Langsung ke konten utama

Ilmuwan NASA Merasa Teori Konyol Hari Kiamat Planet X Kelewat Batas

teori-konyol-hari-kiamat-planet-x-nibiru-astronomi
Igor ZH/Shutterstock

David Morrison adalah seorang astronom NASA yang mempelajari planet-planet nyata dan menghasilkan penemuan-penemuan nyata tentang alam semesta nyata.

Sayangnya Morrison juga dibebani tugas untuk menyanggah teori-teori yang dimunculkan berulang-kali di internet, bahwa sebuah planet palsu akan menghancurkan Bumi, yang seharusnya terjadi pada tahun 2003, kemudian tahun 2012, lalu pada tanggal 23 September 2017, kemudian pada bulan Oktober 2017, dan sekarang dunia diramalkan berakhir lagi dalam waktu beberapa minggu

Morrison merasa semua teori kehancuran Bumi telah kelewat batas.

“Anda bertanya kepada saya untuk mendapatkan penjelasan logis tentang gagasan yang sama sekali tidak masuk akal,” kata Morrison saat acara podcast yang digelar oleh SETI Institute minggu ini, setelah tuan rumah meminta pendapatnya tentang teori jadwal ketiga hari kiamat dalam tiga bulan terakhir.

“Tidak ada planet seperti yang disebutkan dalam teori-teori tersebut, tidak pernah ada dan mungkin tidak akan pernah ada, tapi terus dimunculkan berulang-ulang.

Podcast adalah episode program yang tersedia di Internet, berupa rekaman asli audio atau video, tetapi bisa juga rekaman siaran televisi atau program radio, kuliah, pertunjukan, atau acara-acara lain.

Kita bisa mengerti rasa frustrasi Morrison. Berdasarkan kajian pseudosains (ilmu semu yang tidak mengikuti metode ilmiah) yang dirasa cukup untuk menangkap imajinasi populer di masyarakat, teori mengklaim tentang eksistensi sebuah planet (atau “bintang hitam”) yang disebut Nibiru (atau Planet X) yang mengorbit di wilayah terluar tata surya kita.

Berada cukup jauh di luar sana sehingga tidak ada yang bisa membuktikan kehadirannya, dan tentu saja berdasarkan klaim, juga kebetulan berada di jalur orbit yang akan mengantarkannya dengan segera ke arah Bumi, entah untuk menghancurkan kita atau cukup dekat untuk menyebabkan kiamat yang diakibatkan oleh gaya pasang surut gravitasi.

“Saya berasumsi Nibiru adalah semacam desas-desus internet yang akan segera berlalu,” tulis Morrison pada tahun 2008, setelah situs “Ask a Astrobiologist” miliknya dipenuhi dengan prediksi bahwa Nibiru akan melintas di jalur orbit yang sama dengan Bumi pada tahun 2012.

“Paling tidak dalam satu hari, saya sekarang menerima satu pertanyaan, mulai dari ungkapan perasaan yang penuh dengan kesedihan dan penderitaan (‘Saya tidak bisa tidur, saya benar-benar takut, saya tidak ingin mati’), hingga pertanyaan-pertanyaan kasar ('Mengapa Anda berbohong, Anda menempatkan keluarga saya dalam bahaya, jika NASA menyangkalnya, maka pastilah hal itu benar’)” tulisnya.

Morrison mengemukakan penjelasan secara rinci, yang akan terus dia ulang tahun-tahun mendatang: Tidak ada satupun bukti yang menunjukkan eksistensi Nibiru, jika memang ada, planet imajinasi tersebut akan mengacaukan orbit planet-planet terluar tata surya sejak lama, dan para penganut pseudosains sebelumnya telah berulang kali meramalkan kedatangannya, dan semuanya salah, tidak pernah terjadi apa-apa, karena memang planet Nibiru tidak ada.

Tentu saja, penjelasan rinci yang seharusnya dapat diterima dengan logika sederhana ini, tetap tidak berhasil. Ribuan email yang berisi kepanikan masyarakat mengalir ke situs NASA, saat ramalan tanggal malapetaka pada tahun 2012 semakin dekat, ungkap Morrison saat podcast.

Secara internal, NASA telah mendiskusikan apakah layak menanggapi ramalan pseudosains, karena justru akan melegitimasi omong kosong tersebut dan membuat masyarakat semakin panik karena NASA menanggapinya. Akhirnya direktur NASA memutuskan untuk menyanggah dan mengedukasi publik.

Demikianlah Morrison, yang telah mengerjakan misi Voyager, Galileo dan Kepler selama berpuluh-puluh tahun karirnya, dipaksa membuat video YouTube bagi anak-anak yang ketakutan.

“Saya mendapat catatan dari seorang gadis berusia 12 tahun. Dia mengatakan bahwa dia dan teman-teman sekelasnya merasa takut,” ungkap Morrison dalam sebuah video yang dibuat pada tahun 2011. “Hal paling sederhana untuk dikatakan adalah tidak ada bukti apapun untuk keberadaan Nibiru.”

Tentu saja, tidak ada satu pun bintang hitam yang mengganggu orbit Bumi pada tahun 2012.

Namun, ketakutan terhadap ramalan-ramalan hari kiamat terus mengganggu pekerjaan Morrison sampai saat ini.

Sebagaimana ditulis oleh Kristine Phillips untuk The Washington Post, seorang ahli teori konspirasi (sekali lagi) meramalkan hari kiamat, Nibiru tahun ini akan memicu terjadinya gempa bumi, letusan gunung berapi dan gelombang pasang yang akan terjadi pada tanggal 23 September 2017.

Bulan September berlalu, sang ahli teori konspirasi kemudian merevisi ramalan tanggal kedatangan Nibiru, 15 Oktober 2017, dan kita semua tahu, tidak terjadi apa-apa dan segala sesuatunya berjalan seperti biasa.

Tapi banyak tabloid dan video YouTube yang aneh, dengan mudah beralih ke ahli teori konspirasi lain dengan ramalan hari kiamat lain yang akan segera terjadi. Yang paling terbaru adalah seorang blogger yang meramalkan bahwa Nibiru, Matahari, dan Bumi akan sejajar sehingga menyebabkan serangkaian gempa dahsyat pada hari Minggu, tanggal 19 Nopember 2017.

Teori nibiru sekarang membanjiri internet, jika menghabiskan waktu cukup lama di YouTube atau PlanetXNews.com, kita dapat menemukan hari kiamat yang dijadwalkan terjadi setiap hari dalam satu minggu.

Dan itulah sebabnya Morrison harus hadir dalam podcast SETI minggu ini, yang sekali lagi mengalihkan perhatiannya dari sains untuk membicarakan sebuah dunia yang tidak pernah berhenti meramalkan hari kiamat, meskipun semuanya tidak pernah terjadi.

“Kemarin saya mendapat telepon,” kata Morrison. “Dunia seharusnya berakhir pada hari Sabtu. Pria itu bertanya, haruskah saya tetap bekerja pada hari Sabtu, atau tinggal di rumah bersama keluarga saya?”

Namun, Morrison tidak mengatakan bagaimana dia menjawab. Pada titik ini, apakah hal itu penting?

Artikel ini diterbitkan oleh The Washington Post.

Ditulis oleh: Avi Selk, The Washington Post, www.sciencealert.com


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang