Di antara bintang-bintang terjauh yang telah ditemukan, ada sekelompok bintang biru berusia muda di sebuah galaksi yang terletak 11 miliar tahun cahaya dari Bumi. Dibutuhkan ketajaman pengamatan luar biasa untuk menatap objek kosmik yang terletak begitu jauh, bahkan Teleskop Antariksa Hubble NASA harus mendapatkan bantuan dari lensa gravitasi alami dan kode komputer buatan manusia.
Galaksi
yang dimaksud adalah SGAS J111020.0+645950.8, satu di antara lebih dari 70 target penelitian Hubble yang
diidentifikasi oleh Sloan Giant Arcs
Survey. Galaksi ini tampak menyerupai busur biru raksasa dalam citra Hubble yang menerapkan teknik pelensaan gravitasi melalui gugus galaksi SDSS J1110+6459.
Pelensaan gravitasi adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika gaya gravitasi objek masif di latar depan, dalam kasus ini gugus galaksi, membengkokkan dan memperbesar
cahaya yang bersumber dari objek latar belakang, memungkinkan para astronom untuk melihat objek latar belakang puluhan kali lebih jelas. Cakram galaksi pembentuk bintang yang menjadi fokus gambar, diperbesar sekitar 30 kali lipat oleh efek pelensaan gravitasi. Sementara galaksi-galaksi berwarna merah
yang juga muncul di gambar berusia lebih tua, dan karena itu lebih cenderung
mengalami pergeseran merah.
Namun,
perbesaran juga menyebabkan distorsi pada gambar. Jadi, untuk menyelesaikan agar galaksi terlihat dalam wujud yang sebenarnya, dibutuhkan kode-kode komputer tertentu untuk memprosesnya. Setelah direkonstruksi, terungkap sekitar dua lusin kelompok bintang yang baru terbentuk, masing-masing berukuran antara 200-300 tahun cahaya.
"Ketika melihat gambar yang telah direkonstruksi, kami bergumam, wow,
sepertinya kembang api menyala di mana-mana," kata astronom Jane
Rigby dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt,
Maryland, dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, 6/6. Rigby adalah salah satu rekan penulis makalah studi yang telah dipublikasikan secara online di Astrophysical
Journal.
Mengingat
galaksi ini telah eksis hanya 2,7 miliar tahun setelah Big Bang, observasi justru menentang teori yang memprediksi wilayah pembentuk bintang di alam semesta awal jauh lebih besar, membentang lebih dari 3.000 tahun cahaya.
"Simpul pembentuk bintang selalu terlihat sejauh jarak yang dapat kita amati," kata penulis utama makalah studi Traci
Johnson, seorang mahasiswa doktoral dari Universitas Michigan. Wujud sejati galaksi tidak akan terlihat jika tidak diperbesar oleh pelensaan gravitasi, Johnson menambahkan. Adapun makalah studi diberi judul "Star
Formation at z = 2.481 in the Lensed Galaxy SDSS J1110 = 6459. I. Lens Modeling
and Source Reconstruction.”
Teleskop Antariksa James Webb penerus Hubble yang akan segera diluncurkan oleh NASA, "akan menemukan
bintang-bintang merah yang lebih tua dan terbentuk lebih awal dalam
sejarah galaksi. Webb juga mumpuni untuk menembus debu yang mengaburkan galaksi," pungkas Johnson.
Ditulis
oleh: Himanshu Goenka, www.ibtimes.com
Sumber:
NASA’s Hubble Spots New Stars In Distant Galaxy, Seeing Them As They Appeared 11 Billion Years Ago
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar