![]() |
Atmosfer berangin Neptunus yang diabadikan pada bulan Agustus 1989. |
Raksasa
es Neptunus adalah planet pertama yang ditemukan melalui prediksi matematis, bukannya pengamatan langit seperti yang biasa dilakukan
saat menemukan planet-planet lain di tata surya kita. (Galileo telah
mencatatnya sebagai bintang yang tidak bergerak selama serangkaian pengamatan yang dilakukan menggunakan teleskop kecil pada tahun 1612 dan 1613). Pergerakan Uranus yang agak aneh mendorong matematikawan Prancis Urbain Joseph Le Verrier untuk mengusulkan posisi dan massa dari
sebuah planet lain yang belum diketahui dan menjadi penyebab perubahan
yang diamati pada orbit Uranus. Karena tidak dihiraukan oleh komunitas astronom Prancis, Le Verrier lalu mengirim prediksinya kepada Johann Gottfried Galle di
Observatorium Berlin, yang selanjutnya berhasil menemukan Neptunus pada tahun 1846,
bahkan saat malam pertama upaya pencariannya. Tujuh belas hari kemudian, Triton, bulan
terbesar Neptunus ditemukan.
Mengorbit Matahari dari jarak hampir 4,5 miliar kilometer, Neptunus menyelesaikan satu kali orbit setiap 165 tahun. Neptunus tidak bisa diamati hanya dengan mata telanjang karena sangat jauh dari Bumi. Yang menarik, orbit eksentrik planet
katai Pluto justru membawanya ke dalam orbit Neptunus selama 20 tahun setiap 248 tahun Bumi. Pluto tidak akan pernah menabrak
Neptunus, karena untuk setiap tiga kali orbit Neptunus mengitari Matahari,
Pluto hanya mengorbit Matahari sebanyak dua kali. Pola yang berulang ini
mencegah mereka untuk saling mendekat.
Kemiringan poros utama medan magnet Neptunus sekitar 47 derajat dibandingkan
dengan poros rotasi planet. Seperti Uranus yang kemiringan sumbu
magnetnya sekitar 60 derajat dari poros rotasi, magnetosfer Neptunus mengalami
variasi liar saat berotasi. Medan magnet Neptunus sekitar 27 kali lebih kuat daripada Bumi.
![]() |
Vertikal relief di lapisan awan terang Neptunus. |
Atmosfer
Neptunus melebar hingga ke interior planet, yang secara bertahap
menyatu menjadi air dan lelehan es di atas inti padat kira-kira seukuran Bumi. Warna biru Neptunus dihasilkan oleh molekul metana di atmosfer. Warna biru-hijau Uranus juga dihasilkan oleh molekul metana di atmosfer, namun warna biru yang lebih jelas dan terang
mendominasi pemandangan Neptunus, jadi diperkirakan ada komponen
yang belum diketahui penyebab warna biru yang lebih intens ini.
Meskipun jaraknya sangat jauh dan hanya sedikit mendapatkan pasokan energi dari Matahari, hembusan angin di Neptunus
bisa tiga kali lebih kuat daripada Jupiter dan sembilan kali lebih kuat daripada
Bumi. Pada tahun 1989, pesawat antariksa Voyager 2 NASA melacak badai besar gelap berbentuk oval di belahan selatan Neptunus. “Bintik Gelap Raksasa” ini cukup besar, bahkan dapat
memuat planet Bumi, berputar berlawanan arah jarum jam dan bergerak ke barat dengan kecepatan hampir 1.200 kilometer per jam. Galeri gambar berikutnya yang dikumpulkan oleh Teleskop Antariksa Hubble NASA tidak menunjukkan
tanda Bintik Gelap Raksasa, namun justru mengungkapnya saat memudar menjadi Bintik Gelap Raksasa lain dalam kurun waktu satu dekade
terakhir. Voyager 2 juga mencitrakan awan yang menghasilkan bayangan di formasi awan yang lebih rendah, sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur perbedaan ketinggian antara formasi awan bagian atas dan bawah secara visual.
![]() |
Voyager 2 mengambil gambar sistem cincin Neptunus. |
Neptunus
diketahui memiliki enam cincin. Pengamatan Voyager 2 menegaskan bahwa sistem cincin tidak seragam namun memiliki empat wilayah tebal (rumpun
debu) yang disebut busur. Sistem cincin diperkirakan relatif muda dan
berumur pendek.
Neptunus diketahui memiliki 13 bulan, enam di antaranya ditemukan oleh Voyager 2. Bulan
ke-14 Neptunus yang kecil dan sangat redup ditemukan pada tahun 2013 dan masih menunggu
pengakuan resmi. Triton, bulan terbesar Neptunus, mengorbit planet raksasa es ini dengan
arah yang berlawanan dibandingkan bulan-bulan lainnya, mengindikasikan bahwa ia mungkin ditangkap oleh gravitasi Neptunus di masa
lalu. Triton sangat dingin, suhu di permukaannya sekitar minus 235 derajat Celsius.
Meskipun permukaannya beku dan tebal, Voyager 2 menemukan geyser yang
mengepulkan material es setinggi lebih dari 8 kilometer.
Atmosfer tipis Triton, yang juga ditemukan oleh Voyager, telah terdeteksi dari
Bumi beberapa kali sejak itu, dengan suhu yang semakin lama menjadi semakin panas,
meskipun para ilmuwan belum mengetahui penyebabnya.
![]() |
Pemandangan sabit Neptunus dari Triton. |
Penyematan Nama
Neptunus
diprediksi oleh John Couch Adams dan Urbain Le Verrier, yang secara independen
menghitung pergerakan aneh Uranus. Menggunakan parameter
prediksi Le Verrier (Adams tidak pernah mempublikasikan prediksinya),
Johann Galle menemukan planet ini pada tahun 1846. Galle ingin menyematkan nama Le Verrier untuk planet ini, namun tidak diterima oleh komunitas
astronomi internasional. Sebagai gantinya, planet ini diberi nama dari Dewa Laut mitologi Romawi kuno.
Tahun-Tahun Penting
1846: Melalui perhitungan matematis, para astronom berhasil menemukan Neptunus sebagai planet kedelapan tata surya. Bulan terbesar
Neptunus, Triton, ditemukan pada tahun yang sama.
1984:
Para astronom menemukan bukti sistem cincin di sekitar Neptunus.
1989:
Voyager 2 adalah pesawat antariksa pertama dan satu-satunya yang pernah mengunjungi Neptunus, yang melewatinya sekitar 4.800 km di atas kutub utara planet.
1998:
Para ilmuwan menggunakan teleskop berbasis darat dan antariksa untuk
mengambil gambar cincin dan busur cincin Neptunus untuk pertama kalinya.
2003: Menggunakan teknik observasi yang lebih baik, para astronom menemukan
lima bulan baru yang mengorbit Neptunus.
2005:
Para ilmuwan menggunakan gambar cincin terluar Neptunus yang diambil oleh Observatorium Keck dan menemukan bahwa beberapa busur cincin telah berkurang.
2011:
Neptunus menyelesaikan satu kali orbit penuh mengelilingi Matahari selama 165
tahun pertama sejak ditemukan pada tahun 1846.
2013:
Seorang ilmuwan yang menganalisis busur cincin Neptunus dari arsip gambar Hubble, menemukan bulan ke-14 Neptunus yang sebelumnya tidak
diketahui, dan untuk sementara diberi kode S/2004 N 1.
Ditulis
oleh: Staf solarsystem.nasa.gov
Sumber:
Neptune: In Depth
#terimakasihgoogle
Komentar
Posting Komentar