimen fisika tercanggih yang dirancang untuk mendeteksi gelombang gravitasi dari beberapa peristiwa paling ganas dan paling energik di alam semesta. Dengan mendeteksi gelombang gravitasi, LIGO akan menyediakan sarana bagi para fisikawan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan utama dalam sains, seperti:
  • Apa sifat gelombang gravitasi?
  • Apakah relativitas umum merupakan teori gravitasi yang paling benar?
  • Apakah relativitas umum masih berlaku di bawah kondisi gravitasi yang kuat?
  • Apakah lubang hitam di alam semesta juga merupakan lubang hitam yang diprediksi oleh relativitas umum?
  • Bagaimana materi berperilaku di bawah tekanan dan kepadatan ekstrem?
  • Apa yang terjadi saat sebuah bintang masif runtuh?
  • Bagaimana bintang biner rapat terbentuk dan berevolusi, dan apa yang dapat mereka ceritakan tentang sejarah laju rata-rata pembentukan bintang di alam semesta?
Teknik Ekstrem LIGO

LIGO menjadi contoh bagi rekayasa teknik dan teknologi ekstrem, yang terdiri dari:
  • Dua “blind” detektor berbentuk L dengan ruang vakum sepanjang 4 km.
  • Dibangun terpisah dalam jarak 3.000 kilometer dan beroperasi serempak.
  • Mampu mengukur pergerakan benda yang 10.000 kali lebih kecil daripada inti atom (ukuran terkecil yang pernah diupayakan oleh sains).
  • Dibangun sebagai upaya untuk mengetahui fenomena paling ganas dan paling dahsyat di alam semesta.
  • Mendeteksi gelombang gravitasi dalam rentang jarak jutaan atau miliaran tahun cahaya.
Beberapa fakta rekayasa teknik LIGO yang paling luar biasa tercantum di bawah ini.

Paling sensitif: LIGO dirancang untuk mendeteksi perubahan jarak di antara lensa-lensanya 1/10.000 lebar proton! Setara dengan mengukur jarak bintang terdekat dengan akurasi yang lebih kecil daripada lebar sehelai rambut manusia!

Ruang vakum (hampa udara) terbesar kedua di dunia: Terbungkus di dalam tabung dengan volume 10.000 m3, setiap ruang vakum membungkus volume setara dengan 11 pesawat komersil Boeing 747-400. Udara yang dikeluarkan dari setiap ruang vakum dapat mengembang setara dengan 1,8 juta bola sepak! Volume vakum LIGO hanya dilampaui oleh Large Hadron Collider di Swiss.

Tekanan vakum ultra tinggi: Tekanan di dalam tabung vakum LIGO adalah satu/triliun atmosfer (dalam istilah sains, yaitu 10 pangkat minus 9 torr). Membutuhkan waktu 40 hari (1.100 jam) untuk menghilangkan keseluruhan volume seluas 10.000 m3 udara dan gas-gas residu lainnya dari setiap ruang vakum LIGO untuk mencapai tekanan udara satu/triliun atmosfer.

Tekanan udara di tabung vakum: 155 juta kg tekanan udara ke setiap tabung vakum sepanjang 4 km. Hebatnya lagi, tabung baja yang menahan semua udara hanya setebal 3 mm.

Kelengkungan Bumi: Lengan LIGO begitu panjang sehingga kelengkungan buminya adalah 1 meter (vertikal) sepanjang 4 km dari panjang masing-masing lengan. Teknik penempatan secara akurat sangat diperlukan untuk tingkat kelengkungan ini dan memastikan bahwa ruang vakum LIGO, akan tetap "datar" dan sejajar (mengingat panjangnya lengan). Tanpa rekayasa ini, laser LIGO akan menyentuh ujung masing-masing lengan 1 m di atas lensa yang seharusnya dipantulkan!

Fasilitas Penelitian Seluruh Negara

lengan-ligo-hanford-membentang-di-padang-pasir-washington-astronomi
Lengan LIGO Hanford membentang di padang pasir Washington.
(Kredit: Kim Fetrow/Imageworks)

Meskipun dianggap sebagai satu observatorium, LIGO terdiri dari empat fasilitas individu di seluruh Amerika Serikat: dua detektor gelombang gravitasi (interferometer) dan dua pusat penelitian Universitas. Interferometer berada di daerah yang cukup terpencil di Washington (LIGO Hanford) dan Louisiana (LIGO Livingston), dipisahkan dalam jarak 3.002 km. Dua pusat penelitian utama berlokasi di Caltech di Pasadena, California, dan di MIT di Cambridge, Massachusetts.

Situs detektor yang berada di dua lokasi berbeda yaitu di Hanford dan Livingston adalah rumah bagi interferometer yang menjadikan LIGO sebuah "observatorium". Sekitar 40 orang bekerja di masing-masing lokasi observatorium, termasuk insinyur, teknisi, dan ilmuwan yang menjaga agar instrumen tetap beroperasi, memantau sistem vakum dan sistem komputer sepanjang waktu. Staf administrasi dan bisnis juga hadir, seperti juga para profesional di bidang edukasi dan penjangkauan publik yang menyelenggarakan tur bagi publik, memfasilitasi kunjungan lapangan untuk siswa lokal dan mengatur acara publik secara berkala.

Sebagai institusi akademis dan penelitian utama dengan laboratorium dan fasilitas kelas dunia, Caltech dan MIT adalah markas bagi para insinyur LIGO yang menghabiskan hari-hari mereka untuk memperbaiki sensitivitas dan stabilitas LIGO. Bersama para fisikawan dan astrofisikawan yang berusaha memahami sifat fenomena fisik yang menghasilkan gelombang gravitasi, tugas penting ini tetap berlangsung hingga saat ini.

Saat dalam mode "observasi", masing-masing detektor di dua lokasi berbeda, yaitu di Hanford dan Livingston, mengumpulkan data secara serempak, beroperasi sebagai sebuah observatorium tunggal. Koordinasi mereka mendukung kemampuan LIGO dalam memverifikasi gelombang gravitasi dan terbukti telah mengkonfirmasi deteksi pertama gelombang gravitasi yang dipancarkan oleh dua lubang hitam yang bertabrakan dan bergabung menjadi satu, terletak hampir 1,3 miliar tahun cahaya dari Bumi.

sebuah-sudut-observatorium-ligo-di-livingston-astronomi
Sebuah sudut di observatorium LIGO di Livingston. Setiap lengan memanjang 4 km dari titik ini.
(Kredit: W. Katzman/LIGO)


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inti Galaksi Aktif

Ilustrasi wilayah pusat galaksi aktif. (Kredit: NASA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard) Galaksi aktif memiliki sebuah inti emisi berukuran kecil yang tertanam di pusat galaksi. Inti galaksi semacam ini biasanya lebih terang daripada kecerahan galaksi. Untuk galaksi normal, seperti galaksi Bima Sakti, kita menganggap total energi yang mereka pancarkan sebagai jumlah emisi dari setiap bintang yang ada di dalamnya, tetapi tidak dengan galaksi aktif. Galaksi aktif menghasilkan lebih banyak emisi energi daripada yang seharusnya. Emisi galaksi aktif dideteksi dalam spektrum inframerah, radio, ultraviolet, dan sinar-X. Emisi energi yang dipancarkan oleh inti galaksi aktif atau active galaxy nuclei (AGN) sama sekali tidak normal. Lantas bagaimana AGN menghasilkan output yang sangat energik? Sebagian besar galaksi normal memiliki sebuah lubang hitam supermasif di wilayah pusat. Lubang hitam di pusat galaksi aktif cenderung mengakresi material dari wilayah pusat galaksi yang b

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Messier 78, Nebula Refleksi yang Mengelabui Para Pemburu Komet

Kredit: NASA, ESA, J. Muzerolle (Space Telescope Science Institute) dan S. Megeath (Universitas Toledo) Gambar penuh warna ini menampilkan sebagian kecil dari struktur objek Messier 78, sebuah nebula refleksi yang terletak di rasi Orion. Nebula refleksi diciptakan oleh awan debu kosmik yang menghamburkan atau memantulkan cahaya bintang yang berada di dekatnya. Messier 78 terletak sekitar 1.600 tahun cahaya dari Bumi dengan magnitudo semu 8. Ditemukan pada tahun 1780 oleh Pierre Méchain, salah satu kolega Charles Messier, Messier 78 dan paling ideal diamati pada bulan Januari menggunakan teropong dan teleskop kecil. Dibutuhkan setidaknya teleskop berdiameter 8 inci untuk mengungkap nebula refleksi secara mendetail. Messier 78 memiliki fitur khas mirip komet, yaitu salah satu sisi nebula yang memanjang layaknya ekor komet. Fitur ini telah mengelabui banyak pemburu komet saat itu, yang mendorong mereka untuk meyakini telah membuat penemuan baru. Observasi dalam spektrum inf