Langsung ke konten utama

Jupiter: Raja Planet

jupiter-mosaik-true-color-cassini-astronomi
Mosaik true color (representasi tiga komponen utama merah, hijau dan biru) Jupiter yang diambil oleh pesawat antariksa Cassini pada tahun 2000.

Jupiter adalah planet kelima dari Matahari dan merupakan planet terbesar di tata surya. Garis-garis dan putaran badai yang terlihat di Jupiter adalah kombinasi dari awan amonia berangin dan air dingin. Komposisi atmosfer didominasi oleh hidrogen dan helium, sementara Bintik Merah Raksasa ikonik Jupiter adalah badai raksasa yang ukurannya lebih besar daripada Bumi dan telah berkecamuk selama ratusan tahun.

Jupiter dikelilingi oleh 53 bulan yang telah dikonfirmasi, sedangkan 16 kandidat bulan lainnya masih menunggu konfirmasi lebih lanjut. Jadi kemungkinan jumlah satelit alami Jupiter adalah 69 bulan. Para ilmuwan sangat tertarik dengan “satelit Galilean” atau empat bulan terbesar yang ditemukan oleh Galileo Galilei pada tahun 1610, Europa, Callisto, Ganymede dan Io. Jupiter juga memiliki tiga buah cincin, tapi sulit dilihat dan hampir sama rumitnya dengan cincin di Saturnus.

Jupiter adalah nama raja dari para dewa Romawi kuno.

perbandingan-jupiter-bumi-astronomi
Perbandingan Jupiter dengan Bumi.

Ukuran dan Jarak

Dengan radius 69.911 kilometer, Jupiter 11 kali lebih lebar daripada Bumi. Jika Bumi seukuran nikel, maka Jupiter kira-kira sebesar bola basket.

Mengorbit dari jarak rata-rata sejauh 778 juta kilometer, jarak Jupiter-Matahari adalah 5,2 AU. 1 AU adalah jarak Bumi-Matahari. Dari jarak ini, dibutuhkan waktu 44 menit bagi sinar Matahari untuk mencapai Jupiter.

Orbit dan Rotasi

Jupiter memiliki hari terpendek di tata surya. Satu hari di Jupiter hanya sekitar 10 jam (waktu yang dibutuhkan Jupiter untuk satu kali rotasi). Jupiter menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Matahari (satu tahun dalam waktu Jovian) dalam waktu sekitar 12 tahun Bumi (4.333 hari Bumi).

Kemiringan khatulistiwa dari jalur orbit hanya 3 derajat. Berarti rotasi Jupiter hampir tegak lurus (seperti Venus) dan tidak memiliki musim seperti sebagian besar planet tata surya lainnya.

Pembentukan

Jupiter terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, ketika gaya gravitasi mengakumulasi gas dan debu untuk menjadi raksasa gas. Jupiter mengambil sebagian besar massa yang tersisa setelah Matahari terbentuk, lebih dari dua kali material gabungan seluruh anggota tata surya. Sebenarnya, bahan penyusun Jupiter serupa dengan bintang, tapi Jupiter tidak cukup masif untuk memulai fusi hidrogen.

Sekitar 4 miliar tahun yang lalu, Jupiter menempati posisinya saat ini di wilayah terluar tata surya sebagai planet kelima dari Matahari.

Struktur

Komposisi Jupiter mirip dengan Matahari, didominasi oleh hidrogen dan helium. Jauh di dalam atmosfer, tekanan dan suhu meningkat drastis dan mengkompres gas hidrogen menjadi cairan. Proses ini menghasilkan samudera terbesar di tata surya, namun samudera yang terbuat dari hidrogen, bukannya air. Para ilmuwan memperkirakan di dekat pusat planet, tekanan yang sangat besar menyebabkan elektron terjepit atom hidrogen dan menghasilkan cairan elektrik yang bertindak seperti logam. Rotasi cepat Jupiter menggerakkan arus listrik di wilayah tersebut untuk menghasilkan medan magnet yang sangat kuat. Masih belum jelas apakah inti Jupiter terbuat dari material padat atau cairan padat super panas. Suhu di dalam inti planet bisa mencapai 50.000 derajat Celcius, yang sebagian besar terdiri dari mineral besi dan silikat (mirip kuarsa).

Permukaan

Sebagai raksasa gas, Jupiter tidak memiliki permukaan. Jupiter didominasi oleh gas dan cairan yang terus berputar. Selain tidak ada tempat untuk mendarat, pesawat antariksa juga tidak bisa terbang di dalam atmosfer Jupiter tanpa kerusakan. Tekanan dan suhu ekstrem akan menghancurkan, melelehkan dan menguapkan pesawat antariksa yang mencoba terbang menembus atmosfer Jupiter.

bintik-merah-raksasa-jupiter-astronomi
Bintik Merah Raksasa Jupiter terjebak di antara dua aliran jet yang kuat.

Atmosfer

Penampilan Jupiter menyerupai permadani yang dihiasi oleh banyak pita dan bintik berwarna. Raksasa gas ini kemungkinan memiliki tiga lapisan awan setebal 71 kilometer. Lapisan teratas awan kemungkinan terbuat dari es amonia, lapisan tengah kristal amonium hidrosulfida, lapisan terbawah air es dan uap.

Warna yang terlihat hidup di pita-pita tebal mungkin merupakan kepulan gas belerang dan fosfor yang naik dari wilayah dalam yang lebih hangat. Rotasi cepat Jupiter menciptakan aliran jet yang kuat, memisahkan awan ke dalam sabuk gelap dan zona terang di sepanjang lapisan awan.

Tanpa permukaan padat untuk memperlambat, bintik-bintik Jupiter dapat bertahan selama bertahun-tahun. Badai Jupiter disapu oleh lebih dari selusin angin kencang, beberapa di antaranya bahkan dapat mencapai kecepatan 539 kilometer per jam di khatulistiwa. Bintik Merah Raksasa, awan oval seukuran dua kali Bumi yang tak pernah berhenti berputar, telah diamati selama lebih dari 300 tahun. Baru-baru ini tiga awan oval yang lebih kecil bergabung untuk membentuk Bintik Merah Kecil yang berukuran sekitar separuh Bintik Merah Raksasa. Para ilmuwan belum bisa menentukan apakah awan-awan oval dan pita-pita yang mengelilingi planet dangkal atau berakar hingga ke interior planet.

Potensi untuk Kehidupan

Lingkungan Jupiter sangat tidak bersahabat bagi kehidupan. Suhu, tekanan dan material yang menjadi ciri khas planet ini, terlalu ekstrem dan tidak stabil bagi organisme untuk beradaptasi.

Meskipun Jupiter adalah tempat yang tak layak huni, beberapa bulannya mungkin berpotensi menampung kehidupan. Europa adalah salah satu tempat yang dianggap paling berpotensi untuk menemukan kehidupan di luar Bumi. Telah diperoleh bukti lautan luas di bawah kerak es Europa, yang kemungkinan dapat menopang kehidupan mikroba.

Bulan

Dengan empat bulan yang berukuran besar dan bulan-bulan lain yang lebih kecil, Jupiter membentuk semacam sistem miniatur tata surya. Jupiter memiliki 53 bulan yang telah dikonfirmasi dan 16 kandidat bulan yang menunggu untuk dikonfirmasi. 16 bulan yang baru ditemukan ini dilaporkan oleh para astronom dan diakui sebagai “penunjukan sementara” oleh Himpunan Astronomi Internasional (IAU). Begitu orbit mereka dikonfirmasi, mereka akan menyandang status resmi sebagai bulan Jupiter.

Io, Europa, Ganymede dan Callisto adalah empat bulan terbesar Jupiter yang pertama kali diamati oleh astronom Galileo Galilei pada tahun 1610 menggunakan teleskop versi awal. Keempat bulan ini disebut satelit Galilean dan menjadi target penelitian menarik di tata surya. Io adalah bulan yang paling aktif secara vulkanik di tata surya. Ganymede adalah bulan terbesar di tata surya (bahkan sedikit lebih besar daripada planet Merkurius). Beberapa kawah kecil di Callisto menunjukkan sedikit aktivitas di permukaannya saat ini. Dan samudera air cair dengan bahan penyusun kehidupan mungkin eksis di bawah kerak beku Europa, menjadikannya tempat yang sangat menggoda untuk dijelajahi.

Cincin

Ditemukan pada tahun 1979 oleh pesawat antariksa Voyager 1 NASA, cincin-cincin Jupiter terdiri dari partikel-partikel kecil yang gelap dan sulit diamati kecuali saat diterangi cahaya Matahari. Data dari pesawat antariksa Galileo menunjukkan kemungkinan sistem cincin Jupiter yang terbentuk oleh debu yang terlontar saat meteoroid pecah menjadi bulan-bulan kecil terdalam planet raksasa tersebut.

Magnetosfer

Magnetosfer Jovian adalah wilayah ruang angkasa yang dipengaruhi oleh medan magnet kuat Jupiter. Membentang sekitar 1-3 juta kilometer ke arah Matahari (setara dengan 7-21 kali diameter Jupiter) dan meruncing menyerupai ekor berudu lebih dari 1 miliar kilometer di belakang Jupiter, sejauh orbit Saturnus. Medan magnet raksasa Jupiter 16-54 kali lipat lebih kuat daripada Bumi, berotasi bersama planet dan menyapu partikel yang bermuatan listrik. Di dekat Jupiter, medan magnet menjebak sejumlah besar partikel bermuatan dan mengakselerasi mereka menjadi energi yang sangat kuat, menciptakan radiasi intens yang membombardir bulan-bulan terdalam dan dapat merusak pesawat antariksa.

Medan magnet Jupiter juga menghasilkan beberapa aurora terhebat di tata surya di wilayah kutub.

Eksplorasi

Jupiter telah dikenal sejak peradaban kuno, namun pengamatan rinci pertama terhadap planet ini dilakukan oleh Galileo Galilei pada tahun 1610 dengan sebuah teleskop kecil. Jupiter juga telah dikunjungi oleh pesawat antariksa dan pengorbit.

Pioner 10 dan 11, Voyager 1 dan 2 adalah pesawat antariksa pertama yang terbang ke Jupiter pada tahun 1970an. Disusul oleh pesawat antariksa Galileo yang mengorbit raksasa gas dan menjatuhkan wahana peneliti ke atmosfernya. Cassini mengambil foto detail Jupiter saat terbang ke Saturnus, begitu pula dengan New Horizons saat menjalankan misi ke Pluto dan Sabuk Kuiper. Misi berikutnya adalah Juno, yang tiba di sistem Jovian pada bulan Juli 2016.

Tahun-Tahun Penting

1610: Galileo Galilei melakukan pengamatan rinci pertama terhadap Jupiter.

1973: Pioneer 10 adalah pesawat antariksa pertama yang melintasi Sabuk Asteroid dan terbang melewati Jupiter.

1979: Voyager 1 dan 2 menemukan cincin samar Jupiter, beberapa bulan baru dan aktivitas vulkanik di permukaan Io.

1992: Ulysses memanfaatkan gaya dorong ekstra dari gravitasi Jupiter pada tanggal 8 Februari 1992, yang membawanya ke selatan menjauhi bidang ekliptika dan menempatkannya ke orbit terakhir untuk melintasi kutub selatan dan utara Matahari.

1994: Para astronom mengamati potongan komet Shoemaker-Levy 9 yang bertabrakan dengan belahan selatan Jupiter.

1995-2003: Pesawat antariksa Galileo menurunkan wahana peneliti ke atmosfer Jupiter dan melakukan pengamatan detail terhadap cincin, bulan dan planet Jupiter itu sendiri.

2000: Cassini mendekati Jupiter dari jarak sekitar 10 juta kilometer, mengambil foto mosaik true color planet terbesar tata surya.

2007: Gambar yang diambil oleh pesawat antariksa New Horizons NASA saat menempuh perjalanan ke Pluto, mengungkap perspektif baru tentang badai atmosfer dan cincin Jupiter, Io yang vulkanik, dan Europa yang dingin.

2009: Pada tanggal 20 Juli, hampir tepat 15 tahun setelah fragmen komet Shoemaker-Levy menghantam Jupiter, sebuah komet atau asteroid kembali menabrak belahan selatan planet raksasa ini.

2011: Juno diluncurkan untuk memeriksa kandungan kimia, atmosfer, struktur bagian dalam dan magnetosfer Jupiter.

2016: Pesawat antariksa Juno NASA tiba di Jupiter, melakukan investigasi tentang atmosfer, struktur terdalam dan magnetosfer untuk mendapatkan petunjuk tentang asal usul dan evolusi Jupiter.

Budaya Populer

Sebagai planet terbesar di tata surya, Jupiter juga memiliki kehadiran yang sangat besar dalam budaya populer, termasuk di banyak film, acara TV, video game dan komik. Jupiter adalah tujuan terpenting dalam pertunjukan fiksi ilmiah serial Wachowski sibling, yang berjudul Jupiter Ascending, sementara berbagai bulan Jovian menyediakan setting untuk Cloud Atlas, Futurama, Power Rangers, Halo, dan lain-lain. Dalam sebuah adegan di film Men in Black, Agen J yang diperankan oleh Will Smith mengira salah satu gurunya di sekolah berasal dari Venus. Agen K, yang diperankan oleh Tommy Lee Jones, menjawab bahwa dia sebenarnya berasal dari salah satu bulan Jupiter.

Fakta Singkat
  • Hari: 9,92496 jam
  • Tahun: 4.333 hari Bumi
  • Radius: 69.911 kilometer
  • Tipe Planet: Raksasa gas
  • Bulan: 53 dikonfirmasi, 16 menunggu konfirmasi.
Ditulis oleh: Staf solarsystem.nasa.gov


Artikel terkait: Saturnus: Permata Tata Surya

#terimakasihgoogle

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diameter Bumi

Kredit: NASA, Apollo 17, NSSDC   Para kru misi Apollo 17 mengambil citra Bumi pada bulan Desember 1972 saat menempuh perjalanan dari Bumi dan Bulan. Gurun pasir oranye-merah di Afrika dan Arab Saudi terlihat sangat kontras dengan samudera biru tua dan warna putih dari formasi awan dan salju antartika.   Diameter khatulistiwa Bumi adalah  12.756 kilometer . Lantas bagaimana cara para ilmuwan menghitungnya? Kredit: Clementine,  Naval Research Laboratory .   Pada tahun 200 SM, akurasi perhitungan ukuran Bumi hanya berselisih 1% dengan perhitungan modern. Matematikawan, ahli geografi dan astronom Eratosthenes menerapkan gagasan Aristoteles, jika Bumi berbentuk bulat, posisi bintang-bintang di langit malam hari akan terlihat berbeda bagi para pengamat di lintang yang berbeda.   Eratosthenes mengetahui pada hari pertama musim panas, Matahari melintas tepat di atas Syene, Mesir. Saat siang hari pada hari yang sama, Eratosthenes mengukur perpindahan sudut Matahari dari atas kota Al

Apa Itu Kosmologi? Definisi dan Sejarah

Potret dari sebuah simulasi komputer tentang pembentukan struktur berskala masif di alam semesta, memperlihatkan wilayah seluas 100 juta tahun cahaya beserta gerakan koheren yang dihasilkan dari galaksi yang mengarah ke konsentrasi massa tertinggi di bagian pusat. Kredit: ESO Kosmologi adalah salah satu cabang astronomi yang mempelajari asal mula dan evolusi alam semesta, dari sejak Big Bang hingga saat ini dan masa depan. Menurut NASA, definisi kosmologi adalah “studi ilmiah tentang sifat alam semesta secara keseluruhan dalam skala besar.” Para kosmolog menyatukan konsep-konsep eksotis seperti teori string, materi gelap, energi gelap dan apakah alam semesta itu tunggal ( universe ) atau multisemesta ( multiverse ). Sementara aspek astronomi lainnya berurusan secara individu dengan objek dan fenomena kosmik, kosmologi menjangkau seluruh alam semesta dari lahir sampai mati, dengan banyak misteri di setiap tahapannya. Sejarah Kosmologi dan Astronomi Pemahaman manusia

Berapa Lama Satu Tahun di Planet-Planet Lain?

Jawaban Singkat Berikut daftar berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh setiap planet di tata surya kita untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari (dalam satuan hari di Bumi): Merkurius: 88 hari Venus: 225 hari Bumi: 365 hari Mars: 687 hari Jupiter: 4.333 hari Saturnus: 10.759 hari Uranus: 30.687 hari Neptunus: 60.190 hari   Satu tahun di Bumi berlalu sekitar 365 hari 6 jam, durasi waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk menyelesaikan satu kali orbit mengitari Matahari. Pelajari lebih lanjut tentang hal itu di artikel: Apa Itu Tahun Kabisat? Satu tahun diukur dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet untuk mengorbit bintang induk. Kredit: NASA/Terry Virts Semua planet di tata surya kita juga mengorbit Matahari. Durasi waktu satu tahun sangat tergantung dengan tempat mereka mengorbit. Planet yang mengorbit Matahari dari jarak yang lebih dekat daripada Bumi, lama satu tahunnya lebih pendek daripada Bumi. Sebaliknya planet yang