Langsung ke konten utama

Kembalinya Komet 96P Ditemukan oleh Satelit ESA dan NASA

Misi SOHO, singkatan dari Solar and Heliospheric Observatory yang dijalankan oleh ESA dan NASA, telah mendapat kunjungan dari seorang teman lama minggu ini, ketika komet 96P memasuki bidang pandang SOHO pada tanggal 25 Oktober 2017. Komet masuk dari pojok kanan bawah dari bidang pandang SOHO dan melintas di sekitar tepi kanan sebelum meninggalkan lokasi pada tanggal 30 Oktober 2017. Karena SOHO juga telah melihatnya pada tahun 1996, 2002, 2007 dan 2012, 66P menjadi komet yang paling sering mengunjungi pesawat antariksa tersebut.

komet-96p-terlihat-dari-bidang-pandang-soho-astronomi
Komet 96 P terlihat masuk dari pojok kanan bawah bidang pandang SOHO ke sudut kanan bawah, dan melintas di sekitar tepi kanan sebelum meninggalkan bidang pandang pada tanggal 30 Oktober 2017. Sementara itu, Jupiter dapat dilihat melintas dari kiri ke kanan di belakang piringan olkutisme SOHO. Piringan menghalangi cahaya matahari agar SOHO dapat mengamati atmosfer matahari, planet dan komet.
Kredit: ESA/Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA/SOHO/NRL/Karl Battams/Joy Ng

Pada saat yang sama, komet 96P juga melewati bidang pandang misi STEREO, singkatan dari Solar and Terrestrial Relations Observatory, tanggal 26 hingga 28 Oktober dari sisi orbit Bumi yang berlawanan. Sangat jarang komet diamati secara simultan dari dua lokasi berbeda di luar angkasa dan inilah observasi paralel paling komprehensif untuk komet 96P. Para ilmuwan menggunakan pengamatan gabungan untuk mempelajari komposisi planet secara lebih mendetail dan interaksinya dengan angin surya, arus konstan partikel bermuatan dari Matahari.

komet-96p-terlihat-dari-bidang-pandang-stereo-astronomi
Komet 96P memasuki bidang pandang STEREO dari bawah dan melintas secara diagonal sebelum meninggalkan bidang pandang pada tanggal 28 Oktober. Sebagian besar kilau korona matahari telah diblokir agar komet dapat diamati, sehingga hanya menyisakan arus angin surya yang dinamis.
Kredit: Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA/STEREO/Bill Thompson/Joy Ng

Kedua misi mengumpulkan pengukuran polarisasi komet yang dilakukan dengan cara mengukur cahaya matahari, yang semua panjang gelombang cahayanya terorientasi dengan cara yang sama setelah melewati media, dalam kasus ini, partikel di ekor komet. Dengan menggabungkan data polarisasi, para ilmuwan dapat mengekstrak rincian partikel yang dilewati cahaya.

“Polarisasi adalah tampilan geometri terkuat. Mendapatkan beberapa pengukuran secara sekaligus berpotensi memberikan banyak informasi tentang komposisi dan distribusi ukuran partikel ekor komet,” kata William Thompson, pengamat utama misi STEREO di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.

96P juga kerap disebut komet Machholz, diambil dari nama astronom amatir Dan Machholz yang pertama kali menemukannya pada 1986. Komet menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Matahari setiap 5,24 tahun. Titik terdekat dari Matahari mencapai 11 juta mil, jarak yang relatif sangat dekat untuk sebuah komet.

Ketika 96P muncul di dalam bidang pandang SOHO pada tahun 2012, para astronom amatir yang mempelajari data SOHO menemukan dua fragmen kecil yang terpisah tidak terlalu jauh dari badan utama komet, sekaligus menunjukkan bahwa komet juga aktif berevolusi. Kali ini mereka mendeteksi fragmen ketiga, yang merupakan jejak lintasan komet.

fragmen-fragmen-kecil-komet-96p-astronomi
Observasi fragmen ketiga yang menunjukkan komet 96P masih terus berevolusi.
Kredit: ESA/ Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA/SOHO/Steele Hill

Para ilmuwan menyadari 96P sangat menarik karena komposisinya yang tidak biasa dan menjadi induk bagi beragam keluarga besar komet, mengacu pada sekelompok komet yang berbagi satu lintasan orbit dan berasal dari komet induk yang jauh lebih besar selama ribuan tahun, pecah menjadi banyak  fragmen yang lebih kecil. 96P adalah induk dari dua kelompok komet yang terpisah. Keduanya ditemukan oleh para citizen scientist yang mempelajari data SOHO dan sejumlah jalur meteor yang melewati Bumi. Dengan mempelajari evolusi komet yang sedang berlangsung, para ilmuwan dapat mengumpulkan lebih banyak informasi tentang sifat dan asal usul keluarga komet yang cukup kompleks ini.

Ditulis oleh: Lina Tran, Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, Greenbelt, Maryland, www.nasa.gov, editor: Rob Garner


#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang